Chan duduk di tepi sungai sembari menatap arus deras airnya. Tangannya kini memegang dadanya yang terasa sesak dan sakit akibat apa yang Minho katakan padanya.
"Apa ini rasanya sakit hati?" Tanya Chan menunduk. Air matanya kini jatuh ke celana panjang yang dia pakai.
"Aku juga merasakannya, jangan lemah"
Suara ketus itu ada di kepala Chan, dia tahu siapa yang mengatakannya. Ketus dan galak, itulah Chris sangat berbeda dari sifat sang pemilik.
"Kau juga bisa jatuh cinta?" Tanya Chan berusaha membagi rasa sakitnya pada wolf yang baru dia kenal satu bulan yang lalu.
"Tentu saja, dia mate kita"
Chan menelan ludah mendengar apa yang wolf nya katakan. Mate? Bukankah itu pasangan yang ditakdirkan oleh Moon Goddess untuk para klan serigala. Di mana pasangan itu terdiri dari pria dan wanita serta seorang Alpha dan omega.
"Minho itu lelaki dan dia Alpha. Kau jangan membuat ku semakin kesal Chris" kata Chan lewat mind link.
"Kau memang bisa dibohongi oleh tampilan fisiknya. Tapi yang didalam tubuhnya tidak bisa dibohongi"
Chan semakin bingung, kenapa seperti semuanya rumit. Dia hanya menyukai Minho, lalu kenapa mereka adalah mate? Kenapa Chris tahu?
"Kenapa kau tahu?" Tanyanya.
"Aku tidak pasti, tapi wolf dalam dirinya begitu anggun dan cantik. Saat aku merasakan ada gejolak aneh dalam dirinya. Ini seperti magnet yang sulit di jelaskan. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan pada Minho. Tapi aku yakin dia mate kita"
Chan kembali terdiam, walaupun mereka adalah mate. Tapi Minho tak akan pernah menerimanya, apalagi setelah Minho tahu perasaan Chan padanya.
"Mungkin kau salah" jawab Chan dengan putus asa.
Setelah kejadian itu, Chan memutuskan untuk keluar dari akademi. Tak sanggup bertemu dengan Minho lagi, setelah semua penghinaan yang diberikan. Tapi suatu saat nanti dia akan membalas penghinaan yang mereka berikan.
Karena keluar, Chan diberikan seorang guru untuk membimbingnya dibantu oleh sang ayah. Ini bukan bimbingan tapi seperti sebuah penyiksaan menurutnya. Penyiksaan fisik dan mental untuk membuat Chan kuat.
Bertahun-tahun mendapatkannya membuat Chan berhasil berubah. Kini dia bukanlah seseorang yang lemah, dia adalah seorang calon Alpha yang hebat.
"Kak Chan!" Panggilan itu terdengar pada adiknya. Anak manis yang satu-satunya menjadi saudara Chan. Pria muda itu selalu menjadi penyemangat Chan saat ini.
"Selamat ya, aku akan berikan kakak hadiah" katanya sembari memberikan sebuah gelang yang berwarna emas untuk sang kakak.
"Ini gelang perempuan kan?" Tanyanya. Felix nama pria itu mengangguk pelan. Tiba-tiba tatapannya menjadi murung dan sedih.
"Sebenarnya ini dari ibu, saat kakak belajar kakak terlihat sibuk dan ibu tidak berani menganggu. Saat ibu sakit, dia menitipkan ini untuk kakak. Ini gelang miliknya dan pesan ibu tolong berikan pada pendamping kakak nanti yang akan menjadi Luna selanjutnya" kata Felix dengan berkaca-kaca. Chan menggengamnya lalu mengangguk.
Tak ada air mata yang jatuh dari matanya, setelah semua yang terjadi dalam hidupnya Chan bersumpah tidak akan pernah menangis apapun yang terjadi.
"Baik aku akan simpan dulu" ucapnya sembari mengusap rambut Felix dengan sayang. Hari ini adalah hari pelantikannya menjadi seorang Alpha sepenuhnya.
Awalnya semua orang merndahkannya, karena mereka tahu Bang Chan bukanlah yang awalnya menjadi calon. Dia hanya menggantikan kakaknya yang tidak beruntung. Tapi dia akan menunjukan, bahwa dia bukanlah seorang pengganti rapi seorang Alpha yang memang ditakdirkan oleh Moon Goddess.
