Saat ini Zayyan dan Sing sedang duduk di meja makan dengan tatapan tajam dari Sang Mama. Sepertinya Mama mereka membutuhkan penjelasan atas kejadian yang beberapa saat lalu menimpa mereka berdua. Zayyan dan Sing saling melirik satu sama lain, mereka sama-sama bingung dan takut dengan aura yang sedang mama tunjukkan saat ini.
"Apa tidak ada yang ingin kalian jelaskan pada Mama?" tanya Mama kepada Zayyan dan Sing.
Zayyan dan Sing masih diam dan menunduk. Mereka bingung harus mengatakan apa pada Mama mereka. Jika mereka mengatakan yang sebenarnya kemungkinan Sing lah yang akan kena imbasnya.
"Zayyan, apa kau tidak ingin menjelaskannya?" ucap Mama meminta penjelasan dari putranya tersebut.
"Ini tidak seperti apa yang Mama lihat." jawab Zayyan pelan. Ia benar-benar takut pada Mamanya saat ini.
"Lalu apa kau bisa menjelaskannya dari mana asal luka-luka di wajahmu itu?"
"Ini......" Zayyan mencoba mencari alasan yang tepat tapi otaknya benar-benar tidak bisa di ajak kerja sama saat ini. Otaknya buntu.
"Mama melihatnya dengan jelas, kalian saling memukul satu sama lain. Masalah apa yang membuat kalian saling menyakiti seperti ini, hah?" Tanya Mama lagi.
"Kalian masih tidak mau bicara?" Mama menatap kedua putranya tersebut tajam. Mencoba tetap tenang meskipun hatinya sedang bergemuruh.
"Ma ini semua salah Sing." Sing memberanikan diri untuk membuka suara dan menatap Mamanya takut. Ia siap menampung segala kemarahan sang Mama.
"Tidak Ma, ini salah Zayyan. Tidak seharusnya Zayyan menyukai dan menggoda pacar Sing." ucap Zayyan menyela ucapan Sing. Ia terpaksa mengatakan itu, hanya itu yang terlintas di pikirannya.
Mama terkejut mendengarnya begitu juga dengan Sing.
"Apa benar begitu Sing?" Mama menoleh melihat Sing. Menuntut kebeneran dari perkataan Zayyan.
Sing bingung harus menjawab apa. Yang dikatakan Zayyan tentu saja tidak benar, tapi jika ia menjawab tidak kemungkinan besar Mama akan terus bertanya dan bisa-bisa malah ia yang akan menjadi tersangkanya. Sing tidak ingin semua itu terjadi, ia tidak ingin Mama memarahinya dan berpikir bahwa ia bukanlah anak dan adik yang baik jika mengatakan yang sebenarnya. Dengan terpaksa Sing pun menganggukan kepalanya.
Mama menghela nafasnya, mencoba untuk tetap bersikap tenang. Perlahan Mama diam sejenak, mencoba mencari solusi terbaik untuk masalah Sing dan Zayyan.
"Zayyan, apa tidak ada wanita lain yang dapat kau sukai selain pacar adikmu sendiri?" sekarang fokus Mama adalah kepada Zayyan.
"Maafkan Jayyan Ma. Jay tau Jay salah." jawab Zayyan menunduk.
"Jayyan, Mama tidak menyalahkan rasa sukamu itu, itu wajar. Tapi satu yang harus kau ingat, sukai lah wanita yang belum memiliki kekasih. Jika memang awalnya kau tidak tau wanita yang kau sukai itu memiliki kekasih dan kau pun sudah terlanjur jatuh cinta padanya, bukankah tidak baik jika kau menggodanya?"
Zayyan mengangguk. Menerima semua masukan yang diberikan Mamanya. Meskipun semua itu tidaklah perlu tapi untuk meyakinkan Mamanya ia pun menurut dan mengikuti alurnya. Ia akan menerimanya sekalipun Mama memarahinya.
"Sekarang minta maaflah pada Sing." pinta Mama.
"Sing maafkan aku. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi." ucap Zayyan tanpa mengalihkan pandangannya.
"Jay ge, untuk kali ini aku memaafkanmu. Tapi jika kau mengulanginya lagi, aku akan benar-benar marah padamu dan mungkin kejadian tadi akan terulang lagi atau mungkin akan jauh lebih parah." balas Sing sekaligus memperingatkan Zayyan. Ia mengatakannya dengan serius, tapi bukan untuk kata-kata Zayyan barusan, melainkan untuk kejadian yang tidak sengaja dilihatnya tadi siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple Magic (Sing & Zayyan)
FanfictionZayyan yang sering diperlakukan buruk oleh Sing adik tirinya tiba-tiba mendapatkan kekuatan magis yang tidak di duga-duga. Ia bisa mendengar suara hati seseorang serta bisa membaca pikiran orang lain hanya dengan menyentuhnya. Dan sejak memiliki kek...