Chapter 21

799 83 39
                                    

Setelah masa liburan yang panjang dan penuh dengan petualangan tak terlupakan, Zayyan, Sing, Lex, Wain, Leo, Wuxian, Qionglin, dan Meiyin akhirnya kembali ke kenyataan. Hari pertama mereka kembali ke kampus terasa seperti mimpi yang tiba-tiba berubah menjadi rutinitas. Mereka saling bertukar cerita seru tentang liburan mereka, sebelum kembali tenggelam dalam tumpukan tugas yang menanti.

Namun, di balik senyum dan semangat mereka, ada bayangan kekhawatiran yang menyelimuti. Keracunan Zayyan saat liburan masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Mereka terus bertanya-tanya siapa pelaku di balik kejadian itu. Meski begitu, mereka harus kembali menjalani rutinitas kampus.

Meskipun masih banyak pertanyaan dan kebingungan, mereka tetap harus kembali pada kehidupan kampus mereka. Tugas-tugas menumpuk dan jadwal kuliah yang padat menanti mereka. Di tengah kekhawatiran tentang Zayyan, mereka berusaha menjalani hari-hari mereka sebaik mungkin.

Sedangkan Sing, ia merasa frustrasi karena merasa gagal menjaga Zayyan dan gagal dalam menemukan pelaku yang mencoba menyakiti orang terkasihnya itu. Dalam hati, ia ingin sekali membawa kasus ini ke pihak yang berwajib, tapi Zayyan melarangnya.

"Zay ge, kita harus melaporkan ini. Bagaimana kalau itu terjadi lagi padamu?" desak Sing suatu malam.

Zayyan menghela napasnya panjang.

"Aku sudah tidak apa-apa Sing. Aku juga sudah memaafkan orang tersebut. Aku hanya tidak ingin membuat masalah ini lebih besar. Yang terpenting, aku tidak ingin membuat kedua orang tua kita khawatir." jawab Zayyan yang mengerti akan kekhawatiran yang sedang dirasakan adiknya tersebut.

Sing terdiam, meski hatinya masih diliputi kekhawatiran dan amarah yang tak bisa sepenuhnya ia lepaskan.

"Tapi Zay ge..."

"Sing, tolong!" potong Zayyan.

"Aku menghargai kepedulianmu, tapi tolong jangan cari tahu lagi. Biarkan ini berlalu."

Dengan berat hati, Sing mengangguk. Ia tahu ia harus menghormati keinginan Zayyan, meski hatinya masih merasa gelisah. Ia berjanji dalam hati akan tetap mengawasi keadaan, demi keamanan Zayyan dan ketenangan hatinya sendiri.

Namun, ada satu hal yang disembunyikan Zayyan dari Sing dan teman-temannya. Sebenarnya, ia tahu siapa orang di balik kecelakaan yang ia alami. Saat tenggelam di pantai, ia sempat melihat sekilas orang itu. Pada saat itu, ia ragu dan menganggap bahwa Qionglin tidak sengaja menyenggolnya dan membuatnya tenggelam. Namun, setelah kejadian keracunan, kecurigaannya terhadap Qionglin semakin kuat, apalagi ia juga bisa melihat raut cemas saat mereka membahas pelakunya.

Malam itu, Zayyan duduk di kamarnya, merenung. Apakah benar Qionglin? Tapi kenapa? Apa yang dia inginkan dariku? pikirnya dalam hati. Ia menggelengkan kepala, mencoba mengusir pikiran negatif tersebut. Ia berharap kecurigaannya salah, namun instingnya mengatakan sebaliknya.

Zayyan tidak hanya meminta Sing untuk tidak mencari tahu lebih lanjut tentang masalah ini. Ia juga berbicara dengan teman-temannya yang lain, memohon agar mereka tidak lagi membahas atau menyelidiki kejadian tersebut. Tidak lupa Zayyan juga menjelaskan alasannya, sama seperti apa yang ia katakan kepada Sing. Mereka semua kaget dengan pernyataan Zayyan tersebut, terutama Lex dan Wain. Tapi pada akhirnya mereka semua menghargai keputusan dan keinginan Zayyan itu. Mereka hanya bisa berdo'a agar kejadian buruk itu tidak terjadi lagi pada Zayyan.

Seperti sekarang ini, Zayyan dan kedua sahabatnya sedang makan di kantin fakultas mereka dan jangan lupakan kehadiran Sing bersama dengan teman-temannya.

Saat hendak menyantap makanannya, tiba-tiba Zayyan dikagetkan dengan Sing yang mengambil suapan pertamanya di sendoknya.

"Sing..."

Apple Magic (Sing & Zayyan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang