29 : Thankyou

2.1K 312 28
                                    

Setelah melewati malam yang terasa panjang, Yangyang yang tengah terlelap di atas sofa pun mengerutkan keningnya saat hidungnya mendapati aroma sedap. Dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya, Yangyang pun berusaha bangun dari tidurnya sembari mengusap matanya pelan.

"Sudah bangun?" Suara Jeno tiba-tiba memasuki indra pendengaran Yangyang, membuat yang ditanya pun menolehkan kepalanya dan mengangguk sebagai jawaban.

Ah, Yangyang sedikit terpesona dengan penampilan Jeno saat ini. Sebuah turtle neck berwarna hitam yang terlihat memeluk erat tubuh atletis Jeno, dipadukan dengan celana jeans yang membuat Jeno terlihat sangat tampan saat ini. Namun Yangyang dengan segera menggelengkan kepalanya saat pikirannya mulai berkelana semakin jauh.

Jeno yang semula tengah sibuk menata mangkuk di depannya pun mengerutkan keningnya saat mendapati Yangyang masib duduk di tempatnya sembari menggelengkan kepalanya. Membuat si pemuda Lee pun dengan perlahan menghampiri si pemuda Liu yang sepertinya masih belum menyadari kedatangannya.

"Kenapa?" Tanya Jeno lembut yang saat ini sudah berdiri tepat di depan Yangyang dan menyamakan tinggi tubuhnya dengan Yangyang, membuat Yangyang yang terkejut pun membulatkan kedua matanya dan reflek memundurkan wajahnya.

"H-huh?" Gugup Yangyang.

"Kau kenapa hm? Kepalamu pusing?" Jeno kembali bertanya dengan nada selembut mungkin.

"Aku baik Jeno." Jawab Yangyang dengan senyum manisnya yang membuat jantung Jeno pun perlahan semakin keras bunyinya.

"Yangyang..." panggil Jeno nada lembutnya tapi kedua matanya seakan tengah memohon pada pemuda di hadapannya tersebut.

Tidak menyahuti panggilan Jeno, Yangyang malah mengepalkan tangannya saat matanya mendapati tatapan Jeno yang menurutnya sangat tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"Tidak bisakah kau melihat ke arahku? Sedikit saja?" Jeno tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang selama ini ia pendam, membuat Yangyang yang mendengarnya pun membeku di tempatnya.

Ia benar-benar tidak siap mendengar pertanyaan itu dari mulut Jeno. Rasanya terlalu berat mendengar Jeno menanyakan hal tersebut, terlebih dengan situasi yang terjadi saat ini, Yangyang benar-benar tidak bisa.

"Yangyang..." merasa tidak mendapatkan respon, Jeno pun kembali memanggil nama sang pujaan hati, membuat Yangyang pun mengulas senyum sendunya.

"Jangan menyukaiku Jeno-ya, aku orang yang buruk. Aku tidak pantas menerima rasa cintamu apalagi sampai bersanding denganmu. Sudah sepantasnya orang yang buruk sepertiku berakhir dengan orang buruk juga seperti Donghyuck." Yangyang akhirnya membuka suaranya, ia menatap lekat iris tajam Jeno yang tengah menatap lembut miliknya.

"Kau salah." Jeno menyahuti ucapan Yangyang, membuat si pemuda Liu pun mengerutkan keningnya, terlebih saat tangan kanan Jeno mulai terulur untuk menyentuh pipinya dan mengusapnya dengan penuh kasih sayang.

"Orang yang buruk sudah seharusnya berakhir dengan orang yang baik." Ujar Jeno dengan nada yang sangat lembut, membuat dada Yangyang bergemuruh dan nafasnya terasa sedikit tercekat yang membuat Yangyang akhirnya memilih untuk diam.

"Yangyang..." panggil Jeno lagi, kali ini ia terlihat menangkup wajah cantik si pemuda Liu. Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke arah wajah Yangyang, menatap lekat iris jernih milik Yangyang yang selalu terlihat cantik dan memukau.

"Izinkan aku masuk dan memperbaiki semuanya ya? Aku tidak ingin menjanjikan apapun tapi aku ingin membuktikannya secara langsung." Izin Jeno yang berhasil membuat Yangyang lagi-lagi terpaku di tempatnya.

Devil's Triangle ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang