Semuanya berubah sejak kecelakaan itu. Sing terbaring di rumah sakit selama beberapa hari dan sekarang kondisinya mulai membaik. Dokter pun sudah merekomendasikan agar Sing segera memulai fisioterapinya. Namun, Sing masih belum bisa menerima kenyataan pahit yang menimpanya.
Mama dan Papa berulang kali mencoba membujuknya, tapi Sing tetap keras kepala."Sing, sayang, kamu harus mencoba terapi ini. Itu penting untuk pemulihanmu Sing." kata Mama dengan lembut, mencoba membujuk.
"Tidak, Ma! Aku tidak mau!" Sing bersikeras, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam.
Papa pun ikut turun tangan.
"Sing, dengarkan Mama. Ini demi kebaikanmu. Kita semua ingin melihatmu sehat kembali." bujuk Papa.
Sing menggeleng kuat-kuat.
"Kalian tidak mengerti! Aku tidak akan melakukannya!" Sing masih pada pendiriannya.
Zayyan, yang selama ini diam di sudut ruangan, akhirnya maju dan mendekat ke arah Sing. Ia juga meminta waktu kepada Mama dan Papanya untuk berbicara empat mata dengan Sing.
Mama dan Papa mengangguk. Mereka berjalan beriringan keluar ruangan, meninggalkan Zayyan dan Sing di dalam.
"Sing" belum sempat Zayyan mengeluarkan kata-katanya Sing lebih dulu menyelanya.
"Kau tidak tau apa yang ku rasakan Zayyan" tekan Sing dengan mata memerah.
"Kau tidak tau seberapa sakitnya aku" lanjutnya sambil menangis.
Zayyan mendekat dan duduk di kursi sebelah ranjang Sing. Meraih tangan yang sudah beberapa hari ini terpasang selang infus.
"Sing dengarkan aku! Aku memang tidak tau apa yang kau rasakan saat ini. Tapi aku mohon padamu, kau mau ya untuk melakukan fisioterapi?" Ucap Zayyan membujuk Sing.
"Kau ingin sembuh kan? Kau ingin bisa berjalan lagi kan? Jadi aku mohon ayo, ayo kita bersama-sama melewati semua ini." ucap Zayyan yang masih memegang tangan Sing.
"Aku tidak bisa, aku benci semua ini, aku benci" Sing memukul mukul kakinya sambil menangis.
"Sing hentikan! Kau malah akan melukai dirimu sendiri." cegah Zayyan memegang tangan Sing.
"Aku tidak peduli" lanjut sing memukuli kakinya.
"Sing hentikan! Apa kau ingin membuat orang tua kita menangis lagi? Apa kau ingin membuat semua teman temanmu mengkhawatirkan mu? Jika kau peduli pada mereka, tolong berusahalah. Berusahalah untuk sembuh. Bukan untuk dirimu sendiri tapi juga untuk orang-orang yang menyangimu." ucap Zayyan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Cukup lama Zayyan membujuk Sing. Walau Zayyan mendapatkan beberapa kata kasar dari adik tirinya tersebut tapi ia berhasil. Ia berhasil meyakinkan Sing dan berhasil membuat Sing mau melakukan fisioterapi.
*
*Setelah Sing berhasil dibujuk, sorenya ia memulai sesi terapi pertamanya. Ada dokter khusus yang akan membantu Sing untuk melakukan fisioterapi. Hal yang pertama di lakukan adalah terapi manual. Terapi ini di lakukan dengan cara menggerakkan atau memijat tubuh pasien yang mengalami gangguan. Dan dengan hati-hati, dokter dan suster pun membantu Sing untuk menggerakkan kakinya. Perlahan, Sing mencoba berdiri, namun tubuhnya segera terjatuh kembali ke kursi roda. Dengan frustrasi, Sing menggeram kesal. Suster kembali membantunya berdiri, tapi kali ini Sing menangis karena kakinya terasa lemas dan tidak mampu menahan berat badannya.
"Aku tidak bisa merasakannya!" teriak Sing, penuh kemarahan dan kesedihan.
Dokter dan suster hanya bisa menghela napas sabar, memahami rasa frustasi yang dialami Sing. Di sudut ruangan, Zayyan memperhatikan dengan hati yang berat. Dia melihat keputusasaan di wajah adiknya, serta wajah lelah dokter dan suster yang sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membantu Sing. Zayyan kemudian mendekat dan menghampiri dokter dan suster.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple Magic (Sing & Zayyan)
FanfictionZayyan yang sering diperlakukan buruk oleh Sing adik tirinya tiba-tiba mendapatkan kekuatan magis yang tidak di duga-duga. Ia bisa mendengar suara hati seseorang serta bisa membaca pikiran orang lain hanya dengan menyentuhnya. Dan sejak memiliki kek...