Chapter 24

527 56 22
                                    

Sesuai apa yang di perintahkan mamanya, Sing segera bergegas ke apotek untuk membeli obat penurun demam bagi Zayyan. Kekhawatiran memenuhi pikirannya, takut jika Zayyan mengalami sesuatu yang serius. Sesampainya di apotek, Sing tidak hanya membeli obat penurun demam, tetapi juga membeli salep.

"Aku harus memastikan Zayyan baik-baik saja." gumam Sing sambil menyerahkan uang ke kasir.

Sing teringat akan artikel yang pernah dibacanya di situs online. Artikel itu menjelaskan bahwa jika bagian tubuh yang terluka tidak segera diobati setelah berhubungan, maka bisa terjadi peradangan. Sing merasa sangat bersalah. Ia tidak ingin Zayyan menderita karena kelalaiannya.

Dengan segera Sing pun buru-buru keluar dari apotek. Namun, di pintu keluar, ia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang. Barang belanjaannya jatuh berhamburan di lantai.

"Maafkan saya!" Orang itu segera merunduk untuk mengumpulkan obat-obatan yang jatuh. Sing ikut berjongkok, merasa sedikit kesal tapi lebih pada dirinya sendiri karena tergesa-gesa.

Saat orang itu berdiri dan menyerahkan kembali obat-obatannya kepada Sing, mata mereka bertemu. Keduanya terkejut.

"Sing?" suara orang itu terdengar akrab.

"Leo?" Sing tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Ternyata orang yang menabraknya adalah Leo, sahabat.

"Kau membeli obat? Untuk siapa?" tanya Leo penuh penasaran.

"Untuk Zay ge, dia sedang demam." jawab Sing terus terang.

Leo mengangguk, lalu tatapannya jatuh pada tas belanjaan Sing.

"Tadi aku tidak sengaja melihat ada salep. Apa Zay ge juga terluka?" tanyanya lagi.

Sekilas rasa gugup melintas di wajah Sing. Ia mencoba mencari jawaban yang tepat agar Leo tidak curiga.

"Oh, itu... hanya untuk jaga-jaga. Terkadang kulitnya iritasi jika mengalami demam tinggi." kata Sing berusaha terdengar meyakinkan.

Meskipun wajah Leo terlihat tenang, namun hatinya dilanda kecemasan begitu mendengar bahwa Zayyan demam. Ia mencoba tetap bersikap normal agar kekhawatirannya tidak terlihat.

"Sing, bolehkah aku ikut denganmu? Aku hanya ingin melihat keadaan Zay ge." ujar Leo, suaranya berusaha terdengar ringan.

"Euhhh...." Sing tampak berpikir keras. Kebingungan jelas tergambar di wajahnya. Jika ia membiarkan Leo melihat Zayyan, ini bisa memperburuk situasi. Namun, jika ia menolak, Leo pasti akan curiga.

Akhirnya, Sing memutuskan untuk bersikap tenang.

"Leo, sepertinya tidak sekarang. Kau bisa menemuinya setelah keadaannya membaik, dia butuh istirahat."

Leo mengangguk pasrah, merasa kecewa akan ucapan Sing.

"Aku mengerti. Tapi jika ada sesuatu yang serius terjadi pada Zay ge, tolong beritahu aku" ujar Leo dengan nada serius.

"Um" Sing mengangguk pelan.

"Kalau begitu aku duluan."

Setelah mengatakan itu, Sing langsung pergi. Sedangkan Leo masuk ke dalam apotek untuk membeli sesuatu. Dalam perjalanan pulang, pikiran Sing menelisik kejadian yang terjadi barusan. Kenapa Leo begitu peduli pada Zayyan? Bukan hanya saat ini, bahkan akhir-akhir ini Leo lebih jelas menunjukkannya. Apa Leo menyukai Zayyan? Sing terkejut dengan pemikirannya sendiri. Tapi bagaimana mungkin, batinnya tak percaya.

Sing hampir tidak menyadari dirinya sudah tiba di rumah. Tanpa membuang waktu, dia langsung menuju kamar Zayyan dengan langkah terburu-buru. Setiap anak tangga ia naiki dengan cepat, rasa khawatir menyesaki dadanya.

Apple Magic (Sing & Zayyan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang