Renjun saat ini tengah menghirup udara segara di sekitarnya dengan senyum cerah di wajahnya. Bagaimana tidak cerah, setelah melewati hari penuh kesialan kemarin. Akhirnya hari ini Renjun terbebas dari segala kesialannya.
Sejak pagi tadi, Renjun sama sekali tidak mendapati tanda-tanda adanya si kembar Lee bahkan hingga siang hari ini. Membuatnya tersenyum cerah karena akhirnya ia bisa melewati hari-harinya secara normal lagi.
"Kau kelihatan bahagia sekali?" Tanya Chenle yang tengah duduk di depan Renjun.
Saat ini keduanya tengah berada di kantin fakultas seni, keduanya sengaja hanya duduk diam tanpa memesan makanan apapun karna menunggu Xiaoju, Hendery dan Jaemin.
"Chenle-ya, akhirnya setelah melewati hari-hari yang berat aku bisa melewati hari ini dengan penuh kebahagiaan." Senang Renjun yang mengundang kerutan di kening Chenle.
"Kebahagiaan? Memangnya ada apa? Kau menang lotre?" Bingung Chenle.
"Maunya sih begitu tapi sayangnya tidak." Sahut Renjun yang dengan cepat mengubah ekspresinya menjadi masam. Namun beberapa detik kemudian senyum cerah kembali terbit di wajahnya yang membuat bulu kudul Chenle pun meremang.
"Oh ya, bagaimana urusanmu dengan si kembar Lee?" Chenle tiba-tiba membawa topik pembicaraan mengenai si kembar Lee, yang seketika melunturkan senyum di wajah Renjun.
"Ck, kau ini merusak suasana saja sih! Pamali tau membicarakan mereka, ganti topik saja. Aku malas kalau membicarakan mereka, mereka suka muncul tiba-tiba kalau sedang dibicarakan." Ketus Renjun yang kemudian menopang dagunya menggunakan tangannya, membuat Chenle memutar matanya jengah.
"Ingat ucapanku waktu itu ya Njun, apapun urusannya sebisa mungkin jangan terlibat lebih jauh. Aku tidak mah sahabatku jadi salah satu korban si kembar Lee." Peringat Chenle yang membuat wajah Renjun semakin tertekuk diikuti dengan dengusan kencangnya.
"Tanpa kau peringati juga aku sudah tau dan malas berurusan lebih jauh dengan mereka." Sahut Renjun yang membuat Chenle menganggukkan kepalanya.
"Baguslah, pokoknya jangan sampai terlibat apalagi sampai menaruh hati." Chenle kembali membuka suaranya yang kali ini membuat Renjun terdiam di tempatnya dengan wajah kosongnya.
Menyadari keterdiaman Renjun, Chenle pun mengerutkan keningnya. Terlebih saat si pemuda Huang tidak bergerak sama sekali dan kedua matanya juga tidak berkedip sedikit pun.
"Renjun?" Panggil Chenle namun Renjun tidak menyahuti panggilannya, membuat si pemuda Zhong memukul pelan tangan si pemuda Huang yang berhasil menarik kembali kesadaran Renjun.
"Hah? Kau bicara sesuatu?" Tanya Renjun sembari mengedipkan kedua matanya.
"Ck, jangan sampai terlibat apalagi menaruh hati pada si kembar. Kebanyakan korban mereka itu karna menaruh hati pada salah satu dari mereka, tapi kebanyakan pada Haechan sih." Chenle mengulangi ucapannya yang membuat Renjun reflek mengangguk-anggukan kepalanya.
"Berarti kebanyakan anak-anak kampus kita korban Haechan kan? Bukan Donghyuck?" Tanya Renjun hati-hati yang membuat Chenle mengerutkan keningnya dan menggeleng ragu.
"Aku tidak tau sih, tapi dari gosip sih begitu. Setauku Donghyuck itu beda dengan Haechan." Ujar Chenle yang seketika membuat kedua mata Renjun sedikit berbinar tanpa sadar.
"Beda? Maksudmu lebih baik dari si brengsek Haechan itu kan?" Tanya Renjun dengan sedikit semangat, membuat Chenle mengerutkan keningnya heran.
"Mana ada! Mereka kembar ya jelas kelakuannya sama bedanya dicara mainnya saja. Haechan terkenal memiliki banyak mantan dan suka mempermainkan pacarnya, sudah banyak yang jadi korbannya salah satunya ya Shin Ryujin. Tapi kalau Donghyuck, menurut gosip yang beredar sih dia tidak suka menjalin hubungan serius dengan wanita atau pun laki-laki. Tapi dia sering one night stand." Jelas Chenle yang membuat bibir Renjun terkatup rapat. Pupus sudah harapannya mengenai salah satu dari si kembar Lee yang waras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Triangle ✓
RomanceRenjun sangat paham dan sangat tahu bahwa dirinya benar-benar berada dalam posisi yang berbahaya dengan terjebak bersama si kembar Lee Donghyuck dan Lee Haechan. Tapi dirinya tidak bisa memikirkan apalagi melakukan apapun untuk bisa keluar dan pergi...
