Pagi hari ini terlihat cukup mendung, terbukti dari langit yang terlihat dipenuhi oleh awan abu-abu dengan angin dingin yang berhembus cukup kencang. Namun hal tersebut tidak mengganggu kehangatan di dalam sebuah rumah sederhana yang terletak di salah satu bagian kota Seoul.
"MAMAAA!!!! RENJUN GE MENGAMBIL SARAPANKU LAGI!!!" Teriakan melengking dari sesosok perempuan bersurai hitam panjang dengan kedua mata bulatnya mulai memenuhi rumah tersebut, membuat sosok yang dipanggil mama itu pun segera menghampiri putrinya.
"Renjun berhenti mengganggu adikmu, dan Ningning kau ini sudah mama bilang jangan teriak-teriak!" Omel sang mama yang membuat Ningning mengerucutkan bibirnya dan menatap sinis sosok pemuda berwajah manis yang tengah menyantap roti miliknya dengan santai.
"Aku tidak mengganggu Ningning kok mama, dianya saja yang pelit. Padahal aku sudah bilang tinggal buat lagi yang baru." Renjun menyahuti dengan senyum mengejeknya yang membuat Ningning mengerang kesal dan mendudukkan dirinya sembari bersedekap dada.
"Hhh...bisa cepat tua mama kalau kalian terus seperti ini. Ningning mama buatkan yang baru ya? Besok-besok taruh sarapanmu di kamar mama biar gegemu tidak bisa mengambilnya." Ujar Wendy yang merupakan ibu dari Renjun dan Ningning.
Mendengar ucapan Wendy, Ningning pun membulatkan kedua matanya senang dan tersenyum penuh kemenangan ke arah Renjun yang saat ini tengah menatap sang mama dengan tatapan penuh tidak percaya.
"Mama?? Kenapa malah mendukung bocah menyebalkan ini??!" Renjun berujar dengan rasa tidak terima, sedangkan Ningning dengan sengaja menjulurkan lidahnya yang membuat Renjun semakin kesal.
"Ck bukan cuman dia bocah menyebalkannya, kau juga bocah menyebalkan. Kalian ini sudah dewasa tapi masih bertingkah seperti anak kecil. Lebih baik jadi anak kecil lagi saja sana!" Sahut Wendy yang kemudian beranjak ke arah dapur, meninggalkan Renjun dan Ningning yang masih setia melemparkan tatapan sinis ke arah satu sama lainnya.
Renjun yang nekat untuk berangkat kuliah pun seketika menyesali keputusannya saat langit tiba-tiba menumpahkan air hujannya tepat ditengah perjalanannya, membuat pakaian Renjun pun kini sudah basah dari atas hingga bawah.
"Arghhh kenapa aku harus masuk kategori manusia sial di bumi sih?!" Renjun mengomel sembari melepaskan sepatunya yang sudah basah kuyup. Untungnya ada sebuah toko kecil yang sedang tutup yang bisa menjadi tempatnya berteduh untuk sementara waktu.
Baru saja Renjun menghembuskan nafasnya kencang, tiba-tiba sebuah mobil sport hijau melintas cepat di depannya yang membuat genangan air di depannya menyiram tepat ke arah tubuh dan wajah Renjun, membuat Renjun hanya bisa membuka mulutnya dengan tangan kanannya yang menggenggam kuat sepatu basahnya.
"MOBIL BRENGSEK TIDAK TAU ATURAN! ARGHH SIAL BAJINGAN!!!" Amuk Renjun yang kemudian melempar sepatunya asal sebelum akhirnya ia menyesali tindakannya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Triangle ✓
RomanceRenjun sangat paham dan sangat tahu bahwa dirinya benar-benar berada dalam posisi yang berbahaya dengan terjebak bersama si kembar Lee Donghyuck dan Lee Haechan. Tapi dirinya tidak bisa memikirkan apalagi melakukan apapun untuk bisa keluar dan pergi...