Kharina pov.Suara burung sudah terdengar riang di pagi hari, menandakan kalau sang fajar telah terbit dan menyinari alam semesta, mataku mulai terbuka ketika sinar mentari pagi memaksaku untuk bangun dengan sinarnya yang menyilaukan mataku, datang dari celah-celah jendela kamar.
Aku turunkan kaki perlahan, namun ketika aku hendak melangkah, aku kembali terduduk ke bibir ranjang, karena aku merasakan sakit di pangkal paha, juga selangkanganku, perlahan ku kumpulkan terlebih dahulu ingatkanku, setelah mengingat semuanya aku sadar kalau semalam aku telah melepas keperawananku untuk Zayn.
Zayn begitu bisa membuatku ketagihan semalam,dia pandai dalam membuat puncak birahi wanita, aku yakin kalau ini bukan kali pertama baginya menggauli seorang wanita, dari caranya mencumbu diriku sangat terlihat jelas.
Ada rada sedih dan bahagia yang menyelimuti hati ini, namun tak bisa ku ungkap untuk sekarang ini, aku lihat di sebelahku tidak ada Zayn, "lalu dimana dia?" gumamku pelan.
Ternyata Zayn tidur di sofa, tetapi kenapa dia tidur di sofa? Apa dia tidak ingin tidur denganku? Apa sedingin itu kah dia padaku? Aku benar-benar tidak mengerti dengan sikapnya, semalam dia begitu mesra memadu kasih dengaku,sekarang dia mulai dingin kembali benar-benar susah di tebak.
Ku selimuti tubuh Zayn yang tengah telanjang tertidur di sofa, lalu ku tinggalkan pergi ke kamar mandi, untuk membasuh tubuh ini sehabis bercinta semalam dengan Zayn.
"Ah, segar rasanya." desahku setelah keluar dari kamar mandi.
Aku melangkah menuju lemari baju, yang ada di dekat sofa yang di tiduri oleh Zayn, ketika aku melewati dirinya, tiba-tiba tanganku serasa ada yang menarik, ku lihat ternyata Zayn yang menarik lenganku, "Zayn lepaskan! Aku mau di baju dulu" ujarku berontak.
Zayn tak menghiraukannya dan malah menarik tubuhku hingga jatuh dia atas perutnya, "Zayn kenapa kau bangun?" tanyaku, "karena wangi tubuhmu begitu menyengat dan menusuk hidungku, itulah yang membuat aku terbangun Sayang!" desah Zayn.
Dada Zayn yang telanjang kini menjadi basah oleh tetesan air dari rambutku yang masih basah, dengan secepat kilat dia membalikan tubuhku menjadi terbaring di atas sofa, Zayn mulai melumat bibirku kembali, dan membuka handuk yang menutupi tubuhku dengan mudahnya.
"Zayn!" ujarku sembari mencoba menghindarinya.
"Sssssttt! Jagan ribut, nikmati saja, desah Zayn ketelingaku
Dan mulailah dia melumat seluruh tubuhku yang masih basah dengan air bekas mandi. Aku hanya pasrah kembali menikmati madu asmara dalam cumbuan Zayn di atas sofa di pagi hari.
♥♥♥♥♥
Author pov.
"Apa?"
Terdengar suara pekikkan kaget dari Mulan yang saat itu tengah teleponan dengan Diana juga Andin.
"Apa kalian tidak bohong?" tanya Mulan sangsi.
"Tentu tidak!" jawab dari ujung telepon.
Dengan emosi yang meluap-luap di benaknya, Mulan menutup teleponnya dengan kasar, dia mendapat kabar yang begitu mengejutkan, kabar yang sama sekali tidak ingin ia dengar dan tidak ingin terlantun di gendang telinganya.
Jauh di dalam batin Mulan mengakui, kalu kini Kharina telah menang jauh berlipat-lipat dari dirinya, dan menjadi Level high class.
"Sungguh aku tak mengira kalau ini sungguh terjadi begitu cepat, belum sempat ku hancurkan pernikahannya, ternyata dia sudah diam-diam menikah tanpa memberi tahu teman-temannya sendiri!"