34. Khayla (Study date)

409 44 31
                                    



🌸🌸🌸



Bagaimana rasanya ketika jatuh cinta sendirian?

Menahan cemburu seorang diri tanpa pernah bisa mengatakan apapun. Berpura-pura bersikap sekitarmu terasa biasa saja padahal nyatanya hatimu berdebar saat berada didekatnya. Bagaimana rasanya berpasrah diri pada kenyataan bahwa orang yang kau cintai selamanya hanyalah sebatas angan? Bahkan untuk berdoa semoga Tuhan memberikan keajaiban pun rasanya enggan karena terlalu sering ditampar oleh keadaan.

Namun setidaknya aku tahu persis apa yang hatiku inginkan, kepada siapa diriku menuang perasaan, kepada siapa tatapanku tertuju. Siapa orang dibalik alasan aku tersenyum ataupun meluruhkan air mata.

Aku pernah mengalaminya, dalam waktu yang cukup lama. Mungkin saja masih mengalaminya hingga sekarang, detik ini saat aku berhadapan dengan laki-laki yang selama ini menjadi sumber kesakitanku namun ia juga seperti obat yang akan segera menyembuhkanku.

Bagaimana seseorang bisa menjadi sumber penyakit namun juga menjadi satu-satunya obat penyembuh dalam waktu yang bersamaan?

Aku tak tega.

Pada akhirnya aku tidak sanggup jika mengetahui lelaki yang kucintai mengalami kesakitan yang serupa. Meski sempat membencinya, pada nyatanya aku kalah jua.

Ketika dia, Kafka Auriga mengatakan dengan lantang namun dengan nada yang tersirat begitu lirih bahwa ia kelelahan, ia kesakitan karena harus menyimpan rasa cintanya seorang diri, disitulah aku tak sanggup untuk membiarkannya terhanyut dalam kubangan perasaan tak terbalas.

Aku tahu persis bagaimana lelahnya itu semua.

Kafka bahkan berucap bahwa ia sempat kebingungan, ia merasa asing dan tidak mengenali hatinya sendiri. Dia sempat tak tahu dengan pasti apa yang sebenarnya dia inginkan.

Ketika aku menyimpan rasa seorang diri namun dengan jelas aku mengenali hatiku sendiri, itu semua sudah teramat sakit, seperti ditusuk ribuan jarum setiap hari.

Lalu bagaimana ketika hatimu terombang-ambing? Buta akan isi hatimu sendiri. Aku tidak sanggup membayangkan sakit yang Kafka rasakan.

Aku tidak bisa menyiksanya, karena pada akhirnya ketika ia kesakitan maka akupun akan merasakan sakit jua.

Karena itu lah aku putuskan untuk mencoba mempercayainya, aku tidak mengharapkan apapun. Aku hanya akan belajar untuk meletakan kepercayaanku padanya. Baiklah, aku akan membuka diri dengan perlahan seperti yang dia minta.

Lagipula Kafka tidak memintaku untuk menjadi miliknya secepatnya, ia hanya ingin mengenalku dan itu cukup.

Saat ini aku juga bertanya-tanya apakah begini rasanya jadi Sonya selama ini?

Dulu aku memang pernah membayangkan bagaimana rasanya dimanjakan oleh Kafka. Lelaki itu adalah tipe yang akan meratukan perempuan yang ia cintai. Sepanjang hidupku, kuhabiskan dengan melihat Kafka yang selalu melakukan apapun untuk Sonya bahkan hal kecil sekalipun.

Lalu ketika itu semua berbalik terjadi padaku, aku tidak tahu harus bagaimana. Ada perasaan terkejut, bahagia, kebingungan, dan juga mendamba.

Hanya karena aku mengatakan ingin belajar bersama diruang baca rumah kami tadi malam, aku terkejut ketika menemukan satu bangku baru yang sangat pas untukku.

Selama ini meja dan bangku diruang baca memang kurang cocok untukku, meja yang tersedia diruang ini cukup tinggi dengan bangku nya yang terlalu rendah sehingga aku cukup kesusahan karena tubuhku yang terlalu kecil.

Namun siang ini ketika aku memasuki ruang baca, aku melihat Kafka yang sedang mengatur ulang interior ruang baca. Ada satu bangku dengan model yang lebih tinggi sehingga mungkin sangat pas untuk kugunakan belajar.

Our September Moments (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang