"Tunggu Gey!" teriak Zuyi dan Arma barengan.
"Engga Arma! Gua gak mau ikut-ikutan. Lo kalo mau pergi bareng Zuyi ya pergi aja."
"Gey, kali ini aja please!" paksa Arma memegang pergelangan tangan Gua hingga langkah Gua jadi berhenti.
"Lo tau kan, Gua gak diizinin pergi main sama orang tua. Nah, mumpung mereka lagi gak di sini, tapi Lo tenang aja Gua dapat izin dari kakak Gua kok. Masa Lo gak mau kita bertiga main-main di luar sekolah gitu, please." Zuyi memijat-mijat pergelangan tangan Gua.
"Lo tau kan Gey, masa Gua sama Zuyi doang yang pergi, yang ada sepanjang jalan ribut gak jelas."
"Lo beneran mau cabut?" tatap Gua ke Arma yang dari tadi ngotot banget pengen bolos bimbel.
"Yah Lo tenang aja, Zuyi udah bantuin Gua minta izin ke Daddy."
"OK, Gua ikut." jujur Gua juga pengen main bareng mereka berdua.
"Yes." sorak keduanya dengan saling tos ria.
Kami bertiga ke toilet wanita sebelum mengelilingi Mall, rencana pertama kami ingin ke body shop terlebih dulu. Zuyi mengambil photo kami di cermin dengan kameranya. "Kamera baru tuh?" goda Gua menyikut lengannya.
"Punya My Brother, mau coba vlog? Layarnya bisa di flip ke samping bestie."
"Wih canggih, mahal nih?"
"Diatas dua puluhan deh, seingat Gua ya. Gua rekam nih, gaya dulu!" titah Zuyi sambil merapikan dirinya.
"Ya jangan di toilet juga." sahut Arma mengingatkan karena kami masih di depan cermin toilet.
"Oke-oke." ajaknya keluar sambil tertawa-tawa.
Selesai memilih lotion kami mengelilingi arena permainan, banyak sekali anak-anak dan tante-tante alias mama muda di sini.
"Lo bukannya waktu farewell party kelas dua belas tahun kemaren juga bawa kamera ya." tanya Zuyi mengarahkan kamera ke Gua."Iya tapi analog, kamera jadul. Punya Papa Gua sebenarnya, di suruh bawa buat nangkap momen selama di kota ini. Cuma gak Gua gunain lagi, gak tau dimana beli roll filmnya."
"Loh, kenapa Lo gak nanya Grel? Dia pasti tau jual barang-barang gituan." saran Zuyi, semua anak kelas tau jika Fagrel juga pengoleksi barang-barang klasik.
"Gak ah, biarin aja, Gua gak mau repot-repot." mending Gua beli kamera digital karena itu bakal lebih gampang.
Selama di Mall Zuyi asik ngevlog berhubung kameranya baru, jadi memorinya masih kosong.
"Terakhir nih, kalian mau makan disini apa nyari cafe di luar?" sepertinya Zuyi sudah kelelahan keliling Mall mulai dari body shop, terakhir nyampe ke optik beli kaca mata bareng.
"Nyoba menu-menu makanan di pinggir pantai?" usul Arma.
"Sering Gua." kata Zuyi.
"Bakso pinggir jalan aja, yang dekat-dekat sini. Soalnya Gua mau masak di rumah, entar gak ada waktu kalo pulang malaman."
"Boleh tuh, yang sebelum masuk ke gang komplek rumah Lo enak tuh, Gua pernah nyoba itu sekali." ucap Arma.
"Iya sih, tapi ramai. Banyak cowok-cowok kurang kerjaan nongkrong disitu."
"Gak apa, asal ganteng." yang ada diotak Zuyi emang cowok ganteng, biasa dia suka boy band K-Pop gitu.
"Menurut Gua mukanya ganteng, tapi diliat-liat kayak anak tauran."
"Wih, yang badas-badas gitu lebih ganteng. Kesana aja, buruan!" Zuyi berjalan duluan dengan kacamata yang bertengger manis di atas kepalanya.
"Zuyi mode gila udah on Gey." ucap Arma lesu.
"Sabar, sahabat Lo." balas Gua nahan malu.
Jujur aja Gua malu banget turun dari mobil Arma gara-gara Zuyi senyum-senyum gak jelas. Terlihat jelas dari matanya yang menggambarkan sebuah kenikmatan anugerah tuhan, bukan Gua berlebihan tapi emang dia yang lebay.
"Shibal! Kenapa Lo mesti jadi sahabat Gua?" tanya Arma menyesal.
"Enak aja! Lo tuh beruntung kenal sama Gua!"
"Keberuntungan? Apa jasa Lo selama ini ke Gua."
"Sok lupa! Tiap malam Gua rela jagain lilin Lo."
"Hah? Gua babi ngepet gitu?" tanya Arma kaget.
"Yah, Lo pikir aja."
Zuyi menarik pergelangan tangan Gua mencari tempat duduk, nyerah Gua berteman sama mereka, tapi siapa lagi teman Gua?----
Kabar anginnya, saya mau update banyak nih malam ini!!!😍😍, masalah apa aja sih, kusus malam jumat nanti, ditunggu di part-part berikut ini.
Selamat menyaksikan, Eehhh, membaca deh, soalnya kan gak nonton bukan menyaksikan berarti!!!🤭🤭🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih Imajinasi [end]
Teen FictionApa ini plagiat karya kalian I don't think so!! Ingat ya ini cuma karangan fiksi, jika kesamaan tempat dan alur cerita, mohon maaf saya tidak maksud meniru (15+) Hai tems, yuk pahami sekilas sebelum baca Tiap partnya sedang-sedang saja, cerita gak...