SAVE ME • NOMIN [ Complete ]

3. Hopeless

Menghela nafas panjang, Jaemin cukup kecewa saat ia baru membuka mata—— di mana mendapati dirinya masih bernafas.

Semua karena beberapa waktu lalu, Jeno memanggil Dokter pribadi ke mansionnya, untuk menangani kondisi Jaemin.

Jeno?
Ya, mafia muda yang juga dengan tega melukai Jaemin.

Harusnya aku mati saja!
Batinnya, Jaemin selalu berpikir—— mengapa takdir tidak membiarkannya benar-benar mati saja.

Jaemin hanya sudah terlalu lelah, bahkan sangat menyerah dengan kehidupan yang ia jalani selama ini.

Bagaimana tidak?
Sepanjang hidupnya—— kebahagiaan singkat yang pernah ia rasakan, hanyalah kehangatan yang ia dapat dari kedua orang tua kandungnya di masa lalu.

Namun, saat usianya menginjak 8 tahun—— Jaemin harus kehilangan sang ayah, yang hingga detik ini tak juga ia ketahui keberadaannya.

Di mana beberapa bulan setelah kejadian hilangnya sang ayah, ia mulai masuk ke dalam kehidupan yang mengerikan—— lebih tepatnya, saat sang ibunda terpaksa menikah dengan seorang pria bernama Carlos itu, yang kini berstatus sebagai ayah tirinya.

Masa kecil bahagia yang Jaemin rasakan, hilang begitu saja—— berganti dengan siksaan yang terus ia terima, hingga tak lama setelahnya... Jaemin harus menghadapi penderitaan yang semakin menyakitkan, ketika mendapati sang ibunda di habisi oleh Carlos.

Amarah dan kesedihan—— hanya perasaan tersebut yang selalu memenuhi hatinya.

Perlawanan?
Pemberontakan?

Bagi Jaemin semua hanya percuma—— karena pada akhirnya, hanya akan ada siksaan yang ia rasakan.

Hingga beberapa tahun setelahnya, saat menginjak usia 16—— untuk pertama kalinya, Jaemin mulai berusaha kabur, dari neraka yang di ciptakan oleh Carlos ayah tirinya.

Meski pada akhirnya, Jaemin harus kecewa saat Carlos berhasil menangkapnya kembali.

Bertahun-tahun, Jaemin masih jauh dari kata sanggup dalam segala hal untuk melawan pria kejam itu. Membuatnya terpaksa untuk bertahan dan menunggu hari itu tiba.

Hingga 2 tahun setelahnya, untuk kesekian kali—— Jaemin berhasil kabur dari cengkraman sang ayah tiri. Ia berhasil hidup dengan bebas, meski harus tinggal di lingkungan kumuh yang jauh dari kata layak.

Namun, bagi Jaemin itu bukan masalah—— karena di manapun ia berada, selama tidak ada Carlos... maka itu sudah lebih dari cukup.

Tapi sialnya, ketenangan yang Jaemin rasakan hanya berlangsung dengan singkat——  Carlos terus mengejarnya, di mana pria itu berhasil mendapatkannya kembali.

🍂🍂🍂

Jaemin tenggelam dalam pikirannya, menatap kosong pada langit-langit ruangan di mana ia terbangun saat ini—— bersama tubuh lemah yang terbaring di atas ranjang.

Tak lama setelahnya, langkah berat seseorang menyapa pendengarannya. Itu milik Jeno—— mafia muda yang hampir menghabisi nyawanya.

Jaemin masih terdiam, seperti tidak peduli saat pria itu duduk di tepi ranjangnya. Pikiran masih membawanya entah ke mana.

"Apa kau benar-benar ingin mati?" Ucap Jeno dengan suara dinginnya yang khas.

Namun, hanya kesunyian yang menjawab pertanyaannya tersebut.

"Apa kau tuli?"

Jaemin mengulas senyuman miris, tanpa menoleh pada pria di dekatnya. "Mengapa kau tidak menghabisiku saja?" Singkatnya.