_______
"Reaksinya bagaimana?" Tanya pria berkacamata itu saat Chan mengunjungi ruangannya. Selain sebagai salah satu dokter pack dan juga adalah sahabat Chan. Sahabat kecil Chan.
Berbeda dengan Felix yang merupakan kepala dokter, dia adalah seorang dokter yang memiliki keahlian di bidang genetik.
"Aku mulai melihat dia kehilangan ototnya" kata sang Alpha sembari menatap ke arah jendela. Pria itu mengangguk pelan dan kembali memberikan Chan stok suntikan hormon.
"Sepertinya mulai bekerja, tapi untuk memastikan bahwa dia adalah omega lakukan yang seharusnya kau lakukan" katanya. Chan agak bingung mendengarnya, tapi memang pria ini otaknya lebih pintar dari Chan.
"Apa maksud mu Hyunjin?" Tanyanya. Hyunjin menghela napas pelan.
"Buat dia hamil! Itu adalah pilihan terakhir untuk memastikannya. Alat-alat kita belum secanggih itu. Memang suntikan hormon bisa membantu, tapi untuk hamil hanya bisa dilakukan oleh seorang omega" katanya. Chan mengangguk, memang dia berencana menyiksa Minho tapi untuk menghamilinya Chan masih berpikir.
"Aku hanya ingin bermain-main, tapi aku ingin melihat dia lemah dan tunduk pada ku" katanya menaruh suntikan itu ke sakunya kemudian pergi dari sana.
"Mate apa yang seperti itu? Dasar Bang Chan yang obsesi" gumma Hyunjin sembari melakukan pekerjaannya.
Minho menatap makanan di depannya, dia langsung menelan ludah saat melihatnya. Tapi sekarang ada Chan yang duduk tepat di belakang makanan itu.
"Apa yang kau tunggu hmmm?" Tanya pria itu sembari menatap dirinya. Minho membuang muka dan melihat ke arah lain, persetan jika dia lapar.
Chan perlahan mendekat ke arah Minho, pria itu meraba paha Minho yang polos. Tak ada otot lagi, dalam beberapa waktu tubuh kekarnya kini seperti menyusut.
"Jangan malu" katanya mengusap wajah Minho. Pria itu diam tanpa ekspresi, Chan kini mencengkram dagu Minho mengarahkan wajah Minho padanya.
"Ego mu masih besar ya" katanya terkekeh pelan. Dengan sangat cepat, Chan mendekatkan bibirnya mencium bibir tipis milik Minho. Ciuman yang begiu dalam dan cepat.
Minho berusaha mendorong tubuh Chan dengan tangannya, tapi tenaganya tak seperti dulu. Tubuh Chan kini semakin mendekat mengungkung tubuh Minho ke tembok.
Tangannya kini sibuk mengusap tubuh Minho dengan seksual, memencet kedua puting Minho hingga dirinya merasa bergejolak.
"Aku tahu agar kau mau menurut" kata Chan kini menarik kedua kaki Minho membukanya lebar-lebar. Tubuhnya dimasukan ke sana dan kedua tangannya memegang Minho yang mulai berontak.
"Lepaskan aku" teriak Minho saat Chan mengeluarkan miliknya di depan perut Minho. Bahkan yang kemarin saja belum sembuh.
"Mana bisa, kau selalu membuat ku tergoda" katanya. Minho mulai berkaca-kaca, matanya refleks terpejam saat merasakan ujung penis Chan ada di depan lubangnya. Chan agak terkekeh tapi Minho yang melemah seperti ini benar-benar lucu.
"Kau bahkan menunggu aku memasukannya, bodoh" kata Chan mengusap wajah Minho. Minho membuka matanya dan merona. Dia terus mengalihkan pandangannya.
"Arghhhh" Minho mendesah saat milik Chan masuk ke dalamnya tanpa dia sadari. Pria itu melakukannya dengan santai sembari menatap wajah Minho yang mendesah dan merona.
"Nghhh nghhhh nghhhh jangan tatap aku" kata Minho malu. Chan kembali membekap wajah Minho dan mencium bibir tipis sang empu.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NIGHT SIGH [Banginho] ✔️
FanfictionSEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR !!! Minho tidak mengira jika Pack yang dirinya pimpin kini sudah jatuh ke tangan seorang Alpha besar yang pernah menjadi teman saat pendidikan di akademi. Semuanya sangat mendadak, dengan ambisi yang membara Ban...