Terhitung sudah empat hari Renjun lalui dengan sangat tenang dimana Haechan tidak mengganggunya sama sekali. Bukan karena si pemuda Lee merasa bersalah atau sejenisnya, melainkan karena Lee Haechan sudah empat hari tidak menampakkan wajahnya di kampus begitu juga dengan Lee Donghyuck yang membuat Renjun sedikit heran.
"Kau ini kenapa sih sebenarnya? Bukannya bagus ya kalau Haechan berhenti mengganggumu?" Jaemin yang sejak tadi tengah berjalan di samping Renjun pun membuka suaranya.
Keduanya saat ini tengah berjalan beriringan ke arah halte bus di dekat kampus mereka. Jaemin sendiri berencana berkunjung ke rumah si pemuda Huang untuk mulai mencicil tugas besar keduanya.
"Ck, aneh saja. Masalahnya bukan cuman Haechan yang tiba-tiba menghilang tapi Donghyuck juga." Ujar Renjun dengan nada kesalnya yang membuat kedua alis Jaemin bertautan.
"Hah? Dimana anehnya? Ya kan mereka kembar. Wajar saja kalau satu tidak masuk yang satunya juga tidak masuk?" Bingung si pemuda Na yang tanpa sadar membuat si pemuda Huang terdiam sibuk dengan isi pikirannya.
"Jaem." Panggil Renjun tiba-tiba saat keduanya sudah berhenti tepat di depan halte bus. Sedangkan yang dipanggil pun hanya berdeham pelan sebagai respon.
"Aku...boleh curhat tidak? Tapi jangan beritau yang lain, cukup kau saja yang tau untuk sekarang." Tanya Renjun dengan hati-hati dan penuh harap, membuat Jaemin yang mendengarnya pun semakin keheranan. Tidak biasanya Renjun meminta izin pada dirinya hanya untuk sebuah curhatan. Sepertinya ada yang aneh dengan sahabatnya itu.
"Apa memangnya?" Sahut Jaemin.
Renjun tidak langsung membuka suaranya, ia terlihat sedikit ragu terbukti dari jemarinya yang sejak tadi terus bergerak menandakan bahwa si pemuda Huang tengah gugup.
"Kalau aku menyukai seseorang bagaimana?" Tanya Renjun hati-hati yang membuat Jaemin mengedipkan matanya bingung.
"Ya tidak gimana-gimana? Memangnya aku harus apa? Itu kan hak mu!" Sahut Jaemin dengan nada meninggi di akhir, bingung akan kelakuan sahabatnya itu.
"Tapi kalau seseorang yang aku sukai itu ternyata Donghyuck bagaimana?" Renjun kembali bertanya dalam satu tarikan nafasnya yang berhasil membuat kedua mata Jaemin membulat.
"HAH?!!! KAU SUKA DONGHYUCK?!!" Teriak Jaemin yang seketika dihadiahi pukulan Renjun tepat di kepalanya, membuat si pemuda Na pun mengaduh sembari memegangi kepala belakangnya.
"Aduhh Njun, kau ini bisa lembut sedikit tidak sih?! Kalau otakku pindah tempat bagaimana?!" Protes Jaemin yang masih memegangi kepala belakangnya.
"Otakmu kan memang sudah lama pindah tempat!" Semprot Renjun yang membuat nyali Jaemin pun seketika menciut untuk menanggapi emosi si pemuda Huang.
"Dari sekian banyak laki-laki di kampus kita. Kenapa juga kau bisa suka pada si kembar sih?" Tanya Jaemin dengan raut herannya.
"Aku cuman suka Donghyuck bukan kembarannya juga! Kalimatmu bermakna ganda!" Semprot Renjun lagi.
"Ya itu maksudku! Kenapa tidak teman-temannya saja? Misalnya Jeno? Lucas? Atau yang lainnya begitu? Kenapa harus salah satu dari si kembar?" Tanya Jaemin yang mengundang dengusan milik Renjun.
"Ya mana aku tau! Lagian aku kan sering bertemunya dengan Haechan atau Donghyuck! Bukan dengan teman-temannya! Lucu kalau aku malah suka pada teman mereka!" Bentak Renjun dengan wajah galaknya yang terlihat lucu.
"Hm...aku bingung Njun, aku sendiri tidak terlalu tau soal mereka. Aku cuman tau dari berita yang beredar di kampus saja, tapi..." Jaemin terlihat menjeda ucapannya yang mengundang tanda tanya di kepala Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Triangle ✓
RomanceRenjun sangat paham dan sangat tahu bahwa dirinya benar-benar berada dalam posisi yang berbahaya dengan terjebak bersama si kembar Lee Donghyuck dan Lee Haechan. Tapi dirinya tidak bisa memikirkan apalagi melakukan apapun untuk bisa keluar dan pergi...