"Kamu ajak aja dulu temannya ke depan, kamu ya pake lupa." usir Kak Yuni tanpa ucapan terima kasih.
"Ih Kak, kan Gey udah bantuin."
"Iya terima kasih adik sepupu yang baik. Sana Adek cuci tangan dulu biar Gua aja yang bawa Grel ke depan, jangan lupa air putihnya ya Dek." Kak Ari yang menjawab dan membawa Fagrel segera ke ruang tamu.
"Kak, usir Kak Ari sana, makin-makin gila dia." adu Gua ke Kak Yuni.
"Udah gakpapa, kan enak kamu punya kakak sepupu cewek sama cowok yang jagain kamu disini."
"Mana ada yang mau kalau bentuknya kayak Kak Ari." tolak Gua yang hanya di balas tawa Kak Yuni.
Setelah Gua mengantarkan beberapa makanan dan minuman untuk Mama Andam, Gua segera menyusul mereka ke ruang tamu karena ada beberapa hal yang pengen Gua tanya. Gua mengambil tempat duduk di sebelah Fagrel, kami semua duduk lesehan di ruang tamu depan meja TV.
"Sengaja Lo duduk sebelah Gua, biasanya mana mau." bisiknya ke telinga Gua karena Kak Ari dan Kak Yuni lagi fokus nonton pertandingan badminton.
"Awas Lo ngomong macam-macam depan Kak Yuni." lebih baik Gua berjaga-jaga aja, kalau misalnya Gua banyak nanya yang ada dia malah ngerendahin Gua.
"Enggak gratis."
"Bangkek, Gua cuma minta Lo bersikap sopan kalau lagi ada keluarga Gua. Please, Lo gak usah banyak tingkah deh." bisik Gua dengan nada jengkel.
"Masih Gua pantau Grel, bisik-bisik sama adek sepupu Gua." teriak Kak Ari padahal dia fokus sama tontonan di depannya, kok masih sempatnya ya ngeliatin Gua.
"Gey cuma adek sepupu Kak Yuni!" tegas Gua sekali lagi.
"Sepupu laknat Lo Dek, tidak mengakui kakak sepupu." drama banget nih cowok.
"Grel! Kok bisa temanan sama Kak Ari? Kenal dimana? Kan juga beda sekolah, lagian beda tingkat."
"Cowok itu area pertemanannya harus luas, gak kayak cewek." jawab Fagrel tak bermutu.
"Emang cowok aja yang pertemanannya luas, cewek juga kali." bantah Gua tak terima.
"Tapi Lo enggak kan Gey?" meragukan Gua, tapi emang benar sih.
"Gua orang baru disini jadi gak banyak tau."
"Kapan-kapan deh Gua ajak nongkrong di luar, biar Lo tau dunia, nih kota indahnya kayak apa." tambahnya mengolok-olok. Jawabannya membuat Kak Ari dan Kak Yuni ketawa, sebal Gua.
"Boleh tuh Grel, soalnya Geysa kalau pulang sekolah gak pernah main." setelah mengatakan itu makin kencang ketawa Kak Yuni.
"Selalu ditolak Kak kalau diajak pulang bareng, ini juga baru kemaren malam dapat alamat rumahnya. Untung sealamat sama rumah Kak Ari, cuma beda nomor rumah." jawabnya masih membahas masalah kemaren.
"Gak usah sok bodoh Grel, sekarang kan sudah ada maps." balas Gua.
"Lo sekelas sama Adek Gua Grel?" tanya Kak Ari.
"Iyalah Kak, seorganisasi bahkan." jawabnya lagi.
"Berarti diorganisasi atau di kelas gak ada yang tau alamatnya." kepo banget Kak Ari, pake ngurusin urusan orang.
"Ada teman dekatnya di kelas, cewek dua orang."
Mereka bertiga sibuk membicarakan Gua di kelas, di rumah dan diorganisasi, Gua benar-benar ngerasa malu. Untung Fagrel tidak menceritakan sikap buruk Gua di sekolah, kalau iya didepak keluar rumah sama Kak Yuni dengan sekali tendang.
----
Hai tems🙌🏻
You okay?😱😱
Enjoy?Thanks yah udah mampir di cerita saya😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih Imajinasi [end]
Teen FictionApa ini plagiat karya kalian I don't think so!! Ingat ya ini cuma karangan fiksi, jika kesamaan tempat dan alur cerita, mohon maaf saya tidak maksud meniru (15+) Hai tems, yuk pahami sekilas sebelum baca Tiap partnya sedang-sedang saja, cerita gak...