Renjun sejak tadi tidak hentinya mengeluarkan umpatannya. Pergelangan tangannya bahkan sudah sangat merah dan terasa sedikit perih saat Haechan terus-terusan menarik tubuhnya paksa.
"Yak! Bisa tidak pelan-pelan sedikit?! Kau ini sedang dikejar rentenir atau bagaimana hah?!" Renjun akhirnya menyuarakan kekesalannya yang membuat Haechan melirik sekilas ke arah si pemuda Huang.
"Kalau ada orang yang sedang bertanya itu di jawab breng-..." belum sempat Renjun menyelesaikan ucapannya, punggungnya sudah lebih dulu menghantam dinding di belakangnya.
Bisa Renjun rasakan punggungnya sedikit ngilu karena Haechan benar-benar mendorong kuat tubuhnya. Keadaan di sekitar mereka saat ini tidak terlalu ramai karna beberapa mahasiswa manajemen yang memiliki kelas.
"Berhenti bicara, telingaku sakit." Dingin Haechan yang masih setia memegang tangan kanan Renjun dan menatap intens iris jernih milik pemuda di depannya.
Entah kenapa iris coklat gelap itu selalu berhasil membuatnya terhipnotis untuk beberapa saat. Bahkan membuat akal sehatnya hilang begitu saja. Haechan benar-benar penasaran akan sosok pemuda mungil di depannya, seumur hidupnya ia tidak pernah menemukan manusia seperti Renjun.
"Haechan."
Belum sempat Haechan membuka suaranya lagi, suara familiar yang merupakan milik kembarannya sudah lebih dulu memasuki indra pendengarannya. Membuatnya reflek menolehkan kepalanya begitu juga dengan Renjun.
Donghyuck yang melihat posisi dua manusia di depannya yang sedikit intim pun mengangkat salah satu alisnya. Sejak kapan kembarannya itu menyukai pria, kira-kira seperti itu yang terngiang di kepala Donghyuck.
"Apa?" Sahut Haechan dengan wajah malasnya.
"Bukannya kau tidak suka pria?" Tanya Donghyuck langsung pada intinya yang membuat Renjun menjatuhkan rahangnya, sedangkan Haechan hanya mengangkat salah satu alisnya terlebih saat mendapati tatapan datar sang kembaran.
Ah, sepertinya kembarannya itu memiliki ketertarikan pada budaknya. Haechan bisa dengan jelas melihat itu di wajah Donghyuck. Benar-benar sangat menyenangkan melihat sisi saudara kembarnya yang seperti ini setelah sekian lama.
"Memang tidak? Dia budakku, mana mungkin majikan menyukai budaknya sendiri." Ujar Haechan sembari menarik dagu Renjun dan mengangkatnya, membuat iris keduany kembali bertabrakan.
"Majikan palamu! Aku jadi budakmu cuman untuk sementara waktu sampai aku melunasi hutangku!" Semprot Renjun yang kemudian melepaskan tangan Haechan pada dagunya.
"Lalu kapan kau akan melunasinya? Atau kau mau melunasi dengan cara lain?" Tanya Haechan dengan senyum miringnya yang entah mengapa membuat Renjun seketika merinding.
"Contohnya...tidur denganku dan Donghyuck? Bagaimana?" Tawar Haechan masih dengan senyum miringnya yang membuat Renjun membulatkan matanya horor dan bersiap meninju perut si pemuda tan dengan tangan kirinya yang bebas. Namun niatnya sepertinya terbaca, terbukti dari Haechan yang sudah lebih dulu menahan tangan kirinya. Membuat si pemuda tan mengunci pergerakan kedua tangan Renjun.
"Kau ini suka sekali kekerasan sepertinya hm?" Ujar Haechan yang perlahan mendekati wajah Renjun.
Tanpa aba-aba, si pemuda tan mengangkat kedua tangan si pemuda mungil yang membuat Renjun kembali terkejut dan menatap horor sosok di hadapannya. Saat ini mereka masih berada di koridor kampus dan sosok di hadapannya bisa-bisanya melakukan hal tidak senonoh pada dirinya.
"Selain tidak punya etika, bodoh dan tidak waras otakmu isinya hanya selangkangan saja ya?" Sinis Renjun dengan tatapan mengejeknya yang mengundang kekehan milik Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Triangle ✓
RomanceRenjun sangat paham dan sangat tahu bahwa dirinya benar-benar berada dalam posisi yang berbahaya dengan terjebak bersama si kembar Lee Donghyuck dan Lee Haechan. Tapi dirinya tidak bisa memikirkan apalagi melakukan apapun untuk bisa keluar dan pergi...
