Chapter 10

1.1K 107 83
                                    

"Ryujin terimakasih atas tumpangannya." ucap Zayyan yang baru saja keluar dari mobil Ryujin.

"Sama-sama" balas Ryujin tersenyum.

"Apa kamu tidak mau mampir dulu?" tawar Zayyan.

Mereka berbicara dengan posisi Zayyan di luar mobil sedangkan Ryujin masih di dalam. Zayyan sedikit menunduk untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Ryujin.

"Sepertinya lain kali saja. Tadi appaku menelpon agar aku segera pulang." ucap Ryujin sedikit tidak enak karena menolak ajakan Zayyan. Padahal ia ingin sekali masuk dan berbincang lebih lama lagi dengan Zayyan. Ia hanya ingin mengenal lelaki itu lebih dalam lagi.

"Baiklah kalau begitu kamu hati-hati di jalan." ucap Zayyan lagi.

"Um. Aku pamit, sampai bertemu besok Zayyan zhangbei." Ryujin tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Zayyan pun balas tersenyum kembali. Menatap mobil Ryujin yang perlahan pergi menjauh. Setelah itu,  Zayyan masuk ke dalam rumahnya. Tapi saat ia hendak menaiki tangga menuju kamarnya, seseorang menghalangi langkahnya.

"Minggir" Zayyan menatap tajam orang di depannya itu.

Tanpa aba-aba orang itu mendorong Zayyan hingga tubuhnya membentur tembok di belakangnya. Zayyan sedikit meringis merasakan tulang rusuknya mengenai sesuatu yang keras.

"Sing lepas!" Zayyan mencoba menyingkirkan tangan Sing dari dadanya dan berusaha mendorongnya tapi Sing malah semakin menekannya ke tembok.

"Kenapa kau bisa pulang bersamanya? Apa kau sengaja ingin membuat ku marah?" Sing meremat geram baju Zayyan. Menatap marah kakak tiri nya tersebut.

"Ku bilang lepas" ucap Zayyan mengeraskan rahangnya.

"Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau menjawab pertanyaan ku Zayyan." tukas Sing menekan ucapan.

Zayyan menggeram kesal. Kali ini ia tidak akan menahan amarahnya lagi. Kali ini ia tidak akan bersabar untuk Sing lagi. Sudah cukup selama ini ia selalu mengalah dan menahan semua rasa sakit yang di berikan adik tiri nya tersebut tapi tidak dengan kali.

Zayyan mengumpulkan tenaganya ke bagian lengannya. Mengepalkan telapak tangannya dan....

Bug

Zayyan memukul wajah Sing hingga tubuh Sing tersungkur ke samping.

"Kau!" Sing menatap Zayyan tidak percaya.

"Inikan yang kau inginkan?" ucap Zayyan tersenyum miring.

"Berani sekali kau......" belum sempat Sing menyelesaikan kata-katanya, Zayyan lebih dulu memotongnya.

"Aku......aku sedang mengabulkan keinginan mu Sing." ucap Zayyan mendekat ke arah Sing.

"Harusnya kau berterima kasih padaku." Zayyan berjongkok untuk mensejajarkan dirinya dengan Sing.

"Sekarang kau senang bukan?" Zayyan tersenyum kepada Sing.

"Zayyan berhentilah sebelum aku semakin marah padamu" geram Sing dengan mata memerah.

"Kau lah yang seharusnya berhenti Sing! Aku sudah muak dengan sikapmu itu." balas Zayyan.

Otak Sing terasa mendidih mendengar perkataan Zayyan tersebut. Ia bangkit dan langsung mencekik leher Zayyan hingga kaki Zayyan tidak menapak lantai lagi. Tidak lama Sing pun menjatuhkan tubuh itu hingga terjatuh mengenai dinginnya lantai rumah mereka.

"Dengar Zayyan! Kali ini aku memaafkanmu. Tapi jika kau berani melawanku atau memukul ku lagi, aku tidak akan mengampuni mu bahkan nyawamu sekalipun." ucap Sing tegas.

Apple Magic (Sing & Zayyan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang