Renjun sangat paham dan sangat tahu bahwa dirinya benar-benar berada dalam posisi yang berbahaya dengan terjebak bersama si kembar Lee Donghyuck dan Lee Haechan. Tapi dirinya tidak bisa memikirkan apalagi melakukan apapun untuk bisa keluar dan pergi...
Jam di dinding sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam. Haechan yang mendapati Renjun tengah tertidur nyenyak di sampingnya pun mengulas senyum lembutnya. Tangannya bergerak menyisir anak rambut Renjun sembari menarik selimutnya untuk menutupi tubuh telanjang milik Renjun.
Keduanya sendiri baru menyelesaikan kegiatan panas mereka sekitar satu setengah jam yang lalu. Sepertinya Renjun benar-benar kelelahan sampai tidak terusik sedikit pun saat Haechan beranjak dari atas kasurnya, berniat untuk membersihkan dirinya dan membereskan kekacauan yang dibuat keduanya.
Sekitar sepuluh menit Haechan berada di kamar mandi, hingga beberapa detik kemudian ia keluar dengan surai yang sedikit basah. Dengan langkah mengendap-ngendap, Haechan segera memunguti beberapa kondom bekas yang berceceran di lantai kamarnya dan memasukkannya ke dalam tong sampah di dekat kamar mandinya.
Selesai dengan kegiatan tersebut, Haechan pun memunguti pakaiannya dan Renjun kemudian kembali ke kamar mandi dengan sebuah handuk kecil di tangannya.
Tak lama ia kembali menghampiri Renjun dan membasuh lembut tubuh Renjun dengan handuk basah yang ada di tangannya. Si pemuda Huang yang semula terlihat pulas dalam tidurnya pun seketika membuka kedua matanya dan mengulas senyumnya saat mendapati Haechan tengah duduk di sampingnya.
"Tidur lagi saja." Ujar Haechan dengan senyum lembutnya yang membuat Renjun menggeleng dan mencoba mendudukkan dirinya. Namun ringisan kecil terdengar dari mulutnya yang membuat Haechan ikut meringis.
"Sakit?" Tanya Haechan polos.
"Ya menurutmu saja bagaimana!" Ketus Renjun. Sepertinya si pemuda Huang sudah kembali ke mode galaknya yang membuat Haechan hanya terkekeh pelan.
"Pakai baju dulu, nanti masuk angin." Ujar Haechan sembari memberikan sebuah baju dan celana yang memang sudah ia siapkan sebelumnya pada Renjun, membuat Renjun hanya mengangguk dan dengan segera memakai baju dan celana yang diberikan Haechan.
"Haechan." Panggil Renjun yang dibalas dehaman singkat oleh si pemuda tan.
"Kalau sedang waras begini kau jadi tampan." Polos Renjun yang seketika mengundang tawa kencang milik Haechan, sedangkan Renjun yang melihat respon pemuda di depannya pun berdecak kesal.
"Itu kau saja yang buta! Dari dulu juga aku tampan, mau waras atau tidak aku tetap tampan Huang." Sombong Haechan yang seketika dihadiahi pukulan maut Renjun diikuti dengan umpatannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Doyoung yang semula berada di dalam kamarnya yang berada di lantai satu pun seketika bergegas keluar dari dalam kamarnya, saat telinganya mendapati suara milik beberapa pelayan yang terdengar panik.
Tepat setelah membuka pintu kamarnya, Doyoung pun segera berlari ke arah pintu utama mansionnya dan terkejut saat mendapati beberapa pelayan kini sudah ketakutan, dan beberapa diantara yang lainnya sudah tersungkur di lantai saat Donghyuck mendorong kuat pelayan-pelayan yang mencoba menghentikannya.