21

3K 234 4
                                    


"Nona, anda baik baik saja~?" tanya Dena dengan nada menggoda.

"Dena. Hentikan!" apa maksud Dena? Jelas Aku baik baik saja. Hanya... wajah, telinga dan leherku panas mengingat kejadian tadi. Itu saja. Memang apa?

"Hahaha. Baiklah No~na."

Menggerutu kesal mendengar Dena yang masih saja menggoda. Namun, segera aku teringat. "Memang ada acara apa? Kenapa harus berrias? Hanya makan malam bukan?" aku bingung. Setelah kembali, Dena meminta segera bersiap untuk makan malam. Namun, persiapannya terlalu berlebihan.

"Saya tidak tahu Nona."

Memicingkan mata menatap Dena menyelidik. Mencurigakan!

Mengetahui sang Nona mencurigainya, Dena berkelit memberi alasan. Ini rahasia.

"Sungguh Nona. Apa anda tidak percaya kepada saya?"

Ugghh!! Dena menyerang titik fatal. Aku kalah. "Baiklah. Aku percaya." akhirnya memilih menyerah, pasrah pada nasib.

Dena senang mendengarnya. "Nah, sudah siap. Mari berangkat Tuan Putri. Pelayan Dena siap melayani."

"Dena~"

"Hahaha! Baik."

Aku pergi makan malam. Namun, entah mengapa memakai gaun formal. Sudahlah! Mari lihat, kejutan apa yang sebenarnya menanti.

.

.

.

Begitu masuk ruang makan, pemandangan pertama yang kulihat adalah empat pria Ackerley duduk formal dikursi masing masing. Dihadapan mereka, tersaji banyak jenis makanan. Para pelayan pun telah keluar. Meninggalkan lima orang didalam.

"Apa ini? Adakah kunjungan? Namun, mengapa tidak ada kabar?"

"Kemarilah Irish!" ujar Duke melihat Irish terdiam mematung.

"Baik." melangkah mendekat dan duduk dikursi seperti biasanya.

Bahkan sekarang semua memakai pakaian dengan dress code sama, navy. Mereka terlihat berbeda dari hari biasa. Meski sudah pernah melihatnya, ini tetap mengejutkan. Mereka terlihat berwibawa. Terlebih Theo dan Zachary. Yang biasanya terlihat anggun dan urakan.

"Ekhem. Karena semua sudah berkumpul, kita akan memulai acaranya." Duke mulai berpidato, semua diam mendengarkan.

"Kita akan merayakan hari yang bersejarah." Duke terhenti. Menatap satu persatu wajah yang penasaran.

Melihat para Tuan Muda yang bingung, aku jadi yakin mereka juga belum mengetahui acara apa yang dimaksudkan Duke. Terlebih, sedari tadi kudengar Zachary terus saja menggerutu. Entah pakaiannya yang panas atau ribet dan mencekiknya. Bukankah lebih baik kalau benar dicekik langsung saja?

Dan tatapan Duke terhenti padaku. Semua tatapan mengikuti arah pandang Duke. Apa maksudnya itu? Haishh! Aku jadi gugup. Perasaanku tidak enak.

"Karena hari ini Irish telah memaafkan kita, Ayah mengadakan perayaan kecil."

Semua terdiam nampak linglung. Aku membola terkejut. Itu alasanya? Tidak masuk akal. Duke tersenyum melihat beragam reaksi yang diberikan anak anaknya. Semua sadar dari lamunan oleh suara keras Zachary.

"Apa??"

"Ha? Benarkah?"

"Bagaimana bisa?"

Semua menatap Duke menuntut jawaban. Mereka heran tentu saja. Memang kapan Irish mengatakannya?

"Ya. Tentu saja."

Kini tatapan mereka mengarah padaku. Meminta kepastian. Aku sendiri pun terkejut dengan pernyataan mendadak dan diluar ekspektasi. Pening. Kepalaku tiba tiba berdenyut sakit atau, aku salah dengar? Namun pernyataan Duke seakan membantah pradugaku.

Part Of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang