#3

152 86 3
                                    

        Senin pagi, suara Pak Zubir menggelegar menyusuri kelas-kelas yang lagi megang tongkat satpam. Bapak itu tidak horor tetapi ditakuti dengan kenyataan jabatannya sebagai guru BK.

       "Ngeri, dapat dimana tuh tongkat? Bisa-bisanya." kaget Zuyi membulatkan mata dengan mulut terbuka kayak ikan, iya ikan. Dia sahabat Gua dengan nama lengkap Zuyi Permata Zuindra.

       "Minjam bapak Lo kali." jawab Arma Alika Berlian, kerap dipanggil Arma, tentu dia juga sahabat Gua.

       "Monyet, diam Lo." teriak Zuyi lalu mengerlingkan matanya.

       "Minjam punya satpam pasti."

       "Elah, jalan kemari tuh Pak tua. Yuk lah cabut." Gua tarik lengan mereka ke lapangan upacara.

       Tiba-tiba motor Fagrel rem mendadak di hadapan Gua. "Tai, mata Lo dimana?" teriak Gua kaget, jika tidak dia rem pastinya Gua terjungkal ke belakang, mana area parkir rame amat lagi.

       "Babi Lo! Sampai tadi Gey ketabrak sama Lo, Gua gorok Lo Grel." amuk Zuyi.

       "Makanya, kalo masuk tuh jangan jam pas-pasan. Buru-buru kan Lo!" cibir Arma.

       "Iye-iye Sorry, duluan deh Lo pada ke lapangan. Diamuk Om Zubir ntar Lo."

       "Bener-bener ya Lo. Harusnya kita yang ngomong gitu." sanggah Arma sambil maju ingin meniup-niup tinjuannya dan melayang-layangkan pada Fagrel, tapi tuh cowok langsung gas motornya cepat-cepat.

        "Eeh-ehh, lari dia, takut sama Lo Ma." puji Zuyi.

        "Mana mungkin tuh anak takut sama Gua, yang ada Gua takut sama tuh anak. Tadi Cuma gaya-gayaan doang."

        "Heran Gua."

       "Kok Lo heran?" tanya Arma.

       "Why?" bingung Zuyi sok Inggris.

       "Kok Lo pada yang ribut sih? Gua rileks-rileks doang."

       "Bapak Lo rileks." tuding Zuyi.

       "Beda pulau sama Gua."

       "Gua gak nanyain dimana bapak Lo ya." ujar Zuyi memaju-majukan bahunya digoyang.

       "Kalian!" panggil Pak Zubir sambil membenarkan kacamatanya, kayaknya tempang sebelah.

       "Segera ke lapangan!" menunjuk kami bertiga dengan tongkat yang dipinjamnya itu.

       "Siap Pak!" balas Zuyi sambil hormat mengangkat tangannya.

       Gua langsung tarik kerah baju Zuyi menyusul Arma yang sudah lari sejak tadi.

       Kami bertiga terbiasa baris di belakang, entah mengapa setiap baris di depan saat upacara rasanya kayak pusing dan bikin mual kepengen muntah.

       Kami berbaris perkelas dua banjar ke belakang, perempuan dan laki-laki di silang. Tiba-tiba Fagrel mengambil tempat di samping Gua.

       "Ngapain Lo?" bisik Gua dengan suara rendah.

       "Siapa? Gua? Dimana sih mata Lo?" jawabnya dengan suara berbisik di telinga Gua. Spontan Gua menggeser kepala menjauh dari kepalanya, merinding.

       "Posisi Lo bego. Jangan gerak-gerak Lo, Gua gak mau maju ya." memperingatinya tetap dalam posisi menghadap ke depan.

       "Lah? Lo yang mulai." ungkapnya dengan kembali ke posisi siap.

       "Udah deh, diam! Maju satu langkah Lo! Samping Zuyi kosong noh." tunjuk Gua dengan dagu.

       "Gak ah, Gua penutup barisan."

       "Ck, serah Lo deh." putus Gua.

       "Gak bagus buat Lo, cewek diharamkan berdecak-decak." ujarnya memulai topik lagi.

       "Gua gak pernah baca ayat begitu. Diam Lo, komandan PMR kok gini?"

       "Gak seru! Bawa-bawa organisasi Lo." akhirnya dia bisa menutup mulut.

       PMR SMA Jaya Sanggar memang organisasi sekolah yang berada di bawah naungan PMI disini. Mereka tidak di bawah naungan OSIS, hanya saja tetap setiap kegiatan yang diadakan perlu diberitahu kepada pengurus OSIS karena mereka memang perlu mengetahui setiap kegiatan yang berada di dalam lingkungan sekolah.

       Terkecuali jika kami beraktivitas di luar lingkungan sekolah. Kami memiliki tiga pembina dan satu pelatih, komandan dan jajaran lainnya seperti kepengurusan organisasi-organisasi pada umumnya.

----
Oh ya, kalian tau gak sih?

Fagrel tuh ganteng loh, punya lesung pipi, gak kebayang kan senyumnya gimana, Masyaallah deh pokonya!!!🤗🤗😫

Matanya agak sipit dikit, kalo ketawa matanya tetap ilang, soalnya dia kalo ketawa gak nanggung-nanggung bestie!!!

Dijamin mleyot deh yang liat🤭😍

Happy terus guys😘

Terima kasih Imajinasi [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang