39. Iblis

1.1K 289 19
                                    

Haechan menatap Jaemin lekat, "Kau paham sekarang? Siapa yang mengulang ini semua lagi? Siapa--yang terima atas kematian mu?"

"Itu Jasmine, adik mu, kembaran mu. Mungkin saja dia meminta bantuan iblis--"

"Tidak, a-adik ku tak seperti itu," sela Jaemin amat pelan dengan nafas terengah.

Seringai lebar Haechan terbit, "Benarkah? Kau yakin? Siapa yang tau apa yang di lakukan Jasmine untuk mengulang waktu dan menolong mu?"

"Dan setelah semua usaha gila Jasmine, kau ingin mati begitu saja?"

Cklekk

"Pangeran, putri Jasmine datang ke istana anda, dia memaksa masuk ke kamar saat kami katakan bahwa anda sedang pergi," lapor seorang lelaki berjubah hitam yang masuk dengan tergesa.

Haechan tersenyum miring, melirik Jaemin yang kini menatapnya.

"Oh, apa yang harus kulakukan pada seorang putri yang membuat keributan di istana pangeran ke empat? Ini--lancang sekali."

"Jaemin, mau menggantikan hukuman Jasmine?"

Jaemin hanya diam, menatap Haechan lekat seolah menunggu ucapan lelaki itu selanjutnya.

"Tetaplah disini, meski ada yang datang dan hendak membantu mu, tetap disini dan jangan pergi selangkah pun dari lingkaran sihir ini, mengerti?"

Pergi? Bagaimana Jaemin bisa pergi dengan rantai di seluruh tubuhnya ini?

"Baiklah, ku anggap kau setuju. Aku akan meminta Jasmine untuk pergi dengan cara baik baik, ingat kesepakatan kita."

Tak ada jawaban, hanya ada deru nafas dan ringisan Jaemin di tengah malam tersebut.

"Jaga dia, pastikan dia tak kabur ataupun bunuh diri."

"Saya mengerti, pangeran."

___________________________

Hera memeluk Jasmine erat, "Jasmine tenanglah--"

"DIMANA HAECHAN! PANGGIL DIA!" Jasmine berteriak kencang, memberontak dalam pelukan erat Hera.

Cklekk

Keduanya menoleh, Jasmine dengan cepat mendorong Hera dengan kuat hingga pelukan perempuan itu terlepas, Jasmine melangkah mendekati Haechan dengan raut wajah penuh amarah.

"DIMANA JAEMIN?! KEMANA KAU MEMBAWANYA?!"

Gaun pesta yang kini amat kacau, rambut yang tergerai dan sedikit berantakan, juga noda darah yang mengotori leher dan tangan Jasmine yang kini mencengkram kerah pakaian Haechan.

"KAU TULI?! KAU MAU MATI HAH?! SUDAH KU KATAKAN JANGAN MENYENTUH JAEMIN KU!"

Hera tak bisa mendekat, perisai kaca mengelilingi Haechan dan Jasmine, teriakan gadis itu terdengar amat menggelegar.

"Aku akan membunuh mu Haechan, BERIKAN JAEMIN PADA KU! HENTIKAN SEMUANYA! JANGAN MENYAKITI JAEMIN!"

Haechan berdecih, "Kau gila? Kau mau Jaemin mati--"

"Setidaknya aku tak menyelamatkannya dengan cara menyakitkan seperti itu!"

Air mata Jasmine luruh, menatap tak terima ke arah Haechan, "Dulu--dulu kau menghalangi ku, dulu kau membuat ku melihat bagaimana Jaemin menangis dan mengerang di tengah lingkaran sihir, dan pada akhirnya--Jaemin tetap memilih mati.."

"Kali ini tidak, aku sudah melakukan segala yang aku bisa, aku tak akan membiarkan Jaemin kesakitan ataupun mati, aku akan menyelamatkannya dengan cara ku, katakan dimana Jaemin!"

"Tak ada cara lain--"

"ADA! KAU TAK PERLU TAU, CUKUP KATAKAN DIMANA JAEMIN!" Jasmine berteriak parau. Benar benar merasa putus asa mencari Jaemin, kini jam bahkan sudah menunjukkan pukul satu pagi. Beberapa jam telah terlewat sejak Jaemin menghilang.

Cursed PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang