Tak terasa langit yang semula berwarna biru cerah kini berganti warna menjadi jingga. Jam sendiri sudah menunjukkan pukul lima sore, dan keadaan klub fotografi sudah hampir rapih setengahnya berkat bantuan Jaemin, Renjun, Sungchan, Jisung, Shotaro dan Haechan.
Mark menghela nafasnya lega, kalau terus seperti ini mungkin dalam seminggu semuanya sudah selesai dan sisanya ia bisa bersantai sampai hari pameran tiba.
"Mark hyung, karna sudah selesai aku dan Renjun izin pulang ya?" Jaemin tiba-tiba membuka suaranya yang membuat Mark sedikit membulatkan kedua matanya.
"Ah iya, aku antar saja bagaimana? Kalian pulang naik bus kan? Aku bawa mobil jadi bisa mengantar kalian." Tawar Mark yang kini gantian membuat Jaemin dan Renjun membulatkan kedua matanya.
"Tidak usah hyung, kami lebih baik naik bus sa-..."
"Dia pulang denganku." Belum sempat Jaemin menyelesaikan ucapannya, Haechan sudah lebih dulu menyela sembari menarik kerah belakang baju Renjun. Membuat Renjun yang tiba-tiba ditarik pun membulatkan kedua matanya.
"YAK! KAU PIKIR AKU KUCING HAH?! BAJINGAN TIDAK PUNYA SOPAN SANTUN!" Amuk Renjun sembari mencoba melepaskan cengkraman Haechan pada bajunya. Namun bukannya lepas, si pemuda tan malah merangkul bahu Renjun. Membuat tubuh keduanya menempel pada satu sama lain.
"Sudah aku bilang jangan menyentuhku dengan tangan bejatmu!" Emosi Renjun sembari mencoba melepaskan rangkulan Haechan, tapi anehnya walaupun bibirnya menolak. Kedua kakinya tetap bergerak mengikuti langkah Haechan.
"Aku kan tidak menyentuh? Cuman merangkul?" Sahut Haechan dengan wajah santainya. Keduanya perlahan mulai menjauh, meninggalkan lima pemuda lainnya yang tengah terdiam di tempat masing-masing dengan ekspresi berbeda-beda.
"Sama saja dasar otak udang!" Semprot Renjun dengan wajah galaknya.
"Menyentuh tidak boleh, merangkul tidak boleh lalu yang boleh apa? Cium?" Sahut Haechan seakan tidak lelah mendengar umpatan dan cacian milik si pemuda Huang.
Tepat setelah mendengar ucapan Haechan, Renjun pun tanpa perasaan menarik telinga kanan Haechan cukup kuat. Membuat si pemuda tan pun berteriak kesakitan dan menghentikan langkahnya.
"Yak yak yak!!! Telingaku bisa lepas brengsek!!!" Umpat Haechan disela ringisan kesakitannya, sedangkan Renjun terlihat tidak peduli dan menatap galak wajah Haechan yang tengah kesakitan.
"Ya terus?! Kan telingamu yang lepas bukan aku! Jadi apa peduliku hah?!" Sewot Renjun yang kemudian melepaskan jewerannya, membuat Haechan pun segera memegang telinganya yang terasa panas.
"Brengsek, badanmu kecil tapi tenagamu tidak main-main." Ujar Haechan yang seketika menerbitkan senyum bangga milik Renjun, bahkan ia sudah sedikit membusungkan dadanya sombong.
"Makanya jangan macam-macam denganku." Sinis Renjun.
"Tapi percuma kalau cuman kuat menganiaya tapi tidak kuat dikasur." Ujar Haechan lagi yang kemudian segera berjalan meninggalkan Renjun yang tengah membulatkan kedua matanya. Ingatkan Renjun untuk menyumpal mulut kurang ajar Haechan dengan sepatunya nanti.
Jisung, Sungchan dan Shotaro yang sejak tadi melihat drama keduanya pun menggelengkan kepala mereka. Baru pertama kalinya mereka melihat seorang Lee Haechan dianiaya oleh orang lain dan anehnya si pemuda tan terlihat pasrah tanpa berniat melawan apalagi membalas.
Disisi lainnya, Jaemin yang melihatnya pun sedikit menyugingkan senyumnya. Setelah beberapa hari belakangan Renjun terlihat lesu, akhirnya ia bisa melihat sahabatnya itu kembali pada setelan pabriknya. Walaupun banyak yang mengatakan bahwa Haechan brengsek dan berbahaya tapi sepertinya Jaemin harus mengucapkan terimakasih nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Triangle ✓
RomansaRenjun sangat paham dan sangat tahu bahwa dirinya benar-benar berada dalam posisi yang berbahaya dengan terjebak bersama si kembar Lee Donghyuck dan Lee Haechan. Tapi dirinya tidak bisa memikirkan apalagi melakukan apapun untuk bisa keluar dan pergi...
