23. Pain

2.8K 206 12
                                    

Hai,
Jangan lupa vote, komen, share dan follow ya. Biar Kazu lebih sering update, setiap hari misalnya.

Oh ya, habis chapter ini, Kazu akan mulai masukin part bumbu bucin untuk NOMIN.

Tapi, Kazu mau tunggu sampai vote dan kolom komennya rame dulu. Okay? 👻

Selamat membaca 🐶🐰








🍂🍂🍂





Na Jaemin tenggelam bersama lamunannya, menatap kosong pada langit malam di balik jendela kamarnya.

Sudah dua hari berlalu, sejak ia kembali dari rumah sakit—— usai kekacauan yang terjadi di malam pesta perusahaan sang ayah.

Jaemin terpukul atas kenyataan lain yang harus ia terima, hal mengejutkan yang membuatnya semakin jatuh ke dalam rasa sakit.

Ia sedang mengandung—— darah daging seorang Jung Jeno, pria yang telah merusaknya dengan sangat sempurna.

Jaemin sangat frustasi atas semua kenyataan yang tak pernah ia harapkan, ia bahkan menjadi sangat pendiam lebih dari sebelumnya.

Beberapa hari ini, Jaemin hanya mengurung dirinya di dalam kamar—— bersama air mata dan rasa sakit yang sangat mencekiknya, saat ia seorang diri.

Banyak hal berputar di kepalanya, semua seperti dentuman keras yang saling bersahutan—— mengejar kemenangan untuk menguasai kewarasannya.

Kondisi mentalnya yang belum stabil, di buat guncang lagi dan lagi—— entah berapa banyak rasa sakit yang harus ia terima lagi di dalam hidupnya.

Na Jaemin sudah sangat putus asa, dia terluka sangat parah.



🍂🍂🍂




Ketukan pintu memecah keheningan yang memeluknya erat, namun malam ini—— Jaemin seakan enggan menerima siapapun untuk berbicara dengannya, termasuk sang ayah dan Hyunjin sekalipun.

Di tengah hal itu, Tuan Yuta dan Hyunjin semakin di selimuti kecemasan. Terlebih saat Jaemin mengatakan jika dia meminta waktu untuk menyendiri, Jaemin mengatakannya dengan datar, pelan, dan sangat singkat—— bersama tatapan yang penuh kehampaan.

Tuan Yuta dan Hyunjin sangat ingin melarangnya, mereka tidak ingin Jaemin terpuruk sendiri. Tapi, mereka juga terpaksa melakukannya—— demi menghargai keinginan Jaemin.

Ayolah, Jaemin menatap mereka dengan tatapan penuh arti, saat mereka hendak berbicara dan tidak ingin membiarkannya sendiri.

Sampai akhirnya, Tuan Yuta dan Hyunjin memutuskan untuk memberi ruang waktu yang Jaemin inginkan dan berharap jika hal itu mungkin bisa membantu si manis mendapat tenangnya.

Bersamaan dengan itu, Tuan Yuta turut menunda keberangkatannya untuk membawa Jaemin ke Inggris—— setelah semua yang terjadi akhir-akhir ini.

Ayolah, Jaemin hanya ingin di kamarnya.



🍂🍂🍂




Hyunjin mengusap pundak ayah angkatnya, saat pria itu menghela nafas lesu seraya menatap pintu kamar Na Jaemin.

Si manis tak kunjung membukanya.

"Ayah——" Hyunjin menatap ayahnya tak tega, bersama perasaan yang pasti sama sedihnya.

"Aku sangat mencemaskannya, dia belum makan apapun sejak kemarin."

SAVE ME • NOMIN [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang