29. Khayla (Confession)

471 45 16
                                    



TW/Explicit Kissing
Please be wise!!!

🌸🌸🌸


Astaga Khayla Savira!

Apa yang sedang terjadi?

Bagaimana bisa aku terbuai dan ikut larut dalam cumbuan yang diciptakan Kafka. Kenapa otak ku saat ini serasa sulit berpikir dikala bibir Kafka berhasil menyentuhku bibirku.

Lihatlah apa yang tengah kami perbuat. Aku dan Kafka sudah berciuman, saling memagut seolah masing-masing dari kami memang mendambakan hal ini sedari lama. Ini lah akibat menyimpan perasaan terlalu lama, aku sama sekali tak mampu untuk menolak ketika rungu ku mendengar permintaan Kafka, aku mengizinkan Kafka untuk menyentuhku dengan kesadaran penuh.

Bukankah aku masih takut untuk berada terlalu dekat dengan seorang laki-laki. Kafka memang termasuk sebagai laki-laki yang ku perhitungkan untuk bisa sedikit ku percaya, namun tidak untuk hal sejauh ini. Aku bahkan bingung pada diriku sendiri bagaimana mungkin aku tak merasa takut saat disentuh dengan sangat intim oleh Kafka.

Dimulai dari pelukannya yang terasa begitu hangat hingga cumbuan yang tak henti, aku bahkan berakhir dengan posisi terebah dibawah Kafka dan kami berada diatas ranjang sambil bibir Kafka yang terus bergerak liar merasai bibirku dengan intens.

Demi Tuhan ini semua terlalu berbahaya, tidak pernah terpikir olehku bahwa ciuman pertamaku akan terjadi seliar ini, apalagi aku melakukannya dengan Kafka, laki-laki yang sudah kucintai sendirian cukup lama.

Apa yang terlintas dipikiran Kafka sampai ia ingin menciumku bahkan lelaki ini seolah tak ingin berhenti. Lihatlah Kafka yang tengah tersenyum dengan puas sekarang, bibirnya terlihat begitu basah begitu pula dengan bibirku. Ia juga masih berada diatasku, tak berpindah sedikitpun.

Jarak kami masih terlalu dekat bahkan kening ku dan Kafka saling bertaut, hidung mancungnya sesekali menyentuh permukaan hidungku. Satu tangannya mengelusi pipi ku dan satunya lagi menumpu tubuhnya sendiri agar tak langsung menimpa ku.

Dengan semua yang tengah dilakukan Kafka padaku, entah bagaimana aku tak merasa takut sedikipun, tak ada pula perasaan risih, aku bahkan merasa sedikit geli. Kupu-kupu seperti menguasai perutku memberikan gelenyar dan gemuruh asing yang sialnya aku sukai.

Ternyata beginilah rasanya saat lelaki yang kau cintai menyentuhmu dengan lembut, tidak bisa dipungkiri, aku menyukainya.

Aku menyukai apapun yang dilakukan Kafka padaku saat ini, karena itu aku berani membalas tiap lumatan yang ia berikan, karena pada akhirnya aku juga menikmatinya.

Meski aku tak tahu apa tujuan Kafka saat mencumbuku juga bagaimana perasaannya terhadapku.

Ah, seketika aku merasa begitu bodoh saat mengingat tentang hati Kafka. Laki-laki ini tidak mencintaiku, hatinya hanya milik Sonya dan selalu milik Sonya.

Khalyla Savira kenapa kau begitu bodoh dan bersikap murahan juga dengan mudahnya melemah, bukannya kau sudah bertekat untuk mencoba melupakan seorang Kafka Auriga.

Aku merutuki diriku sendiri, aku benar-benar menyesal sekarang. Sayangnya sebanyak apapun penyesalan itu tak berguna karena Kafka sudah berhasil mencumbuiku sepuas hatinya.

"Kalau aja kita nggak perlu nafas. Gue nggak bakal berhenti nyiumin lo Khay." Suara Kafka yang terdengar cukup berat membuyarkan lamunanku, pandangan ku jadi tak tentu arah.

Suara laki-laki ini kali ini terdengar errrr....sangat serak. Jemari Kafka masih bertengger untuk mengelusi sekitaran pipi dan rahangku, terkadang jemari itu juga kembali menyentuh permukaan bibirku dan kembali mencoba membuka celah bibirku secara perlahan.

Our September Moments (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang