40. Promise

2.3K 193 25
                                    

Hari ini Kazu kasih double up, karena kalian sudah memberi vote yang manusiawi untuk karya Kazu.

Terima kasih yang sudah memberikan vote dan komen untuk Kazu di chapter sebelumnya. Semangat Kazu kembali karena hal itu.

Jadi, berikan vote dan komentar juga ya untuk chapter ini, supaya Kazu semakin semangat dan cepat update chapter selanjutnya.

Baby Jie sedang otw, enaknya kasih kembar atau baby Jie aja sendiri?

Tolong sarannya silahkan di tulis di kolom komentar ya.

Terima kasih, selamat membaca 🐶🐰

🍂🍂🍂


Beberapa waktu berlalu, di mana Nana masih tak henti menangis—— bahkan sejak ia tiba di rumah sakit bersama Johnny.

Tepat pukul satu malam, isak tangis Nana menemani keheningan di sekitar ruangan, tempat di mana Jeno terbaring di atas ranjang pasien.

Tentu saja—— kesedihan, rasa cemas dan ketakutan yang menjadi satu semakin memenuhi perasaan Nana. Terlebih, ini adalah kali pertama, dirinya melihat pria tangguh seperti Jeno terbaring tak berdaya.

Kelopak mata Nana sudah hampir membengkak, karena sejak tadi ia tak kunjung berhenti meneteskan air mata dari sana dan menggosoknya berkali-kali. Di mana pemandangan tersebut, membuat Johnny tak tega menatapnya.

🍂🍂🍂

"Kak Jeno—— maafkan Nana."

"Bangun kakak, maafkan Nana"

"Nana janji, Nana akan mendengarkan apapun yang ingin kakak katakan."

"Nana janji kak, Nana tidak akan pergi sendirian lagi. Nana janji, Nana tidak akan membuat kakak marah karena Nana melanggar aturan kakak."

Nana bersama isak tangisnya, membuat Johnny menepuk pundaknya dengan lembut.

"Kakak maafkan Nanan, bangun kak. Nana janji, Nana tidak akan marah pada kakak Jeno lagi. Nana janji tidak akan menghindari kakak lagi. Nana janji tidak akan membuat kakak tidur di depan kamar lagi. Nana janji akan menemui kakak jika kakak datang ke perusahaan Nana lagi."

"Nana janji kak, Nana akan jadi anak baik untuk kakak. Nana janji kakak, tolong bangun kakak——" Tangisnya kembali pecah, dengan wajah yang ia benamkan di tangan Jeno yang ia genggam.

Sungguh Nana merasa hancur saat ini.

🍂🍂🍂

Beberapa waktu setelahnya, Johnny menghela nafas panjang—— mendapati Nana yang mulai terlelap, dengan tangan yang masih menggenggam tangan Jeno.

Ya, si manis lelah menangis, jadi dia tertidur begitu saja. Benar memang kata Jeno, jika Nana sangat menggemaskan.

Di detik setelahnya, helaan nafas panjang Johnny kembali berhembus—— menggeleng pelan saat melihat tuan mafianya membuka mata.

"Hei Johnny, kerja bagus."

"Anda cukup berlebihan tuan, aku tidak tega melihatnya." Ucap Johnny, bersama sedikit penyesalan—— karena ikut ke dalam rencana tuan mafianya. Namun, Jeno justru menahan tawa, ia terlihat sangat puas sekarang.

"Kau memang selalu bisa di andalkan, Johnny."

"Sungguh, cara anda sungguh kekanak-kanakan tuan."

"Tapi caraku berhasil." Ucap Jeno dengan bangga, ia bahkan masih menahan tawa. Namun, ia juga tak tega saat melihat bagaimana kedua kelopak mata Nana manisnya yang memerah dan cukup sembab.

SAVE ME • NOMIN [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang