Akhir Hidup Venitha...

4.1K 159 10
                                    

"Bruukk! " suara benda yg terjatuh di lantai, itu sebuah pistol yang di tembakan oleh Max kepada Venitha. Dia tidak sadar bisa nekat seperti itu menyakiti orang yang pernah mengisi hari-hari bersamanya. Seketika terbesit dalam ingatan Max bayangan saat masih bersama Venitha dulu, dimana dia mencintai Venitha sepenuh hati, dimana saat dunia hanya menjadi milik mereka berdua. Namun kenangan itu benar-benar kandas saat ini oleh sebuah peluru.

"Venitha.... " teriak Zayn dan berlari ke arahnya, Kharina mendekat kepada Venitha yang sedang bersimbah darah akibat peluru yang Max tembakan padanya.

Max kalap sama seperti Venitha dia tidak bisa melihat putrinya di sakiti oleh orang lain meski itu ibunya sendiri yang menyakiti.

Kharina mendekat kepada Venitha merangkul dan menyangga kepala Venitha di pahanya. "Venitha kamu harus bertahan, kami akan membawamu ke rumah sakit. "

"tidak Kharina, aku sudah tidak kuat lagi... " nafasnya mulai tersenggal Venitha setengah sekarat dan hampir melepaskan jiwa dari raganya

"kenapa? Zayn, cepat telpon ambulan! " perintahnya panik namun Zayn tak menggubris dia hanya menunduk

"tidak Kharina, kamu orang baik, maafkan aku telah menyakitimu selama ini, Zayn memang bukan jodohku, dia milikmu, ku titip Zharina padamu, anggaplah dia seperti anakmu sendiri, Zha gadis kecil ku, maafkan mimo ya nak... Mimo bukan mimo yang baik untukmu, Tante, Zayn Max, maaf.... " ucapan Venitha berhenti, tak hanya berhenti namun semua mimpi dan harapanya pun telah berhenti, roh dan tubuhnya telah berpisah jiwanya telah meninggalkan raganya seketika Max menjatuhkan tubuhnya kelantai dengan berlutut. Setidaknya ada penyesalan dan kata maaf di akhir hidup Venitha.

Widya, Mulan dan Zayn hanya terdiam, hanya Kharina yang meneteskan air mata atas kepergian Venitha yang tragis. Di pernikhan yang seharusnya terdengar suara ijab kabul, yang terdengar suara tembakan dan peluru yang menembus jantung si pengantin wanita, suasana pernikhan seketika menjadi suasana duka dan haru, dengan darah segar yang bersimbah di acara pernikhan. Zharina si gadis mungil itu hanya menangis akibat ketakutan, dia belum faham dengan apa yang terjadi pada ibunya

"mimo, mimo.... " ucap Zharina dalam tangisnya

Max terdiam seakan merenungi perbuatannya di dalam hatinya dia merasa menyesal telah membunuh ibu dari putrinya.

"Kharina sudahlah, dia sudah tiada, ayo kamu bangun! " ujar Mulan berusaha membangunkan Kharina yang telah menyangga kepala Venitha Kharina menidurkan kepala Venitha di lantai dengan perlahan dan membenarkan posisinya, lantas dia pun berdiri dan di peluk oleh Mulan, "seharusnya kamu tidak mengalami hal seperti ini! Ini tidak baik untuk janin mu! " tukas Mulan kembali

"Max kenapa kamu membunuhnya? " Tanya Mulan, Max tak menjawab dia masih dalam perenunganya, keheningan pun terjadi.

Tiba-tiba suara sirine polisi memecah keheningan mereka, sekelompok anggota kepolisian turun dari dalam mobil berjalan menuju rumah Zayn yang terjadi pembunuhan

"siapa yang menelpon polisi Kharina? " tanya Mulan Kharina hanya menggeleng tidak tahu

"aku, aku yang menelpon polisi! " tiba-tiba suara mengagetkan Mulan, dia berusaha menoleh kearahnya

Dia adalah Siska, teman dari Venitha. "Kalian begitu jahat pada Venitha, kalian menghakiminya seolah kalian orang yang suci, kau Max, dengan keji telah membunuhnya! " ucapnya sambil menunjuk kepada Max.

"aku hanya ingin menyelamat kan putriku dari hal yang tidak di inginkan! " kali ini Max buka mulut

"Max benar! " ujar Mulan

Perdebatan belum selesai tiba-tiba...

"selamat siang! Kami mendapat kabar dari sodari Siska kalau disini telah terjadi pembunuhan dengan tersangka bapak Maxi. " ujar si bapak polisi dengan gaya seriusnya

Bukan istri pajangan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang