23 : Home Sweet Home

2.3K 325 54
                                    

Tiga hari berlalu sejak kejadian di arena balap, selama itu juga Renjun selalu memikirkan ucapan Haechan. Terlebih si pemuda tan sama sekali tidak menampakkan wajahnya. Renjun benar-benar bingung apa Haechan benar-benar mengikuti ucapannya waktu itu.

Renjun yang tengah berdiri di depan lemari pakaiannya pun menghela nafasnya kencang. Sepertinya ia harus berhenti memikirkan Haechan, terlebih sebentar lagi Donghyuck akan menjemputnya sedangkan dirinya masih belum siap-siap sama sekali.

Hari ini Donghyuck mengaja Renjun untuk mengunjungi salah satu kafe yang baru saja dibuka, Donghyuck bilang kafe tersebut milik kenalannya dan Donghyuck diundang untuk menghadiri acara pembukaannya. Namun si pemuda tan memutuskan untuk meminta Renjun menemaninya.

Sebenarnya Renjun senang-senang saja, selain bisa mendapat makanan gratis. Ia juga bisa pergi dengan Donghyuck diluar hari kuliahnya, yang mungkin bisa dibilang sebagai ajakan kencan juga. Ah, memikirkannya saja sudah membuat kedua pipi Renjun terasa panas.

Tidak ingin pikirannya semakin dipenuhi Donghyuck, Renjun pun dengan segera mengambil pakaian perginya yang jarang ia gunakan. Biasanya hanya ia gunakan untuk acara-acara penting, dan menurutnya saat ini merupakan acara penting bagi dirinya.

Sesaat setelah mengambil pakaiannya, Renjun pun segera menyambar handuk yang tergantung di dekat lemarinya dan dengan segera melesat ke arah kamar mandinya. Ia tidak ingin membuang waktu lebih banyak.

▪︎
▪︎
▪︎

Kamar mewah milik Donghyuck saat ini terlihat cukup hening, dimana si pemilik kamar terlihat tengah memakai salah satu turtle neck nya yang membuat bentuk tubuhnya terlihat lebih jelas.

Donghyuck menatap pantulannya di kaca besar yang ada di depannya, tangan kanannya bergerak untuk menyisir surainya ke arah belakang berniat untuk merapihkannya.

Baru saja si pemuda tan berniat mengambil kunci mobilnya dan beranjak keluar kamarnya. Namun langkahnya terhenti saat mendapati ponsel di saku celananya bergetar menandakan adanya panggilan masuk.

Donghyuck yang mendapati waktunya harus terbuang pun menghela nafasnya kencang, ia dengan segera merogoh saku celananya berniat mematikan ponselnya. Namun niatnya tertahan saat mendapati nama seseorang tertera di layar ponselnya yang membuat tubuhnya seketika membeku.

Dengan rahang yang sedikit mengeras, Donghyuck pun menggeser tombol hijau di ponselnya dan mendekatkan benda persegi itu ke telinganya. Hingga suara seseorang terdengar jelas dari ponsel Donghyuck, membuat darah di tubuh Donghyuck pun berdesir sangat cepat.

"Hyuck, aku di bandara." Ujar sosok tersebut yang membuat Donghyuck reflek menelan ludahnya sendiri sebelum membuka suaranya.

"Aku kesana." Singkat Donghyuck yang kemudian memutuskan sambungan telfonnya.

Wajahnya terlihat sangat datar dengan rahangnya yang sedikit mengeras. Donghyuck sudah menebak situasi seperti saat ini akan terjadi, tapi ia tidak mengira bahwa situasinya akan datang secepat ini. Bahkan Donghyuck belum sepenuhnya menaklukan Renjun saat ini.

 Bahkan Donghyuck belum sepenuhnya menaklukan Renjun saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Devil's Triangle ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang