Zayn membaringkan Kharina di atas tempat tidur dengan perlahan agar tidak menyakitinya. Anak rambut Kharina menghalangi wajahnya, Zayn menyingkapnya dan menyematkan di pinggir telinganya, disana terlihat kecantikan Kharina yang sederhana meski tanpa makeup. Dan itu lah yang dari dulu Zayn suka dari Kharina.
Perlahan tubuhnya duduk di samping Kharina dan membungkukan badannya untuk menggapai bibir mungil Kharina. Kharina menutup matanya menunggu Zayn mendaratkan bibirnya dengan sempurna di bibirnya. Entah ada apa dengan Kharina, tiba-tiba dia menghentikan Zayn yang hendak mengulum bibirnya, Kharina menahan dada Zayn agar tubuhnya tidak merapat pada tubuhnya. Sontak membuat Zayn kaget dengan sikapnya barusan.
"Kenapa?" tanya Zayn aneh sambil menatap mata Kharina
"Venitha!" ucap Kharina sembari berusaha bangkit dari tidurnya. Merubah posisi menjadi terduduk
Zayn menutup matanya saat mendengar nama itu disebut. Seolah gendang telinganya tak mau mendengar nama itu. Zayn mengacak rambutnya frustasi.
"Ku mohon, jangan sebut nama itu depanku!" jelasnya dengan rahang yang mengeras dan suara yang tertahan
"Kenapa? Kenapa aku tidak boleh menyebut namanya? Bukankah kau akan menikahinya? Tentu kau akan menikahnya, karena kau telah mendapatkan keturunan darinya." beber Kharina
"Sayang, ku mohon jangan ungkit itu, itu membuatku hampir gila, pemberitaan yang membuatku stress sayang, itu tidak benar." ujar zayn berusaha meyakinkan
"Zayn, jangan panggil aku sayang sebelum semuanya benar terbukti bahwa kau tidak menghamilinya, dan anak itu, anak itu benar bukan keturunanmu." ucap Kharina dengan mata yang mulai berkaca-kaca
Zayn terdiam sejenak, sedang Kharina bangkit dari duduknya, ia akan pergi keluar dari kamar Zayn dan berniat kembali ke kamarnya karena takut Mulan bangun dan mencarinya.
"Kharina, ku mohon jangan pergi, aku membutuhkanmu sekarang, aku butuh suport darimu untuk membuktikan kalau ini semua tidak benar!" lirih Zayn kembali membuat langkah Kharina terhenti dan membuatnya kembali luluh lantah membalikan tubuhnya menghadap Zayn.
"Izinkan aku tidur di pangkuanmu, untuk malam ini, sudah hampir sebulan aku tidak pernah tidur karena memikirkanmu. Setidaknya, untuk malam ini, aku ingin tidur nyenyak di pangkuanmu!" pinta Zayn memilukan hati Kharina
Lirihnya ucapan Zayn membuat getir hati Kharina. Kharina mengusap air matanya sendiri dan berjalan menuju tempat ridur milik Zayn. Dia duduk di sana dan menepuk pahanya menunggu Zayn tidur di pangkuannya. Hanya tidur sajakan-hatinya
"Kemarilah!" ujarnya. Zayn mendekat, tiba-tiba Kharina menghentikannya.
"Tunggu!"
"Kenapa?" tanya Zayn takut
"Apa kamu membawa pencukur jenggot?" tanya Kharina
Zayn bernafas lega, dia kira Kharina akan menyuruhnya untuk tidak mendekat, rupanya hanya untuk menanyakan pencukur janggut saja. Lekas Zayn bergegas mengambilnya dari sebuah laci lemari yang ada di kamar dan memberikannya kepada Kharina penuh semangat.
Kini Zayn tengah tidur di pangkuan Kharina, sambil mengobrol, Kharina membersihkan jambang Zayn yang tak beraturan. Setiap sentuhannya membuat Zayn nyaman dan tidak ingin berhenti menatap Kharina.
"Sudah! Jangan menatapku seperti itu!" larangnya
Zayn tersenyum kepada Kharina yang menjadi salah tingkah karenannya. Kharina menggulung tisu bekas membersihkan jambang Zayn dan melemparkannya ke tempat sampah yang ada di pojokan kamar.
"Lemparan yang bagus!" puji Zayn saat Kharina sukses melempar sampah itu tepat ke keranjang sampah
"Sudah! Jangan banyak bicara, cepat tidur, ini sudah hampir subuh!" katanya sambil mengelus rambut Zayn