Aduh..senengnya guys udah part 10 aje nie...
Ya ... Guys aku mah cuman minta ..
Follow,vote and koment....Hihi maksa uae nya...hahaha...
Biarlah ... Biar deket sama readers..Hihi ngarep uae..nya..si neng bandung teh..!!"
Cihuy mulai yuk...
Kharina pov.
Tiga bulan berlalu.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, meninggalkan bekas cerita kemarin yang terasa seperti hembusan angin, ya pernikahan kami yang singkat itu, kini sudah berumur 3bulan. Namun Zayn masih saja sulit di mengerti dengan kelakuannya, ya, kelakuan Zayn memang seperti angin, kadang baik, kadang jutek, cu'ek, kadang dia romantis !
Sikap romantisnya selalu membuat aku mati gaya, tanpa upaya untuk melawan sang mantan buaya. Aku masih mengingat kado terindah yang ia berikan saat hari ulang tahunku, dia memberiku kalung berbandul inisial namaku dan nama dirinya.
Aku memandangi cermin setiap hari, hanya untuk agar bisa memantulkan bandul itu di cermin. Namun selalu tersirat dalam benakku, rasa sedih mengingat sikap dingin Zayn, sikap itu masih saja mengendap pada dirinya. Sepertinya tak ingin enyah dari jiwa pria berusia 31tahun ini.
"Tolong ambilkan ponselku!"
Suara Zayn yang memerintahku membuat tersentak dari lamunanku.
"Apa?" tanyaku pura-pura tidak mendengar
"Kamu tuli ya?" ucap Zayn menghina
"Kenapa nada bicara mu kasar sekali?" tanyaku kaget
"Sudahlah ambilkan saja ponselnya!" suruhnya memaksa.
Ku ambil ponsel Zayn yang berada di sofa kamar, dan ku berikan padanya yang tengah bersender di kepala ranjang sehabis bangun tidur di pagi hari.
"Bruukk!"
Terdengar suara ponsel yang ku lempar pelan ke atas ranjang, saking kesalnya mendengar ucapannya yang kasar!
"Hey, kenapa kau kasar sekali?"
Zayn bernada tinggi dalam bicara padaku, ketika ku lempar pelan ponsel itu.
"Itu juga yang kau lakukan padaku!" ujarku sinis
Dan pergi keluar dari kamar, ku turuni anak tangga, langkah kakiku menuju dapur untuk sarapan, karena perutku terasa lapar di pagi hari.
Namun, bik Mimin belum juga menyiapkan sarapan di meja, dan sepertinya aku yang harus memasak. Seperti biasa aku memasak nasi goreng seafood kesukaanku.
Nasi gorengpun matang, dan bau wanginya memenuhi ruangan. Sepertinya siap di santap nasi goreng ini , desahku pelan.
Hampir saja aku menyuap nasi yang sudah ku sendok, tiba-tiba wujud tinggi, kekar, ber rambut ikal, seperti artis india muncul di hadapanku duduk di depan kursi yang tengah kududuki.
"Kalau istri yang baik itu, tidak makan sendiri, seharusnya siapkan juga untuk suami!"
Tiba-tiba juga dia berbicara seperti itu, membuat sendokku mengambang di udara saja, aku tidak ngeuh kapan di datang dan duduk di hadapnku, ku letakan kembali sendok yang hampir memasuki mulutku.
Tanpa bersuara, ku ambil satu piring nasi goreng seefood untuknya. Dan kembali makan, hampir saja aku melahap nasi gorengku, laki-laki ini sudah menghentikanku kembali.
"Air minumnya mana?"
Gelas dan teko kaca ada didepannya, anehnya dia itu tidak mau mengambil sendiri, seperti tidak punya tangan saja. Biasanya juga tidak pernah manja seperti ini. Menyebalkan.