"Sialan! Mereka tidak ada habisnya."
"Jangan mengeluh Zen. Bukankah ini menyenangkan? Benarkan Ash?"
"Lou, sepertinya kepalamu bermasalah."
"Tidak. Ini baik baik saja. Ken lah yang terlihat bermasalah."
Blarr!! Krakk!
Ctarrr!! Arghh!
Bommm!
Serangan demi serangan mereka lancarkan selagi berbincang. Bagi mereka, ini tak lebih dari sebuah permainan murahan. Seharusnya, mereka tidak perlu maju turun tangan bila tak mendapat perintah.
Crashh!!
"Cih! Merepotkan."
"Hei Ash! Itu menjijikan. Lihat cairan lengket ini mengenaiku."
"Diam Lou. Kau ingin kubuat seperti mereka?"
"Cih. Baik, aku diam."
"Kalian tidak asik." Dia merengut kesal. Dan seperti biasa, dengan cerewetnya dia akan terus menggerutu. Kenapa sifat teman temannya selalu seperti ini? Apakah benar dia tidak dianggap teman? Sebagai pelampiasan rasa kesalnya, dia membantai beberapa monster sekaligus. Hanya monster. Karena, hewan yang berubah hanya akan dilumpuhkan untuk dapat dipulihkan nantinya. Wajahnya memang manis, nampak kalem dan lemah lembut. Namun ketika marah dan serius kekuatannya mengerikan.
Begitu pula dengan Phi yang keluar membantai setiap para monster yang ditemuinya.
Blarr!!
Ghoarrhh..!!
[ Hahaha! Ini menyenangkan. Aku seperti terlahir kembali hahaha! ]
Phi begitu senang dapat keluar untuk bertarung. Hingga menyerupai orang gila ah-tidak dia burung gila yang dilepas kepertarungan. Serangan yang dia lancarkan sangat brutal. Lemparan bola api. Peledakkan dan pembakaran menjadi abu. Bolak balik terus dia lakukan.
Namun, situasiku saat ini sedang tidak bagus. Tiba tiba datang sosok laki laki tak dikenal dengan setelan hitam. Terlihat seperti mayat hidup dengan tubuh pucatnya. Dan aku yakin akan satu hal, dia adalah dalang dari pembantaian ini. Bukan ingin berpikir jauh, dia tampak mengincarku.
"Kau harus mati." dan kalimat inilah yang sedari tadi dia katakan. Kalimat itu ditujukan untukku. Jadi, tidak salahkan kalau aku berpikir dia memang mengincarku?
"Akkhh...!" aku terjatuh kala dia menendang kuat tubuh lemahku.
"Lemah!"
Heh! Tentu saja. Aku sudah bertarung sejak tadi. Namun, secara tiba tiba dia datang tak diundang dan merecoki.
"Matilah kau!" menutupkan mata kala sosok itu mengayunkan tinggi pedangnya kearahku yang sudah tak berdaya ini. Bertaruh pada keberuntunganku, aku sungguh berharap akan selamat kali ini.
"Lyn..!!" suara ini. Suara Duke dan lainnya. Mereka telah kembali, mungkin aku bisa selamat.
Tang!
Benar. Aku selamat. Namun saat membuka mata, aku mendapati seseorang yang sama sekali tak pernah kubayangkan kehadirannya. Punggung gagah dengan surai peraknya yang berkibar. Dia berdiri kokoh dihadapanku menghalau pedang yang hendak menebasku. "Pu-putra Mahkota?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Part Of Mine
FantasyOrrin Nara gadis berusia 18 tahun. Merasa hidupnya tidak beruntung. Ditinggalkan Ibu dan kakak laki laki satu satunya, membuat dia harus tinggal bersama ayahnya yang seorang penjudi, pemabuk dan sering melakukan kekerasan. Luka fisik dan mental tak...