30. Thank you, Na Jaemin.

2.9K 239 22
                                    

Jangan lupa Vote dan komen ya, kalo mau aku terus lanjutin karya ini. Oke manis?

Btw, semua adegan di dalam kisah ini hanya fiksi ya, tidak ada hubungannya dengan yang ada di dunia nyata. Harap bijaksana dalam menilai sebuah karya, oke 💚

Selamat membaca 🐶🐰



🍂🍂🍂

Jaemin mengerutkan kedua alis, menatap Jeno yang terlihat gelisah di sisinya. Tak hanya itu, wajah hingga telinga mafia muda itu juga semakin terlihat memerah. Ada apa dengannya?

"Tuan, apa kau baik-baik saja?" Jaemin memastikan.

"Entahlah, tubuhku rasanya panas sekali."

"Panas?" Jaemin sedikit bingung, yang lalu menoleh pada salah satu AC di sudut ruangan. "Tapi, aku rasa-- AC ruangan ini tidak rusak, apa tuan tidak salah? Bahkan menurutku, malam ini udara cukup dingin."

"Na Jaemin." Jeno berucap lemah, setengah mati ia menahan sesuatu di dalam dirinya.

"Tuan, apa tuan sakit? Wajahmu memerah." Polosnya, seraya menyentuh kening Jeno dengan satu telapak tangannya-- mengecek suhu tubuh mafia tampan di sisinya.

Namun, seperdetik itu-- Jeno menelan kasar salivanya untuk ke sekian kali, saat kedua matanya di hadapkan dengan ranumnya bibir indah si manis.

"Jangan menyentuhku." Jeno segera menarik diri, menjauhkan tangan si manis darinya-- yang lalu memalingkan wajah, ia hanya tak sanggup menatap Jaemin terlalu lama atau dia akan semakin sulit mengendalikan diri.

"Maaf, aku hanya--"

Jeno menggeleng cepat, dia seperti pria bodoh sekarang. "Jaemin, kamu tidak salah."

Si manis semakin bingung, ada apa dengan sang tuan mafia?

"Tuan, kurasa-- sebaiknya tuan ke kamar dan beristirahat." Cicitnya, membuat Jeno mengangguk setuju, itu saran yang baik.

🍂🍂🍂


Mengantar Jeno menuju kamar tamu di lantai atas, Jaemin yang polos tidak sedikitpun berpikir hal aneh. Ia bahkan tidak menyadari bagaimana keadaan Jeno, saat mereka tiba di kamar-- ahh, Jeno benar-benar hampir kehilangan dirinya sendiri.

"Tuan, ada apa?" Jaemin mulai gugup, saat Jeno menusukan tatapan kearahnya. Itu cukup menyeramkan.

"Umm, apa perlu aku panggilkan dokter?"

"Tidak perlu." Jeno menggeleng tegas, dia masih berusaha menahan diri.

"Na Jaemin, sebaiknya kamu juga kembali ke kamarmu dan beristirahat."

Jaemin terdiam sejenak, menatap bagaimana Jeno yang berkeringat dan masih terlihat gelisah.

Ohh, Jeno bahkan masih berusaha, setengah mati mempertahankan kewarasannya yang semakin di kacaukan oleh obat perangsang di dalam tubuhnya.

Obat perangsang? Ya, itu adalah ulah Hyunjin.

"Tuan, kurasa aku harus memanggil Dokter untukmu, aku takut sesuatu terjadi."

"Jaemin-- ku mohon, aku tidak ingin menyakitimu." Jeno mendorong Jaemin perlahan untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Tapi tuan--" suara si manis semakin hilang di balik pintu, saat Jeno segera menutupnya.

"Satt!" Umpatnya Jeno penuh amarah, usai ia mengunci pintu. Jujur ia sungguh tersiksa dengan keadaannya saat ini.

"Ini pasti ulahmu, sialan Hyunjin!" Teriaknya penuh amarah, Jeno tak bodoh-- ia sadar jika semuanya adalah ulah Hyunjin.

SAVE ME • NOMIN [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang