Chapter 7

1.2K 119 49
                                    

Saat ini Zayyan bersama keluarganya sudah berada di rumah. Mereka izin pulang terlebih dahulu karena kondisi Zayyan yang sedikit kurang baik. Seluruh pakaiannya basah akibat ulah Sing dan ia pun menggigil karena merasa sangat kedinginan. Saat Papa dan mamanya bertanya kenapa pakaiannya bisa basah seperti itu Zayyan hanya menjawab kerannya rusak dan air pun memuncrat mengenai bajunya.

Saat sampai rumah Zayyan langsung menuju kamarnya. Ia sudah tidak bisa lagi menahan dingin di badannya. Ia mandi dengan menggunakan air hangat setelah itu Zayyan memakai piyamanya untuk kemudian tidur. Tapi sayang disaat matanya akan terlelap seseorang masuk dan mengagetkan dirinya.

"Sing?" sontak Zayyan bangun dari posisi tidurnya. Batinnya was-was karena kehadiran Sing yang tiba-tiba itu.

"Geser!" ucap Sing dengan bantal di tangannya.

"Ha?" Zayyan menatap Sing bingung.

"Aku bilang geser, apa kau tidak dengar?" marah Sing dengan wajah dinginnya.

Zayyan pun menurut, ia perlahan menggeser tubuhnya dengan ekspresi bingungnya. Setelah itu barulah Sing bisa berbaring di sebelah Zayyan.

"Kau tidak ingin tidur?" tanya Sing yang melihat Zayyan diam saja dengan posisi masih duduk dan bersandar pada kepala ranjang.

"A-aku se-sepertinya harus keluar sebentar." gugup Zayyan yang hendak turun dari ranjangnya.

"Mau kemana? Ini sudah malam. Apa kau ingin membuatku marah lagi?" tanya Sing dengan mata tajamnya.

"Ti-tidak, aku akan tidur sekarang." Zayyan kembali menaikan kakinya yang hendak turun. Setelah itu ia tidur membelakangi Sing.

"Apa kau fikir aku ini batu?" ujar Sing marah.

"Ha?" Zayyan langsung menolehkan kepalanya. Ada apa lagi dengan bocah ini batin Zayyan.

"Kau tidur membelakangiku, apa kau menganggap ku sebagai batu?" ulangi Sing lagi.

"Bagaimana mungkin? Aku hanya tidak ingin membuatmu merasa tidak nyaman." jawab Zayyan membalikkan badannya.

"Bagus, sekarang kau boleh tidur. Awas saja jika kau membelakangiku lagi, aku tidak akan segan-segan mematahkan lehermu." ancam Sing seram.

Zayyan hanya mengangguk takut. Ia juga tidak berani bertanya mengapa Sing tidur di kamarnya. Padahalkan dia punya kamar sendiri batin Zayyan. Tidak lama Zayyan pun memejamkan matanya. Ia tidak benar-benar tidur, hanya saja ini jauh lebih baik dibanding melihat wajah menyeramkan adiknya itu.
Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh dahi Zayyan.

"Untunglah badannya tidak panas." batin Sing.

Setelah itu ia menarik tangannya kembali dan merebahkan tubuhnya untuk ikut memejamkan matanya.

Di rasa Sing sudah tidak bergerak lagi dan mungkin sudah tertidur, Zayyan membuka matanya perlahan. Mengintip sedikit orang yang berbaring di sebelahnya. Memastikan bahwa dia benar-benar sudah tidur.

"Apa dia mengkhawatirkan ku?" Gumam Zayyan yang matanya sudah sepenuhnya terbuka. Ia menatap adik tirinya tersebut dengan tatapan kagum. Tampan pikirnya, tapi sayang wajahnya tidak sesuai dengan perilakunya, kasar batin Zayyan.

Cukup lama Zayyan memandangi Sing, akhirnya ia pun tertidur. Menjemput mimpi yang ia juga tidak tahu akan indah atau sebaliknya.

*
*

Pagi hari pukul 07:30

Mama sedang sibuk berkutat dengan peralatan dapurnya. Karena hari ini adalah hari libur jadi Mama mempunyai waktu untuk membuat dan memasak hidangan untuk sarapan pagi keluarganya.

Apple Magic (Sing & Zayyan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang