Chapter 28

511 59 29
                                    

Dua pria dengan wajah lebam dan tubuh penuh luka, duduk di samping ranjang rumah sakit, memandang khawatir ke arah sosok yang terbaring di atasnya. Tangan kanan dan kiri Zayyan digenggam erat oleh Sing dan Leo, yang menunggu dengan cemas agar orang yang paling berharga bagi mereka segera sadar. Sesekali, mereka saling melemparkan tatapan tajam, seolah-olah menyalahkan satu sama lain atas kondisi Zayyan ini. Udara di ruangan itu terasa berat dengan ketegangan dan kekhawatiran, sementara bunyi mesin medis yang terus berbunyi menambah suasana yang mencekam.

Di tengah ketegangan itu, suara pintu yang terbuka terdengar, membuat Sing dan Leo refleks berdiri dari kursi mereka. Sing menatap takut ke arah Papa dan Mamanya, yang saat ini memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada campuran antara kecemasan, kemarahan, dan harapan di wajah mereka, membuat Sing merasa semakin tertekan. Di sisi lain Leo tetap menjaga ekspresinya, meski dalam hatinya ia juga merasa gelisah.

"Ma" Papa mengusap pelan pundak istrinya, mencoba meredam amarah yang mungkin saja akan meledak sebentar lagi.

"Sing, sebaiknya kamu keluar dulu, biar Mama tenang melihat gegemu" ujar Papa dengan nada yang masih tenang, meski terlihat jelas bahwa ia berusaha keras menahan emosinya.

"Leo, kamu juga" lanjut Papa kepada Leo.

Keduanya mengangguk perlahan, merasa sedikit lega bisa keluar dari suasana yang penuh ketegangan. Dengan langkah berat, mereka beranjak menuju pintu, meninggalkan Papa dan Mama bersama Zayyan. Sesaat sebelum keluar, Sing sempat melihat kembali ke arah Zayyan, berharap kakaknya segera siuman dan semua ini bisa menjadi masa lalu.

Sing mengingat kembali saat pertama kali memberitahu kedua orang tuanya begitu mereka tiba di rumah sakit. Awalnya ia takut, tetapi akhirnya ia memberanikan diri untuk menelepon Papanya. Dengan suara bergetar, ia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Zayyan. Ia menceritakan bagaimana kejadian itu berlangsung, bagaimana ia dan Leo terlibat dalam pertengkaran yang berujung pada luka-luka di tubuh mereka, dan bagaimana Zayyan akhirnya terluka dan pingsan.

Sing tahu bahwa ia harus siap menerima amarah yang mungkin akan dilayangkan orang tuanya kepadanya, karena telah melukai Zayyan hingga menyebabkannya dibawa ke rumah sakit. Meskipun rasa bersalah menghantuinya, ia tahu bahwa kejujuran adalah satu-satunya jalan untuk memperbaiki keadaan. Sekarang, menunggu di luar ruangan bersama Leo, ia merasakan beban yang berat di pundaknya, berharap keluarganya bisa memahami dan memaafkannya.

Tidak lama kemudian, Wuxian tiba di rumah sakit bersama kekasihnya, Meiyin. Mereka segera menghampiri Sing dan Leo yang duduk di ruang tunggu dengan wajah penuh kecemasan. Wuxian mengetahui kabar Zayyan masuk rumah sakit dari Leo. Awalnya, ia menelpon Leo untuk mengajaknya bertemu dan nongkrong bersama, tapi tanpa disangka, Leo saat itu sedang di rumah sakit.

Leo menjelaskan bahwa dirinya dan Sing sempat berkelahi hingga menyebabkan Zayyan menjadi korban. Dengan panik, Wuxian langsung mematikan sambungan teleponnya dan bergegas menuju rumah sakit untuk menyusul sahabatnya itu.

"Bagaimana keadaan kak Zayyan?" tanya Wuxian dengan nada penuh kekhawatiran, matanya bergantian menatap Sing dan Leo.

"Kak Zayyan masih belum sadar, tapi dokter bilang tidak ada yang serius dengannya" jawab Leo lirih, suaranya penuh penyesalan. Rasa bersalah terus membebani hatinya.

Wuxian menghela napas panjang, merasa bingung dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di antara dua sahabatnya itu. Bagaimana bisa Sing dan Leo berakhir berkelahi hingga membuat Zayyan terluka seperti ini? Namun, ia tahu bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mencari jawaban. Apa pun yang terjadi, ia hanya bisa diam, memberikan waktu untuk sahabatnya menenangkan diri masing-masing.

"Aku akan masuk untuk melihat keadaan Kak Zayyan. Sementara itu, kalian berdua obatilah luka kalian terlebih dahulu, agar luka kalian tidak mengalami infeksi, atau mungkin besok kalian tidak akan bisa kuliah" ujar Wuxian sebelum masuk ke dalam ruangan.

Apple Magic (Sing & Zayyan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang