18 : The War Is Started

2.3K 323 25
                                    

Setelah satu minggu Renjun lewati dalam damai tanpa gangguan dari pemuda bernama Lee Haechan, akhirnya tiba dimana si pemuda Huang harus kembali berurusan dengan Haechan.

Tapi selain harus berurusan dengan Haechan, Renjun juga kini harus berurusan dengan Donghyuck. Sebenarnya Renjun sedikit bingung dengan si kembar Lee tersebut. Entah mengapa keduanya terlihat tidak akur setelah menghilang selama satu minggu. Belum lagi lebam di wajah keduanya yang walaupun samar tapi Renjun bisa lihat bahwa lebam keduanya semakin bertambah dibanding terakhir kali ia melihatnya.

Jika Donghyuck hanya menyapa dirinya sekilas, mengobrol singkat dan sejenisnya tanpa memaksakan kehendaknya pada Renjun. Maka Haechan kebalikannya. Kembaran dari Donghyuck itu masih seperti sebelum-sebelumnya, sepertinya menarik paksa Renjun adalah hobi barunya seperti saat ini.

"Ck yak bajingan! Lepas atau aku pastikan masa depanmu hancur oleh tendanganku!" Ancam Renjun yang kemudian menghentak kuat cengkraman Haechan di tangan kirinya.

Bukannya menyahuti ancaman Renjun, Haechan malah menghela nafasnya dan menyudutkan tubuh Renjun pada dinding di sampingnya. Kedua tangan Haechan terlihat mencengkram kuat kedua bahu Renjun, membuat si pemuda Huang mengerutkan keningnya tidak suka.

"Apalagi?! Ck, brengsek dari semua manusia di muka bumi kenapa aku harus berursan dengan iblis bajingan sepertimu!" Umpat Renjun tepat di depan wajah Haechan, jangan lupakan tatapan tajamnya yang menatap lurus mata tegas Haechan.

Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Renjun yang masih setia menatap sengit Haechan, sedangkan Haechan ia menghela nafasnya dan memutuskan untuk mengakhiri kontak mata keduanya.

"Maaf." Singkat Haechan yang seketika membuat Renjun mengerutkan keningnya.

"Maaf soal yang kemarin. Aku salah karna sudah memaksamu." Haechan kembali membuka suaranya, wajahnya terlihat sangat bersalah begitu juga dengan nada suaranya yang membuat Renjun seketika menjatuhkan rahangnya.

Kedua matanya mengedip cepat mencoba memproses ucapan Haechan beberapa detik lalu. Ia masih belum bisa mempercayai fakta bahwa sosok jelmaan iblis di hadapannya saat ini tengah mengucapkan kata maaf pada dirinya.

"HAH?" Sentak Renjun dengan wajah tidak percayanya. Namun bukannya membuka suaranga lagi, Haechan malah menatap lembut iris bulat serupa rubah milik Renjun yang berhasil membuat bulu kuduk Renjun meremang.

"Aku benar-benar minta maaf untuk yang kemarin dan untuk kelakuan kurang ajarku selama ini." Haechan kembali mengucapkan permintaan maafnya dengan tatapan dan nada yang sangat lembut dan hal itu membuat ribuan pertanyaan bermunculan di kepala Renjun.

"Lee Haechan, kepalamu terbentur sesuatu ya?" Polos Renjun sembari menatap sosok di hadapannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Namun yang ditanya hanya menggeleng pelan dan mengulas senyum lembutnya yang berhasil membuat bulu kuduk Renjun kembali meremang. Jangan lupakan tatapan horor Renjun saat Haechan tengah menatap dirinya dengan penuh kelembutan.

"Kau boleh meninjuku kalau kau mau." Ujar Haechan yang kemudian meraih tangan kanan Renjun dan menaruhnya di pipinya, membuat Renjun mengerutkan keningnya. Ia tidak habis pikir dengan manusia di hadapannya saat ini.

"Kepalamu benar-benar terbentur sesuatu sepertinya." Ujar Renjun yang kemudian menarik tangannya dari pipi Haechan dan mendorong tubuh si pemuda tan. Sepertinya ia harus menjaga jarak dengan Haechan setelah ini, ia takut jika terlalu lama berdekatan dengan Haechan ia bisa masuk rumah sakit jiwa.

Baru saja Renjun melangkahkan kakinya, langkahnya harus tertahan saat merasakan berat di punggungnya. Kedua matanya membulat panik saat mendapati Haechan saat ini tengah memeluk tubuhnya dari belakang. Bahkan si pemuda tan tidak menghiraukan tatapan yang diberikan oleh beberapa mahasiswa yang baru saja melewati keduanya.

Devil's Triangle ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang