Part 9

7.4K 197 1
                                    

Zayn pov.

Sungguh sejuk hati ini, ketika melihat sesosok gadis yang menyerupai bidadari tertidur di sampingku, terasa tenang jiwa ini saat melihat dia tertidur seperti tidak ada beban.

Mata yang terpejam, dan bibir mungil yang di beri lipgloss berwarna orange muda terbuka sedikit, sangat menarik hati ini untuk mendekat, entah kenapa jika aku dekat bersamanya, bawaanku selalu ingin mencumbunya setiap saat seolah-olah tiada bosannya.

Aku selalu penasaran jika aku tidak mengulum bibir itu sehari saja, maka aku akan gila, tidak akan fokus untuk apapun. Terpaksa aku harus mengulumnya di sebuah parkiran. Ya, aku mengulum bibir Kharina sesaat di sebuah parkiran, tanpa ia ketahui.

Memang benar, gadis ini bisa membuatku seperti orang gila, sampai aku tak kenal waktu dan tempat untuk mencintainya.

"Ah, dia terbangun!" desahku dalam hati.

"Dimana aku?"

Kharina kebingungan ketika aku mengajak kesuatu tempat yang sangat ia dambakan Dari sejak bermumur 9tahun.

"Zayn, ini dimana?" tanya Kharina

"Coba buka matamu secara benar!" jawabku sinis.

"Zayn, kok ...." ucapan Kharina terhenti ketika mendapati tulisan "Dufan" di gerbang masuk.

"Zayn apa aku mimpi?"

"Ayo cepat buka seatbelt mu dan cepat turun!" ajakku dengan nada sok dingin.

Tetapi kali ini aku tidak akan dingin padanya, aku akan membuat dia bahagia menjadi istri seutuhnya untukku. Karena ini hari ulang tahunnya, maka aku tidak akan bersikap dingin padanya.

"Zayn tunggu!" seru Kharina

"Kenapa?" tanya Zayn

"Zayn, sebentar, aku mau pakai lipgloss dulu, tiba-tiba lipglossku memudar warnanya, padahal aku belum makan sesuatu apapun yang bisa menghapus warna bibirku." ujar Kharina panjang sambil mematutkan lipgloss di kaca spion mobilku.

"Mungkin, kamu tadi ngiler, tanpa sengaja kamu mengahapusnya, kan sewaktu tidur kita tidak sadar apa yang terjadi pada gerak kita." bohongku

"Mungkin juga, tapi masa ia aku ngiler?" terdengar suara gumaman Kharina yang pelan olehku.

Dia tidak sadar kalau aku yang menghapus lipglossnya. Sebaiknya aku alihkan saja perhatianya, untuk segera masuk.

"Kamu tunggu disini ya, aku mau beli dulu tiket untuk masuk!" perintahku

"Baik! Eee..Zayn tunggu!" ujar Kharina

"Ya,kenpa?" tanyaku

"Sebentar Zayn, sini biar ku lap sesuatu berwarna orange di sudut bibirmu." ucapan Kharina sontak membuatku kaget, apa dia sadar tidak ya, kalau itu lipgloss dari bibirnya?..

Kalau benar dia sadar, ini memalukan!

⭐⭐⭐

Kharina pov.

Kenapa Zayn lama sekali? Hanya untuk membeli tiket saja? Apa ngantri ya? Sudah hampir 1jam aku menunggu di gerbang Dufan, ih..rasanya aku ingin menyusul.

"Kharina sini!"

Suara di balik tembok gerbang Dufan mengejutkan aku, tetapi siapa itu. "Zayn?" aku kaget sekali, kenapa dia mengumpat?

"Aku tadi di kejar para pensku!" ujar Zayn

"Apa?" kagetku

Bagaimana kami bisa masuk kalau Zayn di kejar terus sama pensnya? Otakku terus berpikir, hingga mengingatkan ku akan sesuatu, untung saja ada kacamata hitam dan topi di tasku.

Bukan istri pajangan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang