Pintu apartemen mewah milik si kembar Lee terlihat terbuka, menampakkan Donghyuck yang baru saja pulang dengan wajah datarnya.
Pemandangan pertama yang menyambut Donghyuck adalah ruang tengah apartemen yang terlihat cukup berantakan dengan pecahan gelas yang berserakan di lantai. Sedangkan sang kembaran terlihat duduk di atas sofa dengan wajah datar dan dinginnya.
Tidak ingin berurusan dengan Haechan, Donghyuck pun dengan santai melangkahkan kedua kakinya. Berniat untuk berjalan ke arah kamarnya, hingga tiba-tiba langkahnya terhenti saat sebuah botol minuman keras yang sudah kosong melesat tepat di samping wajahnya dan mendarat tepat di dinding yang berada di depan Donghyuck. Membuat pecahan botol tersebut berserakan dan mengenai kaki Donghyuck.
"Kau memancing emosiku Lee Donghyuck." Datar Haechan yang baru saja melempar botol kaca tersebut ke arah adik kembarnya.
Donghyuck yang mendapati amarah sang kembaran pun hanya diam dengan wajah yang tak kalah datar dan dingin dari Haechan. Bahkan ia tidak memperdulikan kakinya yang sedikit terluka dan mengeluarkan darah akibat serangan Haechan beberapa saat lalu.
"Lalu? Apa wajahku terlihat peduli?" Datar Donghyuck yang mengundang dengusan milik Haechan.
Tanpa membuka suaranya, Haechan pun melangkahkan kakinya berniat menghampiri Donghyuck yang tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya. Keduanya benar-benar tidak memiliki rasa takut sedikit pun pada satu sama lainnya.
"Aku hanya akan mengingatkanmu sekali." Ujar Haechan yang saat ini sudah berdiri tepat di depan Donghyuck.
Iris tajam keduanya saling bertabrakan, membuat suasana di sekitar mereka semakin memanas dan cukup menegangkan. Tidak ada yang ingin mengalah diantara mereka.
"Huang Renjun, dia budakku. Mainanku. Dia milikku. Jadi jangan berani menyentuh apalagi menghakmilikannya." Haechan kembali membuka suaranya dengan penekanan di setiap katanya, matanya yang dipenuhi amarah menatap lurus mata Donghyuck yang tengah menatap remeh dirinya.
"Bukannya kau yang menawariku berbagi waktu itu? Lalu sekarang? Kau malah menyuruhku untuk tidak menyentuhnya? Oy Lee Haechan, sejak kapan kau jadi labil seperti ini huh?" Sahut Donghyuck dengan nada dan tatapan remehnya yang semakin memancing emosi Haechan, terbukti dari kedua tangannya yang terkepal kuat.
"Tawaranku hanya berlaku waktu itu, dan waktu itu kau menolaknya. Artinya Huang Renjun adalah milikku seutuhnya." Sahut Haechan dengan smirknya yang terlihat menakutkan namun tidak di mata Donghyuck.
"Kau lupa? Aku memang menolak Renjun, tapi aku menolaknya untuk dibagi denganmu. Karena Huang Renjun hanya akan menjadi milikku, dia tidak pantas dengan manusia bajingan sepertimu." Tajam Donghyuck yang seketika membuat tawa Haechan meledak.
"Oy, kau butuh cermin tidak? Lee Donghyuck, kau dan aku itu sama. Jangan merasa lebih baik apalagi lebih suci dariku." Ujar Haechan dengan tatapan remehnya.
"Kau bisa bilang kau lebih baik dariku untuk saat ini, karena dia sedang tidak ada disini dan hanya ada Renjun." Haechan kembali membuka suaranya, ia bahkan sudah mendorong bahu Donghyuck membuat Donghyuck sedikit terhuyung dan menatap tajam sang kembaran.
"Tapi...beda cerita jika dia disini. Tepat di hadapanmu, aku pastikan kau juga sama brengseknya denganku. Karena sudah bisa dipastikan, kau akan memilih dia dan membuang Renjun begitu saja seperti sampah yang tidak terpa-..."
Belum sempat Haechan menyelesaikan ucapannya, tinjuan Donghyuck sudah lebih dulu mendarat di wajahnya. Membuat tubuh Haechan terhuyung ke arah belakang diikuti dengan luka dan lebam di wajahnya yang semakin bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Triangle ✓
RomanceRenjun sangat paham dan sangat tahu bahwa dirinya benar-benar berada dalam posisi yang berbahaya dengan terjebak bersama si kembar Lee Donghyuck dan Lee Haechan. Tapi dirinya tidak bisa memikirkan apalagi melakukan apapun untuk bisa keluar dan pergi...