31. You And I

2.8K 253 27
                                    

Hai ✨

Jangan lupa vote dan komen ya.

Kalo rame, besok langsung Kazu kasih chapter baru lagi.

Follow dan share juga boleh, biar Kazu semakin semangat ✨


Selamat membaca 🐶🐰




🍂🍂🍂




Pukul 8 pagi...

Jeno mengerjapkan kedua matanya perlahan, bersama tangan yang meraba sekitar ruang di sisinya. Di mana hal tersebut membuat kedua matanya terbuka dengan sempurna, saat menyadari jika tidak ada siapapun di sana.

Tunggu!
Apa tadi malam aku bermimpi?
Batinnya, seraya mengusap wajahnya.

Namun, Jeno segera mengarahkan pandangan pada bagian ranjang, menyibak selimut di sana.

"Tidak, tadi malam bukanlah mimpi." Ucapnya, bersama ekspresi yang sulit di jelaskan-- seraya menatap bercak darah yang bercampur putih di sana.

Darah itu pasti milik si manis, tapi untuk putih yang bercampur? Ahh, tentu saja milik mereka.

Seperdetik itu, Jeno beranjak dari atas ranjang, melangkah sedikit terhuyung mencari Jaemin yang mungkin masih di sekitar ruangan.

Tapi untuk ke sekian kali, Jeno menghela nafas panjang, rupanya si manis benar-benar sudah pergi dari kamar tersebut.

🍂🍂🍂

Usai membersihkan diri, Jeno memutuskan untuk menuju kamar si manis. Ia ingin memastikan, berharap jika anak itu baik-baik saja.

Namun, langkahnya terhenti sejenak-- saat ia mendapati Hyunjin di hadapannya, pria itu memang seperti sedang menunggu.

Jangan tanya lagi, detik itu juga-- keduanya saling melempar tatapan penuh persaingan.

"Pasti itu ulahmu."

Hyunjin tidak membuka lisannya, selain bagaimana ia menatap Jeno lebih tajam.

"Caramu sangat menyedihkan, itu terlalu murahan. Apa kau benar-benar merasa lebih baik dengan rencana kotormu itu?" Sarkasnya.

"Tutup mulutmu!"

"Tch! Menyebalkan." Jeno yang muak, kini memutuskan untuk menghindar dari hadapan Hyunjin. Bagi Jeno, memastikan keadaan Jaemin adalah hal yang terpenting sekarang.

Namun, untuk ke sekian kali-- langkah Jeno kembali terhenti saat Hyunjin menghadangnya, yang lalu tanpa peringatan menarik kasar kerah kemeja di tubuhnya.

"Itu baru awal! Kuperingatkan padamu-- jika kau masih berani mendekati Jaemin, maka aku tidak akan segan melakukan hal yang lebih dari tadi malam." Tegasnya, entah mengapa Hyunjin menjadi sulit mengendalikan diri, terlebih saat ia tau jika Jaemin kembali ke kamar Jeno tadi malam.

"Ahh, kau mengakuinya sendiri. Rupanya benar, jika hal itu berasal dari otak kecilmu yang bodoh."

"Tutup mulutmu! Satt! Pria sepertimu tidak pantas untuk Jaemin! Dan aku akan terus berusaha membuat Jaemin-ku kembali membencimu!"

"Maka lakukanlah, karena setelah kupikir kembali--" Jeno menjeda kalimatnya, tersenyum tenang seraya menatap Hyunjin lekat, "sepertinya aku harus berterima kasih padamu." Jeno berucap dengan senyuman penuh arti, seraya meraih kedua tangan Hyunjin untuk ia singkirkan dari kerah kemejanya.

"Aku ingin mengucapkan sedikit terima kasih, karena rencana kotormu tadi malam--" Jeno kembali menjeda, seraya lebih mendekat pada satu telinga Hyunjin.

SAVE ME • NOMIN [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang