Hera menatap khawatir pada Jasmine yang terbaring pucat, Chenle tampak fokus mengobati gadis tersebut dengan kekuatannya. Sekarang mereka berada di salah satu istana ujung, tempat paling aman jika ada penyerangan. Setidaknya untuk sesaat.
"Syukurnya tak terlalu parah, sepertinya runtuhan itu tertahan perisai sebelum kemudian perisai Jasmine pecah, jadi lukanya tak terlalu parah," ucap Chenle lega.
Hera menghela nafas gusar, hening, kericuhan di luar tak terdengar dari sini, istana ini nyatanya benar benar jauh dari istana utama.
"Apa Haechan akan baik baik saja?" bisik Hera khawatir.
Chenle menatap perempuan itu kasihan, Hera benar benar menyayangi Haechan, Chenle harap lelaki itu baik baik saja, setidaknya untuk Hera yang sudah berdoa dan menunggu nya disini.
"Dia pasti baik baik saja, kak. Kita berdoa saja," ucap Chenle lembut.
Ia memang menunggu disini, menunggu jika ada yang terluka dan di bawa kesini seperti Jasmine tadi.
"Jaemin--juga belum di temukan, kita benar benar dalam keadaan kacau sekarang.."
___________________________
"Saya memberi salam--pada matahari kecil kekaisaran."
Mark terpaku, mengerjap tak percaya melihat siapa yang datang dengan pakaian serba hitam tersebut, wajah nya terlihat jelas setelah jubah hitam itu di singkap.
"Jaemin?"
Jaemin menyeringai lebar, "Ya? Kau menunggu ku?"
Rahang Mark mengeras, "Sialan! Ini ulah mu?"
"Ulah ku? Ini penyerangan dari Illyn, apa nya yang ulah ku?" Jaemin menatap Mark dari atas ke bawah, keadaan lelaki itu masih cukup baik, hanya ada beberapa luka, yang paling parah adalah luka di lengan kiri nya.
"Ikut dengan ku!" Mark hendak menarik tangan Jaemin, namun pangeran kelima tersebut segera mundur.
Jaemin berdecak, "Waah, kau masih memikirkan soal kekuatan mu?"
"Diamlah Jaemin! Kau harusnya menurut seperti dulu! Ini hanya akan berakhir buruk untuk mu, jadi ikut lah--"
"Astaga, pangeran anda tak boleh begitu, kenapa memaksa calon suami ku untuk ikut?"
Keduanya menoleh, mendapati Ryiin dengan anggun nya masuk seraya menyeret pedang berdarah, gaun putih gadis tersebut berlumur darah, namun bibir nya malah menarik senyum manis.
"Jadi--alasan sebenarnya aku menyerang kekaisaran Virsha adalah--untuk merebut Jaemin," Ryiin tersenyum lebar.
"Aku tak suka cara baik baik, jadi seperti ini saja ya?"
Jaemin segera mundur kala mendapat kode dari Ryiin, membiarkan gadis tersebut mendekati Mark seraya terus menantang.
Lantas begitu pedang keduanya beradu, Jaemin segera berlari menuju istana Mark.
"Cari lingkaran sihir itu, lepaskan kekuatan itu disana tanpa membahayakan diri mu sendiri, pangeran."
Baiklah, mari coba untuk tetap hidup..
___________________________
Lembaran demi lembaran Jaemin balik, netra hazelnya membaca dengan teliti setiap kata di buku usang tersebut dengan kening mengernyit.
"Yang mana?" gumam nya bingung, sialnya ia benar benar buta soal mantra sihir!
"Gue kaga ngerti gila! Yang mana dah? Nih buku 200 halaman lagi, yang bener aja?!"
Jaemin meringis saat merasa tempatnya berpijak terasa bergetar untuk sesaat, "Nih istana kalau roboh bakal nge geprek gue sih, mati dong gue?"
"Bimsalabim abracadabra, tai kucing tai serigala, mana sih gila mantra nya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Prince
Roman pour Adolescents"Jangan bilang gue masuk ke tubuh pangeran ke lima? pangeran terkutuk itu!?" "Astaga tolong gue,siapapun tolong bangunin gue!!" "Astaga, nih tubuh belum mulai cerita juga udah dead duluan, gue gak mau di penggal!" "Gue harus gimana dong? mentang men...