Author pov.
Mulan bangun dengan keadaan rambut acak kadul, setelah perang asmara di atas kasur bak istana milik Max. di liriknya jam dinding di kamar Max, rupanya baru jam 2dini hari. Ia bermaksud ingin kembali ke kamarnya setelah ketiduran sehabis bercinta dengan Max lelaki yang baru saja di kenalnya beberapa hari. Dia masih dalam ke adaan naked, tak ada sehelaipun benang yang membalut dirinya, ia menacari bra, celana dalam dan pakaian intinya yang Max lepaskan dan di lempar ke sembarang tempat.
"Sial! Dimana dia lempar celana dalamku tadi?" gerutunya sambil menyingkap selimut yang membalut tubuh Max penuh
"Kalau begini, Kharina bisa bangun dan mencariku, kalau dia tau aku tidur dengan Max, aku bakalan malu berat, ya Tuhan, ayolah beritaukan dimana CD-ku berada?" ucapnya
Diliriknya Max sudah tertidur dengan keadaan bugil terbalut selimut, dan tak sengaja ia melihat celana dalamnya tertindih tubuh Max yang kekar. Dia perlahan merangkak ke tempat tidur mendekat kepada Max untuk berusaha mengambilnya, perlahan ia menarik celana dalam yang tertindih Max, namun, pergerakannya harus terhenti kala tangan Max menagkap tangannya. Mulan terbelalak dan menatap Max, dengan keadaan mata tertutup, Max mencengkram pergelangan tangan Mulan dengan kuatnya. Rupanya dia hanya setengah tertidur.
"Max, lepaskan! Aku harus balik ke kamar, kalau tidak maka Kharina akan mencariku!" ucapnya pelan
"Hmmm, tidak darl, kau tidurlah disini, aku masih mau mendekapmu, cepatlah berbaring lagi!" perintah Max dengan nada parau
"Tidak Max, ku mohon, apa yang telah kita lakukan ini salah! Kita bukan muhrim atau sepasang kekasih, jadi jangan...." Mulan berhenti dengan kalimatnya ketika Max menarik dirinya dan menempatkannya tertidur di samping Max, lantas ia mengangkangi tubuh Mulan, menggeser paha Mulan agar terbuka dengan keduan lutut yang tengah menopang tubuhnya, Mulan membelalakan matanya dengan selebar-lebarnya. "Again?" batinya
"Max! Apa yang akan kau lakukan padaku?" tanyanya berusaha meronta
"Masih sama dengan yang kita lakukan tadi!" jawabnya dengan nafas yang mulai memburu karena nafsunya mulai bangkit ketika ia menyedot puting mungil Mulan dan membuatnya mendesah
"Max, ja... Ahhh..ngannn..ahh..uh..!!" desah Mulan ketika sebelah tangan Max mulai kembali mengintari liang Vaginanya dengan telunjuk tengahnya yang tinggi besar
Max melepaskan mulutnya yang tengah terisi puting Mulan dan... "Sudah, nikmati saja! Jangan bicara tentang Muhrim dan sebagainya denganku, kita nikmati saja bersama-sama!!" desahnya di telinga Mulan menggigit kecil daun telinga Mulan dan mencium leher jenjangnya. Mulan telah merespon kembali cumbuan dari Max tanpa ia sadari. Ia menjambak rambut Max kala lelaki blasteran ini menciumi leher Mulan dan telah kembali menyedot putingnya, mengigit putingnya pelan lalu menarinya seperti karet.
Menurut Max, foreplay ini sudah cukup baginya untuk membangkitkan libido wanita Jakarta ini, menurutnya Mulan sudah klimaks mengingat cairan berupa lendir telah membahasi milinya di bawah sana yang telah di udek-udek Max saat ini. Max melepaskan jarinya dari liang Mulan, dengan segera ia memasukan batang besarnya tanpa ancang-ancang lagi dan menghujamnya dengan kasar tidak lembut seperti tadi lagi. Gerakan maju mundur yang ia lakukan begitu kencang membuat buah dada Mulan tak mau diam, karena terguncang.
"Max, pelan! Ini sakit tau! Awww..." erangnya mengeluh
Mendengar itu Max bukannya mengurangi genjotannya, namun malah menambah ritmenya lebih kencang kembali, hingga membuat Mulan menjerit dalam desahannya.
"Max! K-kau ka..sarrr!!" keluh Mulan kembali
"Sa..yang, bukannya aku ka-sar, ta-pi jika a-ku sudah du-a ka-li main, ma-ka akan susah keluar, dan cara efektif agar cepat ke..luar, ya.. A-ku harus meng-genjotmu, lebih kencang da...ri tadi...ahhhhh, husshhh oohhh nikmat!!" katanya di sela desahan dan senggalan nafasnya