"Ackerley?"
"Benar Lady. Pelayan bungsu Ackerley yang mengirimkannya."
Gadis itu tengah duduk dikursi tunggal berhadapan dengan sebuah meja. Terus membolak-balik undangan dengan sebelah tangannya, sedangkan tangan lainnya bertopang dagu malas ditangan kursi. Kaki kanannya bertumpu diatas kaki kiri.
Gerakan terhenti, mengangkat kepala dan menatap sang pelayan. "Kau bisa kembali!"
"Baik! Saya pamit undur diri Lady."
Sang pelayan keluar, meninggalkan keheningan ruangan.
"Irish..." gumamnya rendah. Meletakkan undangan dan duduk lebih tegak.
"Adakah masalah master?" suara berat laki-laki muncul dihadapan gadis itu, menampilkan sosoknya yang elegan dengan surai panjang berwarna biru muda pastel dan manik cyan yang berkilau. Ia mengenakan hanfu berwarna biru muda dan putih yang mengalir anggun, menguarkan aura magis dan wibawa yang kuat.
"Tidak."
"Anda akan hadir master? Sepertinya mereka juga akan datang."
"Heh! Biarkan saja. Akan kuikuti permainan mereka. Dan aku hanya akan fokus pada tujuanku."
Memikirkan tujuan, seketika bayangan beberapa adegan muncul. Dari awal pertemuan dengan 'dia' dipasar bersama para lalat yakni bandit yang mencegatnya, ulang tahun kerajaan, dan yang terakhir diperburuan. Dia berada disetiap adegan itu, selalu ada dan mengawasi untuk memastikan kebenaran.
"Anda sangat memperhatikan dia rupanya, ternyata anda tetaplah manusia."
Suara itu menghentikannya dari lamunan, dan kebingungan pun melanda pikirannya, "Apa maksudmu?" dengan kening berkerut, dia menanyakan maksud dari kalimat sang penutur.
"Anda masih memiliki rasa kasih sayang, berbeda dari awal kita bertemu. Anda sangat dingin, hidup hanya karena kebetulan terlahir, dan kosong seperti tidak berjiwa. Anda juga arogan dan egois."
"Nivar, kau ingin mati?" tanyanya dingin. Tatapannya tajam dan wajahnya datar ketika mendengar perkataan lancang itu.
"Tidak master," jawab Nivar dengan berani, tidak mengindahkan raut sang master sebelumnya. "Saya ingin kaya. Maka dari itu beri saya uang dan permata, dengan senang hati saya akan menerimanya."
Suasana hening sejenak, laki-laki itu memiringkan kepala tanda tidak paham dengan raut wajah sang master yang semakin gelap. Namun, apa benar dia tidak paham?
"Hahh..!" mendesah lelah, kentara sekali dia sedang menahan amarah yang berada dipuncak. "Diam, atau aku akan mengirimmu kepegunungan Aviv!"
"Saya akan menerimanya dengan senang hati master." balas laki-laki itu tetap tenang dengan senyum yang masih dapat terukir.
Pegunungan Aviv adalah tempat tinggal para monster yang berbatasan langsung dengan klan Iblis. Gelap, dengan tumbuhan monster aneh dan gunung aktif yang sering kali meletus. Memikirkan dia akan bermain, dia menjadi sangat bersemangat.
Gadis itu memilih diam tidak lagi menanggapi, dia lebih memilih kembali bergelut dengan pikirannya yang rumit. "Aku sudah memperhatikan sejak awal, dia adalah kunci dunia ini." gumamnya lirih yang masih terdengar diruangan hening itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/364889847-288-k624005.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Part Of Mine
FantasyOrrin Nara, gadis berusia 18 tahun, merasa hidupnya tidak beruntung. Ditinggalkan Ibu dan kakak laki-laki satu-satunya, membuat dia harus tinggal bersama ayahnya yang seorang penjudi, pemabuk dan sering melakukan kekerasan. Luka fisik dan mental tak...