2. Thank you

6.8K 476 13
                                    

Hai, Kazumi kembali.

Jangan lupa Vote dan Comment setelah membaca 🤍

.

🍂🍂🍂

.

Jaemin mengerjapkan kedua matanya perlahan, sedikit merintih seraya memegang kepalanya yang sudah terbalut perban. Jaemin masih merasakan sakit di sana, akibat pukulan di kepalanya tadi malam.

Mencoba mendudukan tubuh, seraya memperjelas penglihatannya, menyadari jika ia berada di tempat yang asing.

Sebuah ruangan luas, dengan dekorasi nan mewah.

Sejenak, Jaemin cukup terkagum dengan hal di sekitarnya saat ini. Namun, seperdetik setelahnya, sepasang netra indahnya mengarah pada pintu ruangan saat ia menangkap suara dan langkah seseorang.

Di sana, Jaemin mendapati sosok pria bertubuh kekar yang kini melangkah memasuki ruangan, membuat kedua bola matanya membulat sempurna saat mengingat pria tersebut.

"Kau!" Jaemin masih mengingat dengan jelas jika pria tersebut yang sudah memukul kepalanya tadi malam, ia sempat melihatnya, beberapa detik sebelum kesadarannya hilang malam itu.

Ya, dia adalah seorang Jung Jeno.

"Bangun." Ucap Jeno dengan dingin. Namun, Jaemin tidak sedikit pun merespon perintahnya.

"Apa kau tuli? Jangan buatku mengulangi perintahku." Jeno menusukan tatapannya.

"Apa maumu?"

Jeno berdecih, yang lalu menarik tangan Jaemin dengan kasar tanpa peringatan. Membuat Jaemin tersentak dan sedikit merintih.

"Lepaskan aku." Jaemin mencoba melawan, menarik tangannya dengan kuat—— membuat Jeno menoleh bersama sepasang netra yang berkabut amarah.

Berani sekali dia melawanku!
Batin Jeno, mafia muda nan dingin dan terkenal sangat berbahaya.

"Lepas!" Jaemin masih berusaha, namun sekali lagi—— usahanya sia-sia, terlebih kondisi tubuhnya masih jauh dari kata baik-baik saja.




🍂🍂🍂



Jeno melempar tubuh Jaemin ke sebuah ruangan, membuat remaja tersebut terkejut dan panik.

Bagaimana tidak?
Di sana, Jaemin mendapati seperti apa ruangan itu. Ruangan berukuran luas yang di dominasi dengan nuansa hitam dan merah, cukup redup—— membuat tubuhnya merinding. Terlebih, saat ia melihat banyaknya alat yang tak lazim di sekitarnya.

"Buka!" Ucap Jeno dengan tegas, seraya melonggarkan dasi di lehernya.

Namun, Jaemin menggeleng cepat, seraya berusaha mendudukkan tubuh untuk mundur perlahan.

Akan tetapi, kesabaran Jeno yang terbilang tipis, kini tak dapat lagi menerima sikap remaja di depannya.

Jeno tak suka perintahnya di abaikan, ia tak suka kalimatnya di bantah.

Di tengah rasa amarah, di mana kesadaran Jeno yang sedikit di renggut alkohol—— membuatnya menarik kasar surai hitam Jaemin dengan kasar, membuat wajah manis itu mendongak ke arahnya.

"Apa kau tuli?" Bentaknya, tepat di depan wajah Jaemin.

Ahh, Jaemin juga bisa mencium aroma alkohol yang sangat tajam dari pria di hadapannya.

Apa mau mu?" Jaemin dengan bibir gemetar.

"Buka semua!" Tegasnya, penuh penekanan.

"Hah?"

SAVE ME • NOMIN [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang