22 : Touch Him And Die

2.3K 312 2
                                    

Haechan berjalan santai dengan wajahnya yang terlihat tidak bersahabat. Sangat berbeda dengan Haechan yang biasanya selalu menggoda wanita-wanita dan membuat onar dengan para pembalap yang akan bersaing dengan sang kembaran.

Haechan yang sekarang seperti tidak memiliki semangat untuk melakukan apapun, dab Haechan sendiri tidak tahu alasan dibaliknya. Ia merasa bingung dengan dirinya sendiri saat ini, terlebih saat mendapati Renjun dan Donghyuck yang semakin hari semakin dekat. Pikirannya seketika kacau begitu juga dengan emosinya yang berujung membuatnya memancing emosi orang lain.

Sibuk dengan isi pikirannya sendiri, Haechan pun tidak menyadari bahwa saat ini terdapat seorang pemuda bertubuh jangkung yang tengah menghampirinya dan tanpa aba-aba merangkul akrab bahu si pemuda tan. Membuat Haechan menolehkan kepalanya dan menatap tajam si pemuda jangkung yang baru saja merangkulnya.

"Sudah lama aku tidak melihatmu di arena?" Tanya pemuda jangkung tersebut yang memiliki nama Mingyu, membuat Haechan berdecak dan berniat beranjak pergi. Namun Mingyu lebih dulu menahan bahunya.

"Aigoo, kau ini sombong sekali sih. Omong-omong...aku tidak menyangka akan melawan kembaranmu lagi." Ujar Mingyu dengan senyum miringnya, ia menatap wajah Haechan yang sudah terlihat sangat menyeramkan dan tidak bersahabat.

"Kali ini taruhan lagi? Sama seperti dulu? Bagaimana?" Seakan tidak ada takutnya, Mingyu lagi-lagi membuka suaranya. Kali ini ia menawarkan taruhan yang biasanya akan dilakukan Haechan pada lawan Donghyuck.

Mingyu sendiri merupakan lawan yang mengalahkan Donghyuck untuk pertama kalinya, dan sesuai dengan taruhannya. Haechan pun membiarkan Guanlin meniduri Giselle, seorang gadis cantik, lugu, pintar dan manis yang pada saat itu merupakan kekasih dari Haechan.

"Ck, aku tidak minat taruhan dengan orang yang sama." Datar Haechan yang kemudian menyentak kuat tangan kekar Mingyu yang berada di bahunya, membuat Mingyu pun mengangkat salah satu alisnya dan mengulas smirknya.

"Kenapa? Kau takut kalah lagi?" Mingyu bertanya dengan nada mengejeknya.

"Atau...berita yang aku dengar benar? Berita soal seorang Lee Haechan yang saat ini sudah tidak diinginkan oleh wanita-wanita cantik makanya kau tidak memiliki kekasih sekarang?" Mingyu kembali membuka suaranya, kali ini ia benar-benar menatap rendah Haechan. Sedangkan Haechan, bukannya mengeluarkan amukan atau tinjuannya. Si pemuda tan malah mendengus dan mengulas senyum miringnya.

"Lalu kenapa? Sepertinya kau ingin sekali meniduri wanita-wanita yang aku kencani? Kau menyukai barang bekas huh?" Sarkas Haechan dengan tatapan remehnya yang berhasil membuat Mingyu sedikit terpancing emosi, terbukti dari kedua tangannya yang mengepal sebelum membuka suaranya.

"Begini saja, ayo kita taruhan. Kalau aku kalah kau boleh tidur dengan kekasihku." Ujar Mingyu dengan senyum miringnya yang membuat Mingyu mengangkat alis kirinya.

"Kau tau Jeon Somi? Aku yakin kau pasti mengenalnya, apalagi dia memiliki tubuh yang sangat seksi iya kan?" Tanya Mingyu sembari menunjuk ke arah seorang wanita cantik dalam balutan kaus ketat berwarna putih dengan miniskirt berwarna hitam yang menunjukkan kaki jenjang milik sang wanita.

Haechan yang melihat wanita yang dimaksud oleh Mingyu pun mendengus, apalagi saat mendapati sang wanita terlihat asik mengobrol dengan kedua temannya. Haechan akui, Jeon Somi memang sangat terkenal disini. Seorang wanita cantik yang memiliki tubuh seksi, ada berita yang beredar bahwa Somi juga sangat hebat di atas ranjang.

"Tapi kalau aku yang menang..." Mingyu yang melihat Haechan tengah memandangi kekasihnya pun kembali membuka suaranya, saat ini sudut bibirnya sedikit tertarik menampakan senyum miringnya.

Devil's Triangle ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang