Menutupkan mata berharap bisa istirahat meski sejenak. Berkat keposesif-an Duke dan tiga putranya, kereta kuda yang kunaiki menjadi aman dari goncangan dan terasa hangat. Bantalan kursinya empuk. Ada bantal bila ingin tidur. Buku untuk mengusir bosan. Teh dan berbagai macam camilan bila lapar. Bahkan segala jenis obat obatan bila sewaktu waktu terluka. Hahh! Padahal hanya pergi sebentar, persiapannya seperti akan pergi berhari hari.
Memikirkan Lady Hulbert yang mungkin bisa jadi seorang teman, aku benar benar membawa teh darinya.
Mencoba tidur, kurasakan perasaan yang tidak enak. Aku yakin, firasatku selama ini tidak pernah salah. Menepis perasaan yang mungkin saja 'kali ini' salah, aku mencoba untuk berpikir positif. Ada Nolan dan beberapa penjaga yang selalu siap bila ada bahaya. Sekarang aku lelah. Perjalanan masih jauh jadi, lebih baik mengisi tenaga yang sempat terkuras.
Bruak!! Brukk!
"Arghh....!!!"
Baru akan menyelami mimpi, firasat burukku benar terjadi. Terkejut, aku reflek berteriak. Semua terjadi begitu saja. Dan kurasakan jantungku seperti akan copot, berdegup kencang. Sedang tidur tenang, tiba tiba ada hantaman keras mengenai kereta kuda. Sial. Ada apa ini? Apa yang terjadi? Aku mencoba untuk bangun karena kereta kuda sempat oleng dan aku terjatuh.
Sakit. Tubuhku sakit seperti dihantam dengan keras. Pusing kurasakan karena tiba tiba terbangun. Penglihatanku pun mendadak menjadi kabur. Tiba tiba kurasakan hangat dikepala mengalir turun, aroma anyir tercium. Meraba dan kulihat tanganku bergetar dengan cairan merah menempel. Ya, benar. Kepalaku mengeluarkan darah.
Terdengar suara ribut dari luar. Tubuhku gemetar merasa sakit dan gelisah. Membuka jendela, kulihat Nolan bertarung dengan kumpulan orang berbaju hitam memakai penutup wajah. Mereka..bandit? Perampok? Mungkin keduanya. Mereka kurang lebih sepuluh orang.
"Nona, tetap didalam dan jangan keluar. Saya akan membereskannya secepat mungkin." Ujar Nolan saat berada didekat kereta kuda tanpa mengurangi kewaspadaannya.
Boom!!
Asap tebal memenuhi udara. Aku lansung menutup jendela. Antisipasi gas beracun.
"Uhuk uhuk! Huaghh!!" Nolan terbatuk mengeluarkan darah dari mulut.
"Sial ini pelumpuh syaraf."
Melirik kusir yang telah tewas. Ada beberapa penjaga bayangan yang membantunya. Mereka juga sama keadannya dengan dia. Apa yang digunakan oleh para bandit? Mengapa mereka tidak terpegaruh asap itu?
"Hahaha! Menyerahlah!" ujar salah seorang dari bandit itu. Tubuhnya kekar, tinggi, dan berotot. Total dia memegang dua pedang, dengan satu pedang dimasing masing tangannya.
"Bos lihat. Sepertinya dia mengawal orang penting. Penjaganya tangguh" ujar kawannya. Sedikit lebih gemuk dan botak. Membawa pisau sabit ditangannya.
"Tangguh? Hahaha! Tapi kenapa tidak bisa bergerak, Ha? Hahaha!!"
Yang dipanggil bos tertawa diikuti yang lain. Mereka mirip pasien rumah sakit jiwa daripada bandit. Memang apa yang lucu?
Berusaha menyembuhkan diri. Namun, tidak sepenuhnya berhasil. Mungkin asap tadi penyebabnya dan tidak sengaja terhirup olehku. Kurasakan tubuh yang semakin melemah. Pemulihan juga lambat.
Tiba tiba ada yang membuka pintu kereta kuda dan menarikku keluar.
"Akhhh!! Sshh....!!" merintih pelan. Sakit dan terkejut. Tubuhku belum siap merespon gerakan yang tiba tiba. Aku terseret.
Brukk!!
Tubuhku semakin sakit kala dilempar ketanah ditengah tengah mereka. Setidaknya masih berdiri lima orang dan yang lainnya sudah tumbang. Mereka cukup tangguh. Atau licik?
KAMU SEDANG MEMBACA
Part Of Mine
FantasiaOrrin Nara gadis berusia 18 tahun. Merasa hidupnya tidak beruntung. Ditinggalkan Ibu dan kakak laki laki satu satunya, membuat dia harus tinggal bersama ayahnya yang seorang penjudi, pemabuk dan sering melakukan kekerasan. Luka fisik dan mental tak...