Zayyan mengusap wajahnya yang sedikit lebam. Tidak terlalu terlihat tapi sakitnya sangatlah nyata dan terasa. Sekali lagi ia menangis. Entah sudah berapa kali ia mengeluarkan air mata berharganya hari ini dan semuanya hanya karena adik tirinya, Sing.
Sampai saat ini Zayyan masih belum mengetahui dan mengerti mengapa Sing begitu membenci dirinya. Bahkan semakin hari sikap Sing semakin kasar padanya. Bukan hanya fisiknya bahkan sekarang Sing sudah mulai menyerang hati dan batinnya. Dulu kata-kata Sing memang sudah pedas dan tajam tapi sekarang kata-kata itu ia tambahkan dengan hinaan yang mana hal itu sangat melukai harga dirinya.
Ingin sekali Zayyan mengadu tapi hal itu malah akan membuat keluarganya yang dulu damai dan penuh bahagia menjadi sedikit goyah, dan mungkin hancur. Ia tidak ingin semua itu terjadi, ia tidak ingin mamanya sedih, dan ia juga tidak ingin kalau sampai mamanya membenci Sing yang sudah di anggapnya sebagai anak. Zayyan hanya tidak ingin kebahagiaan mama serta papanya hancur.
Karena terlalu larut dengan kesedihannya, Zayyan sampai lupa jika ada sesuatu yang aneh dengan dirinya. Seketika ia tersadar dan kembali mengulang ingatannya yang beberapa saat lalu baru saja di alaminya. Aneh, pikirnya. Apakah ia sedang bermimpi? Tapi bagaimana mungkin, jelas-jelas itu nyata. Apa ia harus mencobanya sekali lagi untuk memastikannya?
"Huh kenapa jadi tambah pusing. Bagaimana itu mungkin?" Zayyan berbicara pada dirinya sendiri. Mustahil pikirnya. Sudahlah lebih baik ia pergi ke dapur karena rupanya cacing-cacing di perutnya sudah menagih untuk di beri makan. Dan kebetulan sekarang sudah saatnya untuk makan malam.
Zayyan bangkit dari duduknya dan berjalan untuk menuju dapur. Tapi sebelum itu ia melihat kondisi sekitar dulu, takut-takut ia bertemu dengan Sing dan berakhir di sakiti lagi. Dan untungnya Sing sedang tidak ada di ruang tengah maupun dapur jadi aman, pikir Zayyan.
Rencananya Zayyan akan membuat nasi goreng dengan ditambah telur goreng di atasnya. Menurutnya itu adalah menu yang gampang dan simpel di saat sedang lapar mendadak seperti ini. Ia pun mengambil nasi di dalam rice cooker serta beberapa bumbu tambahan di dalam lemari. Setelah itu barulah ia mulai memasak.
Tadinya Zayyan hanya ingin memasak untuk dirinya sendiri tapi ia baru ingat bahwa di rumah ini ada orang lain selain dirinya. Jadilah ia memasak untuk porsi dua orang yaitu untuk dirinya dan juga penghuni sebelah kamarnya, Sing.
Meskipun Zayyan marah dengan perlakuan Sing beberapa saat lalu tapi ia tetap lah peduli dengan adiknya itu. Meskipun sikap sing buruk terhadapnya tapi Sing tetaplah bagian dari keluarganya. Zayyan harus menjaga dan merawat Sing di saat orang tua mereka sedang tidak ada di rumah. Ia juga harus menjadi kakak yang baik untuk Sing meskipun Sing tidak menganggapnya sekalipun.
Masakan Zayyan pun sudah selesai. Ia meletakkan piring yang berisi nasi goreng tersebut di atas meja makan. Setelah itu ia pun menarik salah satu kursi dan duduk di situ untuk siap-siap menikmati masakannya. Zayyan juga sudah menyimpan bagian Sing, jika nanti dia lapar dia bisa langsung memakannya. Itu pun kalau dia mau, gumam Zayyan.
Pada saat sedang menyantap makanannya, Zayyan merasakan perih di wajahnya. Sepertinya lebam di wajahnya terkena keringat, itulah sebab ia merasakan perih yang begitu tiba-tiba. Karena sudah terlalu lapar Zayyan belum sempat untuk mengobati lukanya. Mungkin nantinya saja pikirnya.
Tapi tiba-tiba sesosok tangan memegang wajahnya. Zayyan terkejut dan reflek menjatuhkan sendok yang sedang di pegangnya. Ia menoleh dan mendapati Sing di depannya. Zayyan pun membelalakan matanya saking kagetnya atau mungkin karena takut dengan Sing.
"Si-sing kau mau a-apa?" tanya Zayyan gugup.
"Diam dan menurut lah!" perintah Sing.
Zayyan diam membeku seperti es yang sedang Sing pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple Magic (Sing & Zayyan)
FanfictionZayyan yang sering diperlakukan buruk oleh Sing adik tirinya tiba-tiba mendapatkan kekuatan magis yang tidak di duga-duga. Ia bisa mendengar suara hati seseorang serta bisa membaca pikiran orang lain hanya dengan menyentuhnya. Dan sejak memiliki kek...