##4

34 28 0
                                    

       Keluar dari aula semua murid di perkenankan pulang untuk segera mempersiapkan diri, Kemal memaksa Gua untuk pulang bersama.
"Kalau gak mau bareng, Gua pastiin Lo kecelakaan di tengah jalan."

       "Gile! Congor kambing! Udah lah Gecia, Lo ikut dia aja, Gua juga takut Lo kesesat pulang sendiri." ujar Funny yang lagi jalan ke luar dari pagar bareng Gua.

       "Gimana?"

       "Gua ikut Lo."

       "Jangan diapa-apain anak orang." peringat Funny dengan menunjukkan tinjuan angin pada Kemal.

       "Gak bakal, paling Gua pegang-pegang doang."

       "Heh? Berani Lo?" refleks Gua mendorong Kemal jauh dari dekat Gua.

       "Becanda sayang."

       "Gecia, Lo jaga diri baik-baik ya, nih orang kurang waras."

       "Tenang aja, dalam tas Gua ada pisau ada pistol ada golok ada belati ada apalagi ya?"

       "Ngeri juga Lo."

       "Oh iya, ada bom juga, terus."

       "Udah stop! Cukup, iya Gua gak bakal ngapa-ngapain Lo kok. Mana berani Gua sama preman tauran gini."

       "Pintar Lo, yaudah ayok."

       Setelah tiba di parkiran, Kemal meminta bantuan pada satpam untuk mengambil motornya, karena motor dia jalannya ketutup sama motor-motor lainnya. Setelah berhasil membawa motornya dia mengampiri Gua dan turun dari motornya dengan helm Full face menutupi kepalanya.

       "Jadi ragu nih Gua ngeboncengin Lo, Lo yang bawa motor deh." menyerahkan kunci motornya ke Gua.

       "Enak aja, Gua gak bisa bawa motor. Lo tadi udah nyumpahin Gua aneh-aneh, sekarang tanggung jawab Lo."

       Dia malah membuka helmnya dan memberikan ke Gua.

       "Terus Lo?"

       "Helm Gua cuma itu satu-satunya, pake aja gak usah banyak tanya." Kemal menaiki motornya lagi.

       "Pengertian ya Lo?"

       "Kenapa? Jadi suka?"

       "Gak segampang itu."

       "Gampang, kalau Gua orangnya."

       Gua pegang pundak Kemal untuk naik ke motornya, karena motornya tinggi juga.

       "Lo gak mau jalan nih?"

       "Keberatan Lo lama-lama bareng Gua?"

       "Ya gak gitu juga, kok Gua disini salah mulu ya. Yaudahlah Gua gak jadi bareng Lo, mau mati kecelakaan juga gapapa, takdir Gua mungkin."

       "Eh, eh, iya ini kita jalan. Pegangan!"

       "Nah gitu dong, dari tadi kek."

       Ditengah jalan Kemal mengajak Gua berbincang-bincang, ternyata dia cowok yang memang suka sekali berbicara.

       "Lo baru pindah kesini? Kenapa Lo pindah kesini?"

       "Iya baru."

       "Udah pernah mutar-mutar daerah sini?"

       "Baru juga pindah kemarin, belum sempat."

       "Belum sempat apa?"

       "Ya belum sempat mutar-mutar daerah sini, gimana sih, kan Lo yang ngomong."

Terima kasih Imajinasi [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang