17. Forgive me

3.8K 281 7
                                    

Beberapa hari berlalu, di mana Jaemin masih terbaring lemah di atas ranjang ruang ICU—— melalui masa kritis, bersama beberapa memar yang mulai samar di tubuhnya.

Tentu saja, hal tersebut menjadi sebuah tamparan keras untuk Jeno, yang bahkan tak henti di bayangi oleh penyesalan terdalam.

Bagi Jeno—— semua yang terjadi adalah hukuman yang paling menyesakan.

🍂🍂🍂

"Nana." Ucap Jeno dengan lirih, bersama air mata yang jatuh menetes—— seraya menatap wajah manis Jaemin yang pucat.

Melihat Jaemin seperti ini, membuat ingatan hari itu berputar di kepalanya. Ingatan tentang bagaimana saat Jaemin benar-benar hampir kehilangan nyawa, akibat percobaan bunuh diri.

Membayangkannya—— Jeno terlalu takut jika hal itu terulang kembali, membuatnya tak henti memohon dan berharap takdir sedikit berbaik hati. Memberinya kesempatan, agar bisa memperbaiki segala kesalahan yang ia lakukan terhadap Nana dari masa lalu yang selalu ia rindukan.

"Jeno, isi perutmu meski hanya sedikit." Mark merasa cemas, pada kondisi Jeno yang sudah beberapa hari terakhir tidak mengisi perutnya selain dengan air mineral.

Menghela nafas panjang, Mark menepuk pundak pria di sampingnya—— yang lalu menyodorkan satu paper bag berisi beberapa roti.

"Jeno, kumohon isi perutmu meski hanya sedikit." Mark masih berusaha. Namun, Jeno belum merespon—— membuat Mark menghela nafas panjang.

"Jung Jeno—"

"Aku ingin Nana kembali." Ucap Jeno bersama isak tangis, pandangannya bahkan tidak terlepas dari Jaemin yang terbaring lemah di depannya.

Mark terdiam sejenak, menatap wajah putus asa sahabatnya.

"Apa Nana akan kembali?" Ucap Jeno kembali, seraya menggenggam erat pergelangan Jaemin. "Aku takut—— aku takut dia benar-benar pergi dari hidupku Mark."

Seperdetik itu, Jeno menenggelamkan wajahnya pada telapak tangan dingin Na Jaemin, bersama tangisan yang semakin menyesakan. Di mana hal tersebut membuat Mark mengusap pundak sahabatnya itu.

"Aku takut—— aku takut kehilangannya." Lirih Jeno kembali.



🍂🍂🍂

Mark menatap arloji di pergelangan tangannya, di mana waktu sudah menunjukan pukul 2 siang. Jujur Mark cukup bingung sekarang, ia ingin menemani Jeno sahabatnya yang sedang terpuruk—— tapi ia juga harus melakukan pekerjaan penting, mewakili Jeno di perusahaan untuk menghadiri pertemuan.

Ya, karena hanya Mark satu-satunya, orang yang bisa Jeno andalkan dalam hal yang satu itu.


"Johnny—— tolong jaga Tuanmu dengan baik, beritahu aku jika sesuatu terjadi. Aku harus kembali ke perusahaan." Ucap Mark di ambang pintu ruangan, saat ia berpapasan dengan Johnny yang hendak masuk.

Mengangguk singkat, Johnny melanjutkan langkahnya kemudian—— yang lalu mendekati Jeno dengan semangkuk sup di tangannya.


🍂🍂🍂



"Tuan, sebaiknya isi perutmu dulu." Johnny mencoba membujuk, ia juga sama seperti Mark—— sangat mencemaskan Tuan besarnya.

SAVE ME • NOMIN [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang