"Tunggu, Gey." cegat Fagrel menahan tangan Gua saat menyusul Arma ke parkiran.
"Apa lagi sih Grel?" tanya Gua gak habis pikir, ada aja yang mau diurus sama nih anak, untung Gua sabar.
"Gua aja yang nentuin imbalan ke Lo."
"Besok aja deh Lo traktir Gua, gak usah repot-repot."
"Repot? Emang Gua udah kasih tau?" tanyanya mengerutkan kening.
"Emang apaan, cepat deh Gua mau nyusul Arma."
"Sabtu Gua ajak Lo ke Gramedia? Sekalian kemaren Gua nengok gitar bagus disitu, Sabtu mau dibeli tapi gak ada teman. Lagian uang bulanan Gua belum ditransfer sama bokap, lagi gak ada duit." ungkapnya berkeluh kesah.
"Okeh, Gua terima." setelah mengatakan itu Gua ingin melangkah meninggalkannya.
"Gua butuh alamat Lo bego." umpatnya melempar bungkus makanan ke kepala Gua.
"Tai babi, kepala Gua! Iya ntar malam Gua share. Duluan ya, Arma udah lama nunggu nih." Gua ingin pergi cepat-cepat dari depan dia, tapi seperti ada yang kurang.
"Ooiya, sampah Lo buang ke tong sampah." tunjuk Gua ke bawah lalu meninggalkannya berlari ke area parkir, bisa-bisa diamuk Arma.
Entah angin darimana Arma jadi sebaik ini, setelah Gua berterima kasih, Arma dan mobilnya sudah melesat jauh. Pikir Gua, "oke juga Arma bawa mobil." Gua melangkah ingin masuk ke rumah, saat menggeser pagar terlihat mobil Kak Yuni terparkir.
Ketika memasuki rumah ternyata Kak Yuni sedang menghidang makanan. "Cepat amat pulang." tatap kak Yuni heran setelah menaruh semangkok sup.
"Lah emang mesti gimana? Kan udah jam pulang Gey kak." tanya Gua sembari duduk di kursi makan.
"Hm, iyakah? Apa karena Kakak pulang siang?" goda Kak Yuni.
"Enak aja, gak lah ya. Emang Gey kalo pulang auto ke rumah kok." sanggah Gua tak terima dan dihadiahi gelak tawa Kak Yuni.
"Kemaren sama siapa ke pasar Gey?"
"Bareng Mama Andam, Kak Ari gak di rumah."
"Cie-cie, bareng camer ke pasar. Menantu idaman nih."
"Dih, enak aja. Kak Yuni ih, awas kakak ya." gertak Gua tak terima lari ke kamar.
"Nanti turun makan siang. Pasti di sekolah kamu gak makan kan." Kak Yuni berteriak kencang hingga suaranya masih kedengaran jelas saat Gua baru masuk kamar.
*****
Tiba-tiba Gua ingin ngemil tapi takut keluar malam apalagi sekarang malam Jumat, mana mungkin Gua jalan kaki, kan kagak bisa bawa motor, nasib-nasib. Jujur aja, soal iman Gua emang kurang iman. Bahkan saat ditinggal di rumah malam hari sendirian Gua bakal mutar lagu sampe pagi.
Selagi mikir-mikir, Kak Yuni berteriak lagi memanggil nama Gua, Gua kira ada apaan tau-taunya ada Kak Ari. "Turun Gey!" suruh Kak Yuni menggerakkan tangannya untuk mendekat ke mereka di ruang tamu. Kak Yuni berjalan ke arah dapur sepertinya ingin mengambilkan minum.
"Wow, banyak banget." tatap Gua pada bungkusan-bungkusan di atas meja.
"Bilang apa dulu?" tanya Kak Ari.
"Oh, dari Kak Ari. Makasih banyak ya Kak, semoga rezeki Kak Ari dilancarkan, aamiin." tutur Gua memanjatkan doa.
"Hmm, sama-sama."
"Ini oleh-olehnya kok banyak amat Kak? Kak Ari ke pasar kuliner apa ngedaki gunung nih?"
"Banyak tanya kamu." suara Kak Yuni tiba-tiba dari belakang bikin Gua ngelus dada.
"Ih Kak Yuni, bikin jantungan mulu ya hari ini. Tiba-tiba teriak-teriak sekarang tiba-tiba muncul." ujar Gua masih kaget.
"Hahaha, iya-iya maaf." jawabnya tertawa.
"Itu Mama nitip, pulang dari gunung Gua sama teman-teman emang niat muter-muter daerah sana dulu soalnya teman Gua ada yang asli situ. Jadi sekalian bawain Mama oleh-oleh, eh kiranya Mama malah minta lebihin buat Kak Yuni sama Lo."
"Mama Andam memang calon mertua terbaik ya gak Gey?" tanya Kak Yuni mengedipkan satu kelopak matanya.
"Tuh Kak, Kak Yuni ngajak kakak nikah tuh, dari kemaren-kemaren nyebut-nyebut camer mulu."
"Ya kali Gua nikah sama kakak-kakak, ada-ada aja Lo." tolak Kak Ari geleng-geleng kepala.
"Hahaha Kak, ditolak Kak Ari, aduh kasian banget." nyampe berair mata Gua gara-gara ketawa.
"Heh! Sembarangan bibir kamu, ya kali Kakak sama adek-adek. Maksudnya tuh bukan buat Kakak tapi buat kamu." Kak Yuni melempar bantal sofa ke kepala Gua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih Imajinasi [end]
Dla nastolatkówApa ini plagiat karya kalian I don't think so!! Ingat ya ini cuma karangan fiksi, jika kesamaan tempat dan alur cerita, mohon maaf saya tidak maksud meniru (15+) Hai tems, yuk pahami sekilas sebelum baca Tiap partnya sedang-sedang saja, cerita gak...