32

1.5K 120 10
                                    

"Ackerley?"

"Benar Lady. Pelayan bungsu Ackerley yang mengirimkannya."

Gadis itu tengah duduk dikursi tunggal berhadapan dengan sebuah meja. Terus membolak balik undangan dengan sebelah tangannya dan tangan lainnya bertopang dagu malas ditangan kursi. Kaki kanan bertumpu diatas kaki kiri.

Gerakan terhenti, mengangkat kepala dan menatap sang pelayan. "Kau bisa kembali!"

"Baik! Saya pamit undur diri Lady."

Sang pelayan keluar, meninggalkan keheningan ruangan.

"Irish..." gumamnya rendah. Meletakkan undangan dan duduk lebih tegak.

"Adakah masalah master?" suara berat laki laki muncul dihadapan gadis itu. Memiliki surai panjang berwarna biru muda pastel dan manik cyan. Berdiri menghadap Tuannya.

"Tidak."

"Anda akan hadir master? Sepertinya mereka juga akan datang."

"Heh! Biarkan saja. Akan kuikuti permainan mereka. Dan aku hanya akan fokus pada tujuanku."

Memikirkan tujuan, seketika bayangan beberapa adegan muncul. Dari awal pertemuan dengan 'dia' dipasar bersama para lalat, bandit yang mencegatnya, ulang tahun kerajaan hingga perburuan. Dia  berada disetiap adegan itu, selalu ada dan mengawasi untuk memastikan kebenaran.

"Anda sangat memperhatikan dia rupanya, ternyata anda tetaplah manusia." suara itu menghentikan lamunannya.

"Apa maksudmu?"

"Anda masih memiliki rasa kasih sayang, berbeda dari awal kita bertemu. Anda sangat dingin, hidup hanya karena terlahir dan kosong seperti tidak berjiwa juga arogan ."

"Nivar, kau ingin mati?" ujarnya menatap datar ketika mendengar perkataan lancang itu.

"Tidak master, saya ingin kaya. Maka dari itu beri saya uang dan permata. Dengan senang hati saya akan menerimanya."

"...."

"??!!"

"Hahh..! Diam atau aku akan mengirimmu kepegunungan Aviv." ujarnya dingin dan penuh penekanan dengan raut menatap tajam. Kentara dia sedang menahan amarah.

"Saya akan menerimanya dengan senang hati master." balas laki laki itu tetap tenang. Pegunungan Aviv adalah tempat tinggal para monster yang berbatasan langsung dengan klan Iblis. Gelap dengan tumbuhan monster aneh dan gunung aktif yang sering kali meletus. Memikirkan dia akan bermain, dia menjadi sangat bersemangat.

"...."

"Hahh..!! Aku sudah memperhatikan sejak awal, dia adalah kunci dunia ini." gumamnya lirih yang masih terdengar diruangan hening itu.

"Saya mengerti Master."

Dia sangat paham tanggung jawab apa yang harus sang master emban. Itu tidaklah mudah.

"Dan dia mirip seseorang sebelumnya." kali ini seperti gumaman samar yang tidak terdengar jelas.

"Ya?"

"Tidak! Lupakan!"

"Baik master."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Part Of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang