39. Kak Jeno

1.4K 168 14
                                    

Hai, Kazu kembali bersana karya ini.

Tolong kerja sama-nya ya, berikan vote dan komentar kalian sebagai bentuk dukungan jika kalian ingin karya ini tetap Kazu lanjut sampai tamat.

Dan satu hal yang ingin Kazu sampaikan juga... Kazu tidak menerima tindakan plagiat dalam bentuk apapun, karena Kazu membuat karya ini dengan banyak usaha dan memutar ide untuk mendapatkan imajinasi di kepala Kazu sendiri. Jadi Kazu harap, kita semua bisa saling menghargai.

Thank you.

Kazu tunggu vote dan komentar kalian untuk chapter ini, agar Kazu bisa memutuskan untuk lanjut atau menarik karya ini saja.





🍂🍂🍂






Jeno melaju cepat dengan mobilnya, seraya tak henti menghubungi Nana yang masih belum mengangkat panggilannya. Ini bahkan sudah hampir satu jam untuk Jeno mengelilingi beberapa bagian sudut kota, sampai akhirnya ia menghentikan laju mobilnya—— tepat di sebuah toko makanan di pinggir jalan, di mana ia mendapati Nana manisnya yang sedang asik melahap suki di salah satu meja tersebut.


"Sayang." Jeno yang cemas, segera ia mendekat dan mendudukan tubuh di samping Nana. Tapi anak manis itu menoleh sejenak dengan tatapan sinis ke arahnya.

"Nana, apa yang kamu lakukan?"

"Seperti yang kakak lihat, aku sedang makan." Ucapnya datar, yang kini tanpa menatap sang tuan mafia.

"Sayang, mengapa tidak menunggu kakak?"

"Untuk apa menunggu? Aku bisa minta kak Johnny menjemputku." Kesalnya, seraya mengaduk suki kesukaannya.

"Tapi, kamu bahkan meninggalkan Johnny di kantormu."

"Aku tadi menunggunya, tapi karena aku ingin cepat makan suki, jadi aku ke sini."

"Lalu, mengapa tidak menjawab panggilan kakak?"

"Ponselku tertinggal di kantor."

Jeno menghela nafas panjang, mencoba meredam emosi atas tingkah Nana manisnya.

"Sayang, ayo kita pulang."

"Tidak mau! Pulanglah sendiri!" Nana menghempas tangan Jeno yang menggenggam satu pergelangannya.

"Sayang ayolah, tidakah kamu lihat? Di sini kurang nyaman sayang." Ucapnya, merujuk pada pria-pria di sekitar yang sedari tadi ia dapati menatap ke arah Nana.

"Maksud kakak apa? Hah? Maksud kakak tempat ini murahan? Tidak semewah seperti——"

"Bukan itu maksud kakak sayang, hanya saja——"

"Jika tidak nyaman berada di sini, lebih baik kakak saja yang pergi dan jangan menggangguku!" Tegasnya.

"Nana sayang, bukan itu maksud kakak. Nana lihat? Di sekeliling ini banyak yang menatapmu."

"Lalu kenapa?"

Mengusap kasar wajahnya, Jeno cukup frustasi.

"Nana, ayo pulang. Kakak akan meminta maid dan chef kita menyiapkan suki untukmu di mansion."

"Tidak mau! Jika kakak ingin pulang, pulanglah sendiri!" Bentaknya, membuat Jeno tak dapat bersabar lebih lama.

"Jung Jaemin—— kamu sadar? Kamu telah melanggar aturanku! Ayo cepat pulang!" Jeno refleks menarik tangan Nana.

"Tidak mau!"

"Jangan membuatku semakin marah!" Tegasnya, seraya menggendong Nana ala bridal, untuk segera membawanya masuk kedalam mobil.

SAVE ME • NOMIN [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang