21 : Something's Not Right

2.4K 337 20
                                    

Renjun sejak pagi tadi sudah mengerutkan keningnya, bahkan dirinya yang biasa selalu fokus dalam mengikuti kelas semalas apapun dirinya. Tapi kali ini ia terlihat tidak fokus. Sebenarnya sudah tiga hari belakangan Renjun terlihat seperti ini.

Terbukti dari tatapan kosongnya dengan tangannya yang sibuk memainkan pulpen, ia sama sekali tidak menghiraukan penjelasan sang dosen.

"Renjun!" Panggil Jaemin yang memang duduk di samping Renjun, bahkan si pemuda Na sudah mencubit kecil pinggan si pemuda Huang. Membuat teriakan terdengar dari mulutnya yang membuat seisi kelas menolehkan kepalanya ke arah dirinya.

"Kau ini kenapa sih Jaem?!" Amuk Renjun.

"Profesor Irene memanggilmu daritadi!" Ujar Jaemin dengan nada berbisik namun sedikit meninggi, membuat Renjun pun membulatkan kedua matanya.

"Huang Renjun, jadi apa jawabannya?" Suara Irene menggema yang membuat suasana kelas pun menegang begitu juga dengan Renjun yang tengah menggaruk pipinya yang tidak gatal. Ia benar-benar tidak tahu jawaban dari pertanyaan sang profesor, jangankan jawaban bahkan pertanyaannya saja Renjun tidak tahu.

"Maaf profesor...aku tidak tau..." sahut Renjun dengan suara kecilnya yang mengundang tatapan tajam dan tegas milik Irene.

"Sekali lagi kau tidak fokus di dalam kelasku, lebih baik kau keluar." Tegas Irene yang kemudian kembali mengajar, membuat Renjun yang mendapati dirinya bebas pun menghela nafasnya lega.

▪︎
▪︎
▪︎

Erangan milik Renjun terdengar cukup kencang menyatu dengan ramainya lorong fakultasnya sore ini. Setelah melalui kelas yang cukup panjang, akhirnya si pemuda Huang bisa menghela nafasnya bebas terlebih besok adalah hari libur.

"Kau sedang ada masalah? Dari kemarin-kemarin aku lihat kau tidak fokus?" Jaemin yang sejak tadi berjalan di samping Renjun pun membuka suaranya. Namun yang ditanya hanya diam dan menggeleng singkat.

"Lalu? Apa karna si kembar? Tapikan Haechan sudah tidak mengganggumu beberapa hari ini? Atau Donghyuck? Dia melakukan sesuatu?" Jaemin bertanya tanpa jeda yang membuat Renjun menggeram frustasi dan meremat surainya.

"Arghh berhenti bertanya Na Jaeman! Kepalaku berasa mau pecah! Donghyuck tidak melakukan apapun! Aku hanya bingung kenapa si brengsek Haechan itu tiba-tiba berhenti menggangguku, tidak mungkinkan cuman karna ancamanku waktu itu?! Dia itu bukan tipe manusia yang menuruti ancaman orang lain! Tapi aneh dia yang setiap hari menggangguku tiba-tiba menghilang begitu saja! Bukannya apa-apa aku cuman khawatir soal hutangku! Aku malas kalau harus berhutang pada orang lain apalagi modelan seperti Haechan!" Renjun dengan cepat mengeluarkan isi hati dan kepalanya, ia bahkan tidak memberikan Jaemin sedikit pun kesempatan untuk membuka suaranya yang membuat si pemuda Na hanya bisa mengusap tengkuknya.

"Tapikan...kalau memang dia sudah tidak mengganggumu bukannya bagus ya? Mungkin saja dia merasa hutangmu sudah lunas?" Tanya Jaemin dengan wajah polosnya yang membuat Renjun menarik kuat nafasnya lalu menghembuskannya dengan kencang.

"Arghh Lee brengsek Haechan aku benar-benar ingin menguburnya sekarang." Monolog Renjun sembari mengepalkan tangan kanannya.

Baru saja Jaemin ingin membuka suaranya. Namun terhenti saat mendapati kehadiran Donghyuck yang tengah berjalan ke arah Renjun, membuat si pemuda Na pun berdeham pelan dan menghentikan langkahnya mencoba memberikan ruang untuk keduanya.

"Sudah selesai?" Tanya Donghyuck pada Renjun, sedangkan yang ditanya pun mengulas senyumnya dan mengangguk sebagai jawaban.

Sudah menjadi rutinitas Donghyuck beberapa hari kebelakangan ini untuk menghampiri Renjun dan mengajak si pemuda Huang untuk pulang bersama, bahkan bukan hanya Jaemin, Chenle, Xiaojun dan Hendery yang menyadarinya tapi hampir satu fakultas seni menyadarinya.

Devil's Triangle ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang