28. Savior

2.4K 207 25
                                    

Sepanjang perjalanan, Jaemin membiarkan ponselnya terus berdering—— di mana tertulis nama sang ayah di sana.

Si manis hanya sedang sangat kesal—— mengapa sang ayah menyuruh Jeno menjemputnya?

Di tengah hal itu, Hyunjin yang sejak tadi mengemudi dan melihat ekspresi kesal adiknya dari spion depan—— kini mengehela nafas, meraih ponsel anak itu untuk menjawab panggilan tersebut.

"Kak!" Kesalnya, tapi Hyunjin tetap melakukan hal tersebut dengan satu tangannya.

"Halo, ayah." Hyunjin tersenyum, melirik Jaemin yang cemberut.

"Hyunjin? Kamu bersama Jaemin?"

"Ya ayah."

"Hei nak, kapan kamu tiba?"

"Beberapa jam yang lalu, tapi aku segera menjemput Jaemin manisku ke kantor."

"Tunggu, bukankah kamu mengatakan jika pesawatmu akan tiba nanti malam?"

"Maaf ayah—— aku sedikit berbohong. Umm... Aku ingin memberi kejutan untuk Jaemin."

"Dasar anak nakal." Tuan Yuta mengela nafas sejenak di sebrang sana. "Baiklah—— Na Hyunjin, bisakah kamu berikan ponsel ini pada Jaemin? Ayah ingin berbicara dengannya."

Hyunjin melirik si manis yang menggeleng tegas bersama ekspresi kesal, saat mendengar loadspeaker panggilan tersebut.

"Hmm—— ayah, wajah si manis benar-benar menyeramkan saat ini." Hyunjin berbisik, meski Jaemin masih dapat mendengarnya.

"Aishh—— Na Jaemin-ku."

Hyunjin menggeleng pelan, seraya menatap ekspresi sang adik melalui kaca spion seperti sebelumnya.

"Hyunjin, tolong jaga adikmu dengan baik. Setelah pekerjaan ini selesai, ayah akan segera pulang dan pastikan kalian sudah tiba di mansion."

"Baik ayah."

Panggilan di akhiri setelahnya.

"Hei manis, jangan membuat wajah seperti itu. Kakak sudah jauh-jauh terbang dari inggris, hanya untuk bisa segera bertemu dengan adik kesayanganku. Tenang naa, jangan kesal lagi, heum?"

"Bagaimana aku tidak kesal?!! Ayah menyuruh tuan Jeno menjemputku! Apa yang salah dengan ayah? Bukankah ayah memiliki banyak supir? Dan mengapa harus pria itu?!!" Keluhnya, membuat Hyunjin terdiam sejenak—— mencerna kalimat tersebut.

"Heum—— bagaimana jika kita jalan-jalan sebentar sore ini? Agar kamu tidak kesal lagi, oke?" Hyunjin mencoba membujuk, seraya menyembunyikan rasa cemburunya atas tindakan sang ayah pada mafia muda itu.

"Sayang——" Rayunya kembali, tapi si manis masih belum menjawab.

"Na Jaemin, tolong jangan marah lagi sayang. Apa kamu tega? Kakak sudah sengaja terbang lebih awal hanya untuk memberi kejutan untukmu, tapi kamu seperti ini dan itu membuat kakak sedih." Hyunjin melirik si manis, seraya membuat ekspresi sedih di wajah tampannya.

Di mana hal itu, akhirnya berhasil menarik atensi si manis.

"Kak Hyunjin, maaf. Tapi aku tidak bermaksud membuat kakak sedih, aku hanya masih kesal pada ayah."

"Heum." Singkatnya, Hyunjin hanya berpura-pura.

"Kakak, maaf." Jaemin meraih tangan sang kakak, memohon dengan puppy eyes andalan-nya.

"Heum." Hyunjin kembali menggoda, sang adik memang sangat menggemaskan dengan puppy eyes itu—— membuatnya semakin ingin menggodanya.

"Kakak, maaf."

SAVE ME • NOMIN [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang