Chapter 3

1.4K 141 23
                                    

Zayyan terbangun dengan kepala sedikit berat juga pusing. Ia membuka matanya perlahan untuk membiasakan pancaran cahaya yang masuk ke indra penglihatannya. Sinar matahari pagi ini cukup cerah hingga dapat menembus jendala kaca kamar Zayyan. Dan saat matanya telah sepenuhnya terbuka, bisa Zayyan liat wajah cantik sang mama yang sedang duduk menatap dirinya.

"Ma" Zayyan mencoba bangun dari posisi tidurnya dan hendak duduk.

Mama pun membantu anaknya tersebut untuk duduk dan bersandar pada kepala ranjang.

"Akhirnya kamu bangun juga sayang, mama khawatir banget sama kamu." Mama menangis sambil memeluk Zayyan. Ia sangat sangat khawatir pada anak semata wayangnya tersebut yang tiba-tiba saja jatuh pingsan.

Zayyan balas memeluk mamanya dan mengusap pelan pundak sang mama untuk menenangkannya. Ia masih bingung dan belum bisa memproses semuanya jadilah Ia memilih diam sejenak.

"Jay badan kamu ada yang sakit gak? Kepala kamu? Tangan kamu? Mana yang sakit? Bilang sama mama, biar mama panggil dokter." Ucap mama yang terlihat khawatir sambil memegang kepala Zayyan guna memeriksa apakah Zayyan terluka atau tidak.

Sebenarnya Zayyan sudah di periksa sejak semalam dan dokter bilang tidak ada sesuatu yang perlu di khawatirkan dari Zayyan, dia baik-baik saja. Dokternya pun mengatakan mungkin Zayyan hanya kelelahan, itulah sebabnya Zayyan pingsan. Tapi yang namanya seorang ibu tetap saja selalu mengkhawatirkan anaknya.

"Ma, Jay gapapa. Mama gak perlu khawatir." Zayyan mengusap airmata mamanya kemudian menggenggam tangannya, kembali mencoba menenangkan sang mama.

"Mama cuma takut terjadi sesuatu yang buruk padamu Jayyan. Mama takut..." Mama menjeda kalimatnya kemudian kembali menatap Zayyan dengan tatapan sedih.

"Mama takut kehilangan kamu." Mama menangis lagi. Ia benar-benar takut akan hal itu. Ia takut kehilangan orang tersayangnya lagi setelah ayah Zayyan.

Zayyan mengangkat tangannya kemudian memegang wajah mamanya dan menghapus kembali airmatanya menggunakan ibu jarinya.

"Mama gak akan kehilangan Jayyan, Jayyan janji. Jayyan janji akan terus berada di samping mama." ucap Zayyan lembut.

"Mama percaya sama Jayyan, mama saaayang banget sama Jayyan." Mama mengecup kening Zayyan kemudian memeluknya lagi.

"Mama gak akan memaafkan diri mama sendiri jika sesuatu terjadi sama kamu Jayyan." Batin mama yang masih setia mendekap Zayyan.

"Mama jangan ngomong gitu, Jayyan gak suka mama nyalahin diri mama sendiri. Maafin Jayyan ya karena udah buat mama khawatir." Ucap Zayyan yang semakin memeluk erat sang mama.

Mama melepaskan pelukannya dan beralih menatap putranya.

"Mama gak ngomong apa-apa. Mama diem aja dari tadi." Balas mama bingung dengan ucapan Zayyan barusan.

"Tapi tadi mama bilang....."

"Jay ge kau sudah sadar?" Tiba-tiba Sing masuk dan mengejutkan Zayyan hingga tidak dapat menyelesaikan ucapannya.

Zayyan pun kaget dengan kehadiran Sing yang begitu tiba-tiba dan ia merasa sedikit takut dan gugup.

"I-iya" jawab Zayyan.

"Ma bukankah anda harus pergi ke butik?" Tanya Sing kepada mama.

"Mama akan libur hari ini. Mama ingin menjaga Jayyan di rumah." Jawab mama.

"Mama gak usah khawatir, Jay ge biar aku yang jaga."

"Kamu yakin Sing?" Tanya mama.

"Tentu." Jawab Sing tersenyum.

Apple Magic (Sing & Zayyan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